Dr. (HC) Muhammad Jusuf Kalla (Wakil Presiden Republik Indonesia) – Saya Titip Guru Masa Depan!

 Wawancara Khusus

Profesi guru punya peran penting untuk menyiapkan Indonesia dalam revolusi industri 4.0. Resep Indonesia Maju lewat memajukan profesi guru, menurut Jusuf Kalla, ada di UNY.

 

 

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Jusuf Kalla bercerita secara singkat dalam wawancara doorstop eksklusif setelah Peresmian Gedung Pascasarjana UNY, Sabtu (04/05) pagi. Mengelaborasikan kembali paparan yang dibawakannya dalam seminar nasional DPP IKA, Kalla menekankan pentingnya inovasi pendidikan untuk Indonesia. Termasuk menyiapkan guru-guru masa depan dengan kemampuan abad-21, agar menghadirkan manfaat bagi generasi selanjutnya yang akan memperoleh transfer ilmu dari para lulusan UNY yang menjadi guru.

 

Sepanjang Seminar Dies Natalis, pesan Bapak selalu berpesan tentang peningkatan profesi guru. Ada banyak sekali aspek pendidikan, termasuk misalnya infrastuktur sekolah. Kenapa guru yang harus diutamakan?

UNY menurut saya telah berperan besar dalam kemajuan profesi guru. Tentu harus dapat meningkatkan kontribusinya untuk kemajuan bangsa. Apalagi UNY yang 70 persen lulusannya menjadi guru. Kalau gurunya baik, pendidikan kita tentu akan baik.

Ingat seperti apa yang saya sampaikan pada awal pidato seminar. Inspirasi dari Kaisar Hirohito (Kaisar Jepang). Dia pemimpin besar di zaman itu (Perang Dunia 2). Ketika ia kalah perang, ingin membangun negeri, yang ditanya bukan apakah uang kita cukup. Tapi, apakah guru kita cukup?

Posisi guru bagi bangsa sangat penting. Itulah yang jadikan Jepang sukses. (Jepang menjadi) kutub kemajuan dunia.

 

Bagaimana cara meningkatkan kualitas guru lulusan UNY?

Inovasi merupakan hal yang sangat penting. Meningkatkan kualitas guru, juga terkait dengan kualitas pendidikannya. Sistem dan kurikulum, sarana prasarana, termasuk lingkungan dan budayanya.

Yogyakarta, sama seperti Bandung dan Malang, adalah teladan dunia pendidikan di Indonesia. Lingkungannya baik. Punya budaya gemar belajar. Saya yakin (lingkungan dan budaya) itu menular ke anak-anak yang bersekolah disini. Termasuk anak-anak yang berkuliah di UNY.

Saya kira tidak hanya di UNY. Tapi di semua kampus yang ada di daerah ini. Atau seluruh Indonesia. Harus kembangkan lingkungan dan budaya yang sudah dipunyai sebagai modal awal. Jadikan batu pijakan untuk mewujudkan pendidikan masa depan. Karena bila tidak berbasis masa depan, pendidikan itu menjadi museum. Guru itu menjadi museum.

Padahal, sudah sering saya katakan beda museum dan kampus. Museum itu melihat ke belakang, kampus harus melihat kedepan.

 

Dalam seminar, bapak juga mengungkapkan UNY perlu guru-guru masa depan dengan kemampuan abad-21. Apa saja kemampuan itu?

Apa saja? Ya, apapun saja. Semua skill, kompetensi, dan keterampilan, yang sesuai dengan kebutuhan di masa pendatang.

Bahkan menurut saya yang paling penting bukan sekedar menguasai ilmu yang ada. Bukan menguasai buku pelajaran sekolah. Kurikulum berobah sepanjang waktu. Dan memang diperlukan karena zaman juga berobah. Tapi kemampuan mengajar, menyalurkan ilmu, karakter, berkomunikasi, logika berpikir, critical thinking, keinginan untuk maju dan memahami teknologi, memanfaatkan teknologi untuk keunggulan kita, ini yang takkan berganti.

 

Apa yang perlu dilakukan UNY untuk menyiapkan kemampuan tersebut?

Jangan ajarkan para calon guru sekedar apa yang terjadi hari ini. Perguruan tinggi harus bisa berinovasi. Membayangkan apa yang bisa diajarkan, dan bakal dibutuhkan dalam beberapa tahun mendatang. Itulah kenapa kurikulum selalu diperbarui.

Apabila tidak diajarkan seperti itu, ilmu yang berkembang dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, maka negara akan stagnan. Pendidikan akan stagnan. Dan bangsa juga akan stagnan. Padahal ilmu yang anak-anak pelajari dari guru-guru UNY, baru akan mereka aplikasikan kelak di kala dewasa. Jangan sampai, kita ajarkan sesuatu yang di masa depan tak begitu manfaat.

 

Pesan-pesan Bapak untuk UNY dalam Dies Natalis ke-55 ini?

Saya titiplah, lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi harus mampu menumbuhkan sikap invoatif. Agar para peserta didiknya mampu melahirkan inovasi untuk mengatasi tantangan di masa mendatang. Kampusnya juga harus inovatif, termasuk beri sumbangan pada kurikulum dan proses pendidikan negeri ini.

Apalagi, sejak beberapa tahun lalu, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang diwarnai dengan kehadiran banyak teknologi baru. Katakanlah kecerdasan buatan, internet of things, sampai teknologi robotik. Sangat disruptif, mengubah model bisnis, datang dengan penuh inovasi, tantangan, dan persaingan.

Akibatnya, tantangan-tantangan yang muncul pada masa depan juga lebih besar daripada yang ada sekarang. UNY harus memberikan hasil yang lebih baik. UNY harus memberi sumbangsih dalam melahirkan guru-guru berkualitas pada masa depan. Termasuk, dalam mengembangkan pendidikan inovatif dan menunjang kemampuan diri. Bersama dan bersinergi demi kesuksesan menghadapi persaingan.

Kalau Pendidikan kita baik, maka bangsa ini saya yakin akan baik. Tuntaslah masalah bangsa ini. Oleh karena itu pada UNY, saya titip guru-guru masa depan. Didik yang baek!

No Responses

Comments are closed.