Dies Natalis Momen Pas Tinjau Rencana Strategis

 LAPORAN UTAMA

“Tak lagi muda belum sepenuhnya sepuh. Itulah UNY yang tahun ini mencapai usia 55. Peringatan atas pencapaian itu hendaknya sekaligus pula untuk mengingat rumusan strategi. Ia bak navigasi akan di kemanakan UNY ke depan”

Setengah abad lebih UNY eksis. Kampus mantan IKIP ini makin jempolan di mata internasional. Meski sudah bersalin rupa menjadi universitas, kampus berlokasi di Karangmalang ini masih lekat akan guru. Padahal UNY telah berekspansi bukan sekadar IKIP. Sekarang beraneka rupa tawaran programnya. Dari vokasi hingga “ilmu murni”—keduanya mengiringi program studi berbasis guru yang masih dominan.

Di balik dapur kesuksesan UNY di mata masyarakat global, terkuak lumbung strategi dan siasat. Ia telah direncanakan jauh hari oleh para pimpinan. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, mengawal ketat rencana jangka panjang itu. Seperti temaktub dalam Renstra 2015-2019, UNY mencanangkan visi menjadi universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif pada tahun 2025. Ketiga poin ini dilandasi nilai ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.

Ejawantah dari visi itu ditegaskan lewat Tridharma Perguruan Tinggi. Lebih jauh, ketiga tugas pokok universitas tersebut kemudian ditunjang program kemahasiswaan, kerja sama, serta tata kelola dan layanan prima. Tentu itu semua ditempuh melalui otonomi kampus yang transparan dan akuntabel.

Sutrisna merespons rencana 2025 itu dengan optimis. “Tahun itu semoga UNY telah mencapai peningkatan daya saing yang kompetitif dan kolaborasi yang kuat. Baik di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional kita bisa meraihnya. Tridharma Perguruan Tinggi juga harus kita kuatkan berdasarkan jati diri lokal dan nasional khas Indonesia,” ucapnya

Parameter ketercapaian, lanjut Sutrisna, dilihat dari partisipasi aktif UNY dalam pemeringkatan Kemenristekdikti, Webometrics, Greenmetrics, QS-AUR,  QS-WUR, dan desain besar pengembangan UNY menuju UKKD 2017-2025.

Rencana yang telah disusun menuju 2025 ini tak berangkat dari kertas kosong. Terdapat tiga tahap Renstra selama ini. Pertama, tahun 2010-2014, sasaran kapasitas, penguatan layanan, dan modernisasi menjadi prioritas. Kedua, tahun 2015-2019, daya saing tingkat ASEAN dan Asia Pasifik menjadi sorotan primer. Ketiga, tahun 2020-2024, daya saing internasional menjadi sasaran tembak.

Renstra, menurut Sutrisna, dipertajam berdasarkan tiga butir. “Yang pertama itu kita harus senantiasa mengembangkan sumber daya manusia sesuai kodratnya dan selaras dengan berbagai kebutuhan,” tuturnya. Profesor Filsafat Jawa itu kemudian melanjutkan agar UNY terus berkomitmen mengembangkan dan melakukan pengabdian pada masyarakat, teknologi, ilmu, seni, dan olahraga. “Sedangkan yang ketiga, dua poin terakhir tadi harus diupayakan untuk Indonesia.”

 

No Responses

Comments are closed.