Rektor baru UNY, Sutrisna Wibawa, tak pernah merasa sendiri. Ia terbiasa kerja dengan tim. Tidak heran model kepemimpinan transformasional, partisipatif, kolegial menjadi pilihannya. Ia juga dikenal arsitek pengembangan UNY di belakang layar sejak menjadi pembantu rektor II UNY
Sutrisna siap membawa perubahan. Ia berbekal visi-misi yang terintegrasi Nawa Cita dan Kemristekdikti. Jangka dekatnya mengibarkan UNY di ASEAN. Dan semua perubahan itu, hendak dibawanya sebagai Rektor UNY Periode 2017-2021 setelah dilantik pada Rabu, 22 Maret 2017 di Gedung D Kemristekdikti. Akhir bulan Maret menjadi masa transisi dan seremonial serah terima. April, dapur pacu UNY sudah harus mengepul kencang.
Menjadi rektor, baginya bukanlah perkara mudah. Terlebih menjadi Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Kampus eks-IKIP Yogyakarta yang telah berakreditas A dan reputasinya sudah di kenal di perguruan tinggi se-Indonesia. Prof. Rochmat Wahab sebagai nakhoda UNY sebelumnya telah meninggalkan fondasi sekaligus landasan yang gemilang. Bersama Sutrisna, ia menargetkan memoles pencapaian itu kembali untuk membuatnya relevan dengan tantangan zaman.
Dan tantangan itu, tak main-main. 2025, ia memasang target untuk menjadikan UNY sebagai LPTK berkelas dunia. Namun ia yakin, kepemimpinan memiliki peran penting dalam mewujudkan visi misi UNY itu.
“Perintah itu tidak terkadang dari top down dan terkadang pula bottom up. Saya akan memilih berada dipersimpangan. Selanjutnya, akan saya teruskan ke stakeholder lainnya, sesuai pran dan fungsinya,” jelas Sutrisna kepada Pewara Dinamika.
Itulah Sutrisna Wibawa. Ia memilih menjadi playmaker. Namun di situasi tertentu, suami dari Supadminingsih akan siap menjadi penjaga gawang.
“UNY harus tetap dikawal,” lanjutnya. Dan sebagaimana yang terjadi di UNY, seorang rektor selalu siap menjadi penjaga gawang terbaik.
Sebagai bagian dari Pemerintahan Jokowi-JK, Sutrisna mendasari apa yang akan dilakukan UNY berdasarkan Nawa Cita dan visi misi Kemristekdikti. Sembilan butir Nawacita, dua di antaranya, berkelindan dengan pendidikan. Pertama, peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan. Kedua, melakukan revolusi karakter bangsa. Sutrisna menghayati dua elemen tersebut sebagai landasan filosofis. Agar cakupannya jelas ia tak melepaskan visi Kemristekdikti: terwujudnya
pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan IPTEKS dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
UNY telah memiliki visi ketakwaan, kemandirian, dan kecendikiaan. Visi ini telah relevan dengan Nawa Cita Pemerintah. Soal implementasinya, Sutrisna akan menerjemahkan sebagai berikut. Pertama, ia hendak membawa UNY melalui dorongan religius. Semua agama dan keyakinan warga UNY Sutrisna dukung. Tentu dengan konsisten dan menghormati praktik agama lain.
Selain religiositas, Sutrisna menekankan kemandirian. “Baik dosen, pegawai, maupun mahasiswa, mereka hendaknya mandiri dalam berpikir dan bertindak,” ungkapnya.
Independensi ini merujuk pada profesionalisme dalam bekerja. Sutrisna menerjemahkan kemandirian itu sebagai bentuk inisiatif yang dilakukan dalam ranah individu dan komunal.
Sutrisna mengharapkan warga UNY mempraktikan pribadi yang cendekia. Poin terakhir ini sesuai dengan peran UNY sebagai kampus yang menjunjung tinggi ruh ilmiah dan bertanggungjawab.
Sutrisna mengakui bahwa dalam mewujudkan progamnya ia mengacu pada indikator keberhasilan. “Saya polanya pekerja. Bukan pewacana. Saya tidak ingin mewacanakan sana-sini tapi tidak dilakukan,” tuturnya. Karena itu, Surtisna cenderung langsung merealisasikan target dan tujuan sehingga lekas dikerjakan.
Sutrisna akan memprioritaskan pencapaian UNY pada wilayah regional (ASEAN) selama lima tahun ke depan. Dan, pada akhir masa jabatannya, tahun 2021, UNY akan menjadi universitas pendidikan kelas dunia (masuk 750 dunia dan 250 Asia versi QS), sekaligus berhasil dalam memantapkan jarin- gan internasionalnya. Fokus ini ia tetapkan sebagai jawaban UNY untuk wacana Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Tantangan saya sekarang itu menanggapi wilayah global,” tegasnya. Sejak April 2017, waktu kemudian menjadi saksi bagaimana visinya terlaksana di tataran praktis.
—-
Infografis Grand Design Pengembangan UNY menuju WCU 2017-2021 (di Pewara Mei 2017), ditampilin lagi saja. Bagus dan sesuai kilas balik.
No Responses