“Baru dibuka UTBK, portal pendaftaran eror. Bukti kelemahan pemerintah dalam menyiapkan sistem berbasis daring. Membuat ribuan calon mahasiswa was-was. Takut kehabisan kuota”
Ananda Putri tampak geram usai menatap layar itu. Berkali-kali ia gagal mengakses pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Di layar laptopnya tertulis server is bussy, tanda ribuan pendaftar berduyun-duyun mengakses portal dalam satu waktu. Praktis laman itu tak mampu merespons lekas. Bukti kelemahan sistem besutan Ristekdikti.
Gadis berkacamata itu ingin segera mendaftar tes secara daring. Pertama kali mengakses tanggal 1 Maret pukul 12.00. Kedua kali mencoba, tiga jam setelahnya, tapi tak membuahkan hasil. Tetap gagal. Ia tak ingin kehabisan kuota pendaftaran. Wajar bila ia was-was, bahkan sempat meneteskan air mata. Takut kalau, menurutnya, “Semua orang bisa akses. Kecuali aku.” Nanda tak sendiri. Teman kelasnya juga mengalami serupa. Ternyata apa yang dialami Nanda itu juga dirasakan ribuan pendaftar di seluruh Indonesia.
Ravik Karsidi, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), mengakui hal itu. Kendala server penyebabnya. “Di awal memang seperti kaget, karena seperti diserbu bareng. Tapi sekarang sudah lancar. Silakan masuk,” ujar Ravik seperti dilansir Tirto.id. Menurutnya, kendala itu wajar terjadi karena terdapat 96 ribu pendaftar UTBK. Betapapun ini juga problem klasik yang sering melanda pendaftaran daring. Bukti kekurangsiapan Ristekdikti dalam menangani sistem pendaftaran.
Sejak dibuka pendaftaran UTBK tanggal 1 Maret, sehari setelahnya server masih eror. LTMPT kemudian mengatasi server. Tanggal 4 Maret server bisa dibuka kembali meski masih lemot diakses. Pratama Persadha, Pakar Keamanan Siber, seperti dikutip Tirto.id, mengatakan inilah bukti ketidaksiapan UTBK. Pemerintah dinilai kurang memahami kendala di lapangan. Bila situs dibuka, ribuan pendaftar mengakses secara bersamaan, praktis situs tersebut eror.
Pemerintah tak melakukan uji coba sistem terlebih dahulu. Ia terkesan tergesa-gesa di dalam pelaksanaan UTBK yang baru diterapkan tahun ini. Untuk kedua kalinya pemerintah melakukan kesalahan serupa, sebagimana tes CPNS tahun lalu. Problem server yang eror masih menjadi biang kerok tak terhindarkan.
Mengatasi masalah “turun-temurun” ini Pratama mengajukan solusi. Pertama, LTMPT harus memperbesar kapasitas bandwith dan memperkecil unlimited traffic meter. Dengan begitu seberapa pun pendaftar masuk server tak akan terjadi eror. “Audit digital forensik,” menurutnya, “harus dilakukan terlebih dahulu supaya tahu penyebabnya apa.”
Agung Handoko, calon pendaftar, ingin masuk PGSD UNY. Ia juga harus mengikuti UTBK sebagai prasyarat masuk peguruan tinggi. Setelah tanggal 4, server bisa diakses kembali, ia merasa lega. “Sekarang tinggal mengikuti tes dan hasil nilainya semoga memuaskan. Saya pingin jadi guru SD soalnya. Semoga bisa,” tuturnya.
No Responses