Ajakan Menkominfo untuk Adaptif dan Berubah

 LAPORAN UTAMA

Ajakan Menkominfo untuk Adaptif dan Berubah

*Ilham Dary Athallah

 

Studium GeneralePKKMB UNY kedatangan tamu spesial dalam sosok Menkominfo Rudiantara. Di tengah perkembangan teknologi komunikasi informasi yang begitu cepat, ia mengajak mahasiswa baru segera berubah sejak hari pertama kuliah. Kuasai revolusi industri keempat dalam dunia pendidikan.

 

—–

 

Setengah bercanda dan setengah serius. Itulah yang tercermin dalam paparan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dalam Studium GeneraleUNY yang bertajuk  “Peran Teknologi Informasi dalam Menghasilkan Lulusan Unggul untuk Indonesia”.

 

Disebut bercanda, karena Rudiantara mengutarakan seminar semacam ini biasanya digelar dan diikuti mahasiswa tua — sebuah adagium yang merujuk pada mahasiswa senior dengan semester dua digit. Namun, dalam kesempatan di GOR UNY pada Senin (19/08), mahasiswa baru diajak untuk telah memikirkan dirinya sebagai lulusan unggul. Sebuah diskusi yang tidak bisa ditanggapi dengan guyonan karena tantangan zaman yang makin erat.

 

“Sudah beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan papan atas ini tidak mensyaratkan ijazah dan gelar kesarjanaan untuk kepentingan seleksi karyawan. Kalau bekerja di perusahaan tersebut, sudah tidak diperlukan gelar kesarjanaan. Jadi pertanyaannya, Anda siap tidak untuk adaptif dan berubah?” tegas Rudiantara sembari mengajak para mahasiswa merenung. Dari situ, ia mengajak mahasiswa untuk segera memahami realita. Lalu, bekerja keras dalam beradaptasi dan berubah.

 

Perubahan Begitu Cepat

 

Perubahan teknologi akibat digitalisasi saat ini berlangsung begitu cepat. Oleh karena itu, Menkominfo Rudiantara mengajak akademisi untuk senantiasa bersikap adaptif terhadap perubahan yang terjadi.

 

Menteri Kominfo memaparkan potensi teknologi pengganti peran guru dan dosen. “Artificial intelegenceakan bisa menggantikan peran guru dan dosen. Peran guru peran dosen apa yang bisa digantikan kalau gurunya atau dosennya hanya menuangkan kembali, memberikan dari buku-bukunya, dicatat literaturnya, disampaikan dengan cara monoton kepada murid,” jelasnya.

 

Oleh karena itu, Menteri Rudiantara mendorong agar tidak sekadar mengajar satu arah. Bahkan menyarankan agar lebih menjadi mentor. “Lebih banyak interaktif yang lebih banyak bersifat konselingdan mentoring. Kalau dosennya hanya mengajarkan satu arah dari literatur yang ada, hanya masalah waktu guru/dosen tersebut akan digantikan oleh yang namanya chatbot,” tuturnya.

 

Menteri Kominfo juga mengingatkan bahwa saat ini di seluruh dunia makin borderless. Artinya, tidak mempunyai batas yang jelas. Dalam bidang ketenagakerjaan, akan terjadi arus bebas pertukaran tenaga kerja. Namun demikian, ia menyatakan satu hal yang membuat setiap mahasiswa bisa berkompetisi adalah kepemilikan sertifikasi.

 

Free flowpekerja-pekerja dari Indonesia yang bersertifikat mempunyai hak untuk bekerja di kawasan di negara lain, juga di Indonesia. Jadi, kalau kita tidak tidak mempersiapkan diri kita untuk meningkatkan kemampuan kita, niscaya lapangan pekerjaan di Indonesia itu akan diambil oleh pencari kerja atau pekerja dari negara-negara lain terutama dari negara ASEAN,” tandasnya.

 

Kehadiran Rudiantara Momentum Tepat

 

Pesan sekaligus kehadiran Rudiantara di tengah-tengah mahasiswa baru diapresiasi oleh Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY. Terlebih lagi, perkembangan era digital di era Revolusi Industri 4.0 disebut Sutrisna telah membuat wajah baru dalam masyarakat Indonesia.

 

Perkembangan teknologi informasi juga telah menimbulkan dampak otomatisasi di seluruh bidang, menggabungkan teknologi dan pendekatan baru secara nyata, digital, dan fundamental.

 

“Kita akan dihadapkan kepada tantangan untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik,” ungkap Sutrisna.

 

Oleh karena itu, pesan dari Rudiantara disebut Sutrisna menjadi bekal kuat dalam menyiapkan mahasiswa baru yang matang dengan mengasah soft skillmaupun hard skill, mengembangkan keilmuan dengan penelitian, dan berdedikasi tinggi melalui pengabdian.

 

“Tak lain dan tak bukan, ilmu kita untuk negeri yang satu: Indonesia,” tegas Sutrisna.

 

Kehadiran Rudiantara tersebut merupakan tindak lanjut atas undangan yang disampaikan langsung oleh Sutrisna di Kemkominfo, Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan yang diselenggarakan pada Jum’at (09/08) itu, Sutrisna dijanjikan bahwa Rudiantara akan membawa kejutan bagi para mahasiswa UNY.

 

“Kejutan itu kita saksikan ternyata berupa kesediaan Bapak Menteri menyanyi bersama para mahasiswa. Soldier of Fortune, lagu zaman saya itu,” kenang Sumaryanto selaku Wakil Rektor III dan pengarah rangkaian agenda PKKMB.

No Responses

Comments are closed.