Bidikan Chiva untuk meraih prestasi tak hanya di bidang sains dan teknologi. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ini juga menyabet pundi-pundi medali di lapangan tembak.
Pagi dan siang hari, bolehlah orang mencari Chiva di laboratorium komputer atau ruang-ruang kelas. Tapi selepas kesibukannya kuliah, ia lebih mudah ditemui di Komplek Akademi Angkatan Udara Adi Sucipto. Tepatnya di Lapangan Tembak Sasana Kridha.
Disanalah Chiva sehari-hari mengasah kemampuannya menembak. Mengayunkan senapan angin (air rifle), yang ia bidik tak hanya target dan objek sasaran. Tapi juga prestasi dalam kejuaraan menembak yang kerap ia ikuti.
Terinspirasi Sang Ayah
Lahir dari keluarga militer penerbang, Chiva memperoleh inspirasi untuk menyelami dunia menembak dari sang ayah. Ong Muraza Billah yang aktif di TNI Angkatan Udara disebutnya kerap berlatih menembak di kantor.
Sekali dua waktu, Chiva pernah ikut sang ayah kala bekerja di Adi Sucipto. Disanalah ia sempat diajak ke lapangan tembak, lalu merasakan atmosfer tersendiri dari olahraga tersebut.
“Berbahaya, sehat, segar, rasanya jadi satu. Kayaknya keren, kagum dengan sosok Papa sendiri dan kagum dengan dunia menembak,” kenang Chiva atas pengalaman masa kecilnya. Sembari meyakini bahwa perasaan serupa masih ada dalam dirinya hingga hari ini setiap berlatih atau berkompetisi di lapangan tembak.
Waktu berlalu hingga Chiva menginjak SMA. Barulah pada saat itu, Chiva diikutkan oleh Ibunya,
Yosephine Marieanna, dalam sebuah klub tembak yang ada di lapngan tersebut. Dengan tujuan, Chiva bisa menyalurkan ketertarikannya dalam dunia menembak sebagai hobi yang bermanfaat.
Kebetulan juga, klub tersebut berisi orang-orang yang hobi menembak. Dengan usia yang variatif, mulai dari junior hingga sekelas purnawirawan.
Namun setelah Chiva masuk, ia baru sadar bahwa mayoritas anggota klub tersebut adalah atlit penembak. Disanalah Chiva yang pada awalnya hanya mengagumi dunia menembak, ikut latihan yang lebih serius lagi di dalam KONI dan Perbakin Wilayah Jogjakarta.
“Klub ini adalah klub orang-orang hobi menembak. Tapi kebetulan banyak yang atlit. Suatu ketika ada orang Perbakin atau KONI melihat latihan, tertarik dan saya disuruh latihan. Akhirnya, terceburlah ikut lomba menembak,” tukas Chiva.
Kejuaraan Pekan Olahraga Daerah Tingkat Provinsi kemudian menjadi ajang pertamanya di dunia menembak. Masih berstatus siswa SMA, Chiva aktif di kelas 10 meter.
Kelas ini dipilih Chiva bersama pelatihnya bukan tanpa alasan. Standar internasional, kelas yang jamak dilombakan adalah 10 meter. Sehingga jika ia menekuni kelas ini, maka prospeknya lumayan baik. Walaupun belum menyabet prestasi karena masih awal berlatih.
“Saya nembak baru banget akhir-akhir SMA. Masih belum ada prestasi Tapi prospek tinggi (dalam karir lomba menembak) sudah digenjot. Dan akhirnya sempat berhenti karena harus ngejar target lulus dan fokus mau kuliah,” ujar Chiva
Masuk Pendidikan Teknik Informatika UNY
Latihan dan perlombaan itu sempat tak berlangsung lama. Ketika menginjak tahun kedua di SMA, Chiva harus fokus belajar. Dikarenakan ia berstatus siswa akselerasi, sehingga pada penghujung kelas dua SMA harus sudah mengikuti ujian nasional.
Setelah semua ujian tuntas, Chiva memprioritaskan untuk mengejar bangku kuliah. Mengikuti ujian tulis Seleksi Mandiri UNY, Chiva mengambil Pendidikan Teknik Informatika di pilihan pertama. Langsung diterima dalam pilihan tersebut.
“Dan ketika diterima masuk Teknik Informatika, saya juga tekuni betul lewat ikut UKM Restek (Rekayasa Teknologi) UNY, dan menulis paper,” ujar Chiva yang juga banyak terlibat dalam kompetisi lomba karya tulis ilmiah serta lomba teknologi atau Internet of Things (IoT) sesuai dengan bidang studinya.
Hal yang paling berkesan bagi Chiva diantara kompetisi IoT yang pernah diikutinya ialah Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Grand Fest 1.0 di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2017 silam. Menyabet gelar finalis.
Sepaket dengan kompetisi tersebut, Chiva juga merintis aplikasi bertajuk GOKU bersama kakak tingkatnya. Aplikasi tersebut berisi resep-resep makanan yang bisa berguna untuk mengolah sisa bahan dapur. Hanya tinggal memasukkan bahan apa saja yang kita miliki, maka aplikasi dapat mengidentifikasi resep masakan apa saja yang bisa dikerjakan oleh sang pemilik resep.
“Misalnya di kolkas punya kentang, kubis, jamur. Kita input di aplikasi, nanti keluar resep oseng-oseng gitu,” ujar Chiva.
Disamping fokus mendalami studi Teknik Informatika, lapangan Adisucipto juga tak bisa lama-lama ditinggal Chiva. Sejak kuliah ia justru makin aktif menembak. Di tahun pertama kuliah, Chiva mengikuti lomba tingkat Provinsi mewakili Kota Jogja.
Perkembangan pesat Chiva di lapangan pada kemudian hari juga membawanya masuk dalam tim provinsi, serta beberapa kali mengikuti kejuaraan di level nasional. Bagi Chiva, amanah itu tetap harus dituntaskannya dengan memberikan yang terbaik. Terlepas dari menembak yang awalnya ia tekuni sebagai hobi.
Beberapa prestasi yang pernah diraih Chiva diantaranya medali emas pada Kejuaraan Daerah Menembak cabang Woman Air Riffle Match 10 m. Baik dalam kategori individu maupun beregu.
Guna membagi waktu di tengah kesibukan tersebut, Chiva punya strategi dalam menentukan skala prioritas. Jika mendekati jadwal lomba menembak, maka waktunya akan lebih banyak dihabiskan untuk berlatih menembak.
Namun jika jadwal kuliah menandakan dekat dengan ujian tengah ataupun akhir semester, maka ia akan banyak belajar dan di kampus. Termasuk menuntaskan praktikum ataupun tugas-tugas yang dimilikinya.
“Yang penting, banyak melihat prestasi dan terus jadi semangat. Mencoba itu gratis dan selalu pikirkan bagaimana memberikan yang terbaik sesuai waktu, tenaga, dan kesempatan yang ada. Kejuaraan itu bonus dari kerja keras,” pungkasnya.
Tempat Tanggal Lahir: Bantul 10 Mei 1999
Latar Belakang Pendidikan: otw dikirim Chiva
No Responses