Ada kalanya seminar, lokakarya, dan konferensi, bagi sebagian orang jadi momentum untuk pesiar dan bersua kawan lama. Menjadikan tugas luar kota tersebut jadi ajang melepaskan diri dari penatnya rutinitas bekerja, sembari duduk manis di salah sudut aula maupun membolak-balik slide presentasi. Menurut Basikin, yang merupakan Sekretaris Eksekutif Rektor UNY, ia berani menjamin hal tersebut takkan terjadi. Bersua kawan dan penyegaran diri boleh jadi bonus, tapi tugas cendekia UNY yang utama harus tetap membawa manfaat bagi pengembangan pendidikan bangsa.
Kepada Redaktur Pewara Dinamika, ILHAM DARY ATHALLAH, Basikin kemudian berkisah dalam tugasnya mengawal misi UNY dalam mengejar pemeringkatan Scopus lewat rilis proceeding terindeks Scopus. Serta bagaimana potensi dan tantangan dalam helatan konferensi internasional di UNY maupun yang diikuti dosen-dosen UNY di penjuru belahan dunia, dalam kacamatanya sebagai Anggota Tim Asistensi Jurnal Ilmiah dan Tim Asistensi Konferensi Internasional Internasional Terindeks Scopus.
Apa yang mendasari terbentuknya dua tim tersebut?
Pembentukan tim ini terkait erat dengan target capaian yang hendak dicapai melalui program prioritas UNY, yng salah satunya adalah peningkatan pengembangan research dan artikle jurnal terindeks. Target kita jelas, yakni akhir tahun (2017) atau awal tahun depan (2018), kita punya 400 artikel jurnal terindex Scopus agar bisa masuk dalam pemeringkatan QS Stars World University Rankings. Saat ini kita baru bisa masuk dalam pemeringkatan di level Asis.
Walaupun kita sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sampai bulan September 2017 kita baru punya 220 artikel jurnal. Padahal dengan jumlah dosen UNY yang mencapai 890 kita sangat potensial untuk menambah jumlah dokumen jurnal terindeks. Itulah tugas kedua tim itu. Memastikan pemikiran civitas UNY bisa berkontribusi lebih luas dalam bentuk tulisan, sekaligus mendongkrak pemeringkatan UNY. Demi dihasilkannya kebermanfaatan dan sumbangan pemikiran yang lebih luas bagi bangsa. Sehingga dengan dewan dosen yang memiliki penguasaan keilmuan dan pengalaman pengajaran yang variatif, aktif dalam jabatan publik maupun di masyarakat, serta seringkali presentasi dan mengisi seminar, dua tim ini dapat mendorong dewan dosen yang kebanyakan pendapatnya masih dalam budaya verbal atau masih terbatas dalampower point, untuk menulis dalam bentuk artikel jurnal terindeks.
Peran Bapak dalam tim tersebut?
Di dalam kedua tim tersebut saya sebagai anggota. Tim Asistensi Jurnal Ilmiah bertugas mendorong dosen untuk menulis dengan melayani bantuan penulisan jurnal dari draf artikel jurnal milik dosen sampai memastikan artikel itu sampai dimuat di jurnal internasional terindeks.
Sedangkan dalam Tim Asistensi Konferensi Internasional Internasional dengan proceedings terindeks Scopus, terdapat empat orang anggota tim. Empat orang ini diberi amanah karena sudah berpengalaman menyelenggarakan seminar atau mengikuti pelatihan dan workshop dalam penyelenggaraan seminar internasional dengan proceedings terindeks scopus. Kami nanti akan menjadi anggota steering comitee dalam setiap seminar dan konferensi internasional yang ada di unit-unit UNY. Bagaimana mendampingi perencanaan, pendampingan, menghubungkan panitia dengan penerbit dan membantu aplikasi kontrak dengan penerbit, penganggaran, sampai pproses persiapan publikasi, yang meliputi coaching penulisan penulisan artikel sesuai template dari publisher dan proses review internal. Jadi setiap seminar itu jangan sampai belajar dan merintis pelan-pelan dari nol, tapi kita bimbing dan langsung tancap gas.
Bagaimana kemudian proses gelaran konferensi?
Satu tahun sebelumnya, kita harus sudah identifikasi seminar-seminar internasional apa yang akan diselenggarakan oleh setiap unit di UNY di tahun berikutnya. Saat ini misal, kita sudah petakan untuk tahun 2018. Setelah itu kita mengadakan rapat-rapat persiapan. Mulai dari penentuan tema, cari keynote dan plenary speaker, dan mencari penerbit yang dapat kita minta untuk menerbitkan proceedings kita.
Pembicara yang diundang bisa saja dari sosok yang telah kita kenal, sosok yang pernah hadir sebagai pembicara atau peserta di konferensi yang UNY gelar, ataupun dari kampus-kampus luar negeri yang telah menjalin kerjasama dengan UNY. Ataupun, kita bisa cari dari data based internasional yang tersedia secara online berdasarkan jumlah citasi yang dimiliki. Speaker dan scholar yang kita undang sebaiknya yang mempunyai repurtasi internasional, yakni mereka yang artikelnya substantif dan banyak disitasi, atau aktif dan banyak berperan di bidang keilmuan. Kita kemudian akan melakukan asistensi untuk berhubungan dengan para pembicara dan perumusan kontraknya.
Lalu, bagaimana proses mempublikasikan artikel jurnal?
Kita dapat kontrak penerbit. Biayanya bervariasi, dan itu nanti kita beritahukan kepada peserta. Pada umumnya tidak begitu sulit karena animo masyarakat umum maupun civitas UNY untuk mengikutsertakan karyanya dalam jurnal terindeks cukup tinggi.
Untuk kontrak penerbit, kalau di Indonesia yang cukup favorit dan kita sering kerjasama, misalnya adalah Matec Web of Conference, Atlantis Press, American Institute of Physics, IOP Conference Series, dan CRC Press Balkema. Untuk CRC Press Balkema, UNY mempunyai dua kontrak yang sedang berjalan yaitu untuk penerbitan proceeding AsiaTEFL/TEFLIN Conference dan INCOTEPD. Kontrak yang kita lakukan adalah per proceeding, per terbitan volume. Semisal kita membayar 600 USD untuk penerbitan satu proceedings berisi 500 halaman. Nanti kita akan minta peserta konferensi untuk membuat tulisan sekitar 4-6 halaman, supaya bisa 100 paper termuat. Memang kecil secara kuantitas atau jumlah halaman, karena proceeding sendiri pada dasarnya hanya rangkuman poin pemikiran terpenting saja dari suatu hasil penelitian, bukan keseluruhan penelitian. Dalam menulis artikel itu panitia tidak sekedar memberi arahan terkait jumlah halaman atau memberikan juknis semata, tetapi kita juga memberi arahan dalam pembuatan dengan mekanisme Coaching Clinic.
Apa itu Coaching Clinic?
Sederhananya ya pelatihan menulis artikel jurnal. Sifatnya tidak wajib dan bukan sebagai komponen prasyarat untuk penerbitan. Tapi kalau bisa, utamanya civitas UNY yang mengikuti konferensi tersebut, diusahakan ikutlah. Karena dalam pelatihan tentu ada ilmu yang dibagikan, dan sangat bermanfaat untuk memastikan artikel yang kita usulkan tidak sampai ditolak penerbit atau reviewer.
Dalam tataran teknis, Coaching Clinic berperan untuk menyelaraskan tulisan yang sedang dibuat para peserta konferensi dengan format dan template yang dimiliki para publisher dan diakui secara internasional, terutama publisher yang kita target. Masing-masing publisher biasanya punya gaya selingkung atau template, dan syaratnya masing-masing. Misal, ada yang mewajibkan judul maksimal 15 kata. Tidak lucu kan kalau kita mengirim artikel yang judulnya 25 kata, lalu di quick refusal (penolakan langsung), hanya karena kita dianggap penulis yang ceroboh dan tidak bisa membaca pedoman penulisan. Mengikuti template itu sifatnya wajib, karena proses review berawal dari apakah tulisan kita sudah sesuai template.
Selain itu, syarat panjang tulisan 4-6 halaman itu juga harus dipatuhi. Panjang tulisan itukan sekedar cara penyampaian kita saja. Substansi yang sangat padat pada dasarnya bisa disampaikan sesingkat dan sekomprehensif mungkin. Dan kepatuhan kita juga penting untuk membantu para reviewer artikel jurnal internasional, yang kebanyakan cukup terpandang secara akademis dan sangat sibuk. Kalau banyak kesalahan, selain kita juga malu, revisian juga susah kan?
Itulah mengapa sebelum kita kirim ke penerbit, ada internal review. Para guru besar maupun doktor-doktor UNY mengoreksi artikel yang masuk. Lalu, external review. Rekan sejawat keilmuan dari kampus lain, mengoreksi kembali artikel yang masuk. Baru setelah itu reviewer yang sebenarnya. Supaya mereka yang orang-orang besar itu fokus critical review argumen saja. Jangan review salah format penulisan.
Yang terakhir, bagaimana harapan bapak untuk penyelenggaran konferensi internasional selanjutnya yang digelar UNY?
Civitas UNY harus lebih intens terlibat, itu poin pertama dan yang utama.
Dalam setiap konferensi yang kita gelar, ada proporsi artikel yang kita alokasikan seoptimal mungkin untuk civitas UNY. Misal Asia TEFL yang kemarin digelar di UNY, dari 100-200 artikel yang akan kita scopuskan, minimal 80nya diusahakan dari UNY. Tapi harapan itu akan sulit dipenuhi kalau minatnya dari civitas sendiri tidak ada.
Jadi, rajinlah menulis dan UNY siap membantu dengan menyediakan asistensi dari penulisan draft, proses review internal, dan penyaluran artikel ke jurnal bereputasi internasional. Kita mempunyai tim perjemah profesional di P2B LPPMP dan siap menerjemahkan draft artikel Bapak dan Ibu dosen yang masih dalam bahasa Indonesia. UNY juga menyediakan insentif yang lumayan besar bagi artikel Bapak dan Ibu yang berhasil dimuat di jurnal bereputasi internasional dan proceedings terindeks scopus.
Kedua, selalu hati-hati terkait plagiasi. Terkadang kita tidak sadar melakukan autoplagiasi, yakni menuliskan kembali ide kita yang mungkin sudah pernah kita tulis sebagiannya di artikel lain. Jadi kreatifitas dan ketajaman penulisan pemikiran kita benar-benar diuji dalam hal itu.
Profil:
Basikin
S1 Pendidikan Bahasa Inggris UNY, S2 (M.Phil.) dalam bidang Experimental Phonetics dari Leiden University – Belanda, S2 (M.Ed) dan S3 (Ph. D) dalam English Teacher Professional Development dari Monash University – Australia
Research interest: Pengembangan profesi guru, Teacher welbeing, teacher psychology (motivation, self-efficacy, aspiration, and enggagement).
Jabatan: Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (1999 – sekarang) dan Sekretaris Eksekutif UNY (2017-sekarang)
Related Posts
Guru Itu Tugas Mulia, Penyalur dan Investasi Peradaban
Tilik Rancangan Dasar Hukum PTNBH UNY
Ir. Drajat Ruswandono, MT. (Sekretaris Daerah Gunungkidul) Pemkab Gunungkidul Dukung Penuh Kampus UNY!
Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. – Majukan UNY dengan Kecepatan Cahaya
GKR Hemas – Anugerah yang Sangat Layak
No Responses