Agenda Dies: Uang Elektronik untuk Kenalkan Budaya Digital

 LAPORAN UTAMA

Dua jenis uang elektronik mewarnai Dies Natalis UNY: E-Money Bank Mandiri sebagai suvenir, dan T-Money Bank BPD sebagai medium pembayaran donasi sosial. Mengenalkan budaya digital dan literasi keuangan.

7.500 tiket konser Dies Natalis UNY langsung ludes kurang dari lima jam. Hal tersebut berlangsung pada saat dibukanya pendaftaran penonton konser Maliq & D’Essential pada Jum’at (12/04) siang.

 

Pendaftaran tersebut hanya dapat diikuti oleh mahasiswa ber-IPK tinggi, sesuai dengan julukannya yaitu “Tiket Konser Pakai IPK”. Minimal 2,75. Walaupun demikian, IPK bukan syarat satu-satunya untuk menghadiri konser tersebut.

 

Para mahasiswa diharuskan untuk top up T-Money dan donasi Rp. 55. Donasi tersebut, akan digunakan untuk kegiatan bakti sosial yang digelar dalam rangkaian dies natalis. Dari persyaratan inilah, tutur Prof. Sutrisna Wibawa, ada hikmah tersendiri. Mahasiswa dalam menyaksikan konser tidak hanya terhibur, tapi juga dapat membantu masyarakat lewat dana bantuannya, sekaligus mengenal budaya digital.

 

” Ini merupakan salah satu penerapan budaya digital di kampus. Dikenalkan lewat T-Money,” imbuh Sutrisna.

 

Uang Elektronik

 

Ada dua jenis uang elektronik mewarnai Dies Natalis UNY: E-Money Bank Mandiri sebagai suvenir, dan T-Money Bank BPD DIY DIY sebagai medium pembayaran donasi sosial.

 

Dua jenis uang elektronik tersebut dipilih karena menjadi mitra sponsor UNY dalam penyelenggaraan Dies Natalis. Selain itu, keduanya merupakan badan usaha milik pemerintah yang perlu didukung untuk kemajuan bangsa.

 

“Bank Mandiri itu BUMN (milik negara), Bank BPD itu BUMD (milik daerah). Kita juga telah lama bermitra dengan bank-bank tersebut; untuk pembayaran UKT, dan lain-lain,” ungkap Sutrisna.

 

Untuk T-Money, penggunaannya diserahkan UNY sebagai kewajiban mahasiswa yang berminat menyaksikan konser dies natalis. Caranya, mahasiswa membuat akun T-Money melalui gawai masing-masing lalu mengisi saldo di toko ritel ataupun ATM.

 

Admin media sosial kampus serta Kantor Humas Promosi dan Protokol (sekarang Bagian Humas dan Kerjasama), juga dapat membantu mengisian saldo tersebut.

 

“Minimal isi saldo 10.000. Banyak mahasiswa bertanya melalui akun UNY Official,” ungkap Arsad Hermawan, salah satu Tenaga Kependidikan yang mengelola akun media sosial UNY.

 

Setelah saldo terisi, maka donasi dapat langsung dilakukan dengan cara memindai barcode konser dies natalis. Barcode tersebut tersedia di website pendaftaran tiket konser, surel, hingga akun media sosial UNY. Walaupun sempat ada kendala dalam pendaftaran dan pembayaran T-Money, Sutrisna menyebut donasi berlangsung tuntas dan mahasiswa dapat menyaksikan konser dengan baik.

 

“Donasi T-Money ada sedikit kendala baik teknis maupun kultur. Sampai di hari terakhir dalam beberapa jam injury time saya sempat bebaskan syarat donasi. Tapi donasi tetap terlaksana dan konser berlangsung baik,” ungkap Sutrisna.

 

Nominal Unik Donasi

 

Dalam proses donasi menggunakan T-Money tersebut, mahasiswa hanya disyaratkan menyumbang 55 rupiah.

 

Angka tersebut disebut Sutrisna sangat kecil. Hal tersebut tak mengherankan karena yang menjadi kehendak UNY dalam proses donasi bukanlah mengumpulkan dana dari mahasiswa layaknya iuran dan pungutan. Tapi lebih kepada menimbulkan rasa memiliki mahasiswa terhadap konser dan kontribusi pada Dies Natalis.

 

” Mengapa Rp 55? Angka 55 diambil sebagai penanda Dies ke- 55 UNY. Harapannya, selain terhibur dengan konser musik, mahasiswa menumbuhkan sikap empati dan simpati untuk berbagi, dan menumbuhkan rasa memiliki UNY,”

 

Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat memperoleh edukasi pembayaran nontunai dan literasi finansial. Dikarenakan dalam proses donasi tersebut, mahasiswa menjadi dipaksa untuk belajar secara langsung bagaimana menggunakan teknologi finansial hingga bertransaksi secara daring.

 

“Mau tidak mau, mahasiswa jadi belajar. Dan memang harus belajar, karena edukasi pembayaran nontunai dan literasi finansial sangat penting di Abad 21,”

 

E-Money untuk Suvenir

 

Lain halnya dengan T-Money, E-Money terbitan Bank Mandiri merupakan edisi khusus yang dibagikan sebagai suvenir. Sutrisna mengungapkan bahwa terdapat 2.100 kartu virtual yang dicetak dalam rangkaian dies natalis.

 

Percetakan tersebut disebut Sutrisna, merupakan tahap perdana dan sepenuhnya disumbang oleh Bank Mandiri.

 

“Jadi Bank Mandiri memberi UNY kartu spesial gambarnya Gedung Rektorat UNY,” ungkap Sutrisna.

 

Terbitan perdana dari kartu tersebut telah dibagikan kepada tamu undangan dan Panitia Dies Natalis. Nantinya, penerbitan kartu ini untuk mendorong Gerakan Pembayaran Non Tunai yang dicanangkan pemerintah sekaligus penerapan budaya pembayaran digital untuk para civitas akademika UNY.

 

Dalam jangka panjang, Sutrisna bahkan mengungkapkan honor pegawai bisa diwujudkan lewat top up e-money, atau setidaknya melalui teknologi finansial perbankan lain seperti transfer rekening. Selama ini, walau gaji telah ditransfer melalui bank, Sutrisna menyebut masih banyak honor yang disalurkan UNY melalui tunai.

“Ini merupakan salah satu penerapan budaya digital di kampus. Sehingga nantinya kalau belanja di kantin tak perlu lagi bingung cari uang receh karena pembayaran bisa memakai e-money. Saya bahkan sedang berencana, untuk honor pegawai nantinya bisa juga diwujudkan lewat (teknologi finansial perbankan) seperti ini,” ungkap Sutrisna.

 

Baik E-Money, maupun T-Money, pada umumnya dapat dilakukan top up dari beberapa jenis bank dengan isi maksimal Rp. 1 juta. Nantinya selain dapat digunakan untuk transaksi di kampus seperti belanja di kantin atau beberapa gerai di Plaza UNY, e-money tersebut juga dapat digunakan sebagai pembayaran Toll, parkir, bus kota, SPBU , dan lain-lain.

 

Dengan demikian sebut Sutrisna, konser dan dies natalis tidak hanya akan menjadi ajang pembagian uang elektronik. Tapi momentum dimulainya pengenalan budaya transaksi digital di UNY.

 

“Budaya digital di kampus dapat muncul dan dirawat dari sini,” pungkas Sutrisna.

No Responses

Comments are closed.