Studi D3 Teknik Elektronika memberi Friscilia keahlian komplit tentang IT. Diolah dengan kelihaiannya berinovasi, ia telurkan riset di berbagai bidang yang mengelaborasikan aspek digital.
Lomba Esai Mahasiswa Nasional di UIN Sunan Kalijaga, yang menjadi ajangnya menyabet gelar juara pertama, tak pernah ia duga. Saat itu, ia masih menata diri di awal masa merantau. Pindah dari Medan ke Yogyakarta tentu hal yang tak ringan.
Mencari inspirasi untuk lancar di perantauan, berselancarlah ia ke dunia maya. Melihat sosial media mahasiswa berprestasi yang menjadi seniornya.
“Saya menganggap para senior Mapres itu role model. Merantau dan sukses. Akhirnya saya follow dan mengikuti apa yang mereka bagikan di media sosial,” kenang Friscilia.
Di salah satu instagram senior tersebut, Friscilia dapati ada akun yang membagikan informasi tentang lomba. Termasuk, lomba LKTI di UIN Sunan Kalijaga tersebut yang hanya menyisakan tenggat waktu beberapa hari. Ditengah kesibukan UTS Semester 1 dan remedial, Friscilia memilih berani. Keluar dari zona nyaman untuk mengikuti lomba.
“Itulah hasil kepo (ingin tahu), justru ikut lomba,” kenang Friscilia yang hingga saat ini bersyukur bisa berkenalan dengan senior yang baik di media sosial. Dari sanalah ia tak hanya belajar tentang kiat sukses merantau. Tapi juga kelihaian berinovasi dan mengikuti kompetisi untuk asah kemampuan.
Merantau
Semua pencapaian itu disebut Friscilia tak akan pernah ia capai kalau tidak merantau. Sejak masih duduk di SMAN 4 Pematang Siantar, putri dari pasangan Freddy Sinaga dan Julista Dameria Simamora ini memang telah mengincar kampus di Yogyakarta. Alasannya karena Jogja memiliki kampus yang bagus, serta nyaman untuk studi.
“Lebih baik secara kualitas dari pendidikan di Sumatera. Jawa memang masih unggul dan jadi tempat perantauan,” kenang Friscilia.
Beragam jalur untuk masuk ke kampus-kampus di Yogyakarta kemudian dicobanya. Mulai dari Kedokteran UGM sampai jurusan yang berbau Biologi ia jajal. Takdir mengantarkannya mengikuti Seleksi Masuk SBM UNY, yang menggunakan nilai SBMPTN, untuk mendaftarkan diri di D3 Teknik Elektronika.
“Sekarang nyaman disini, di Yogyakarta. Masuk Teknik Elektro juga terima masukan dari keluarga yang saya coba jalani,” ujar Friscilia.
Di jurusan inilah ia kemudian belajar banyak hal terkait teknologi digital. Termasuk Internet of Things (IOT) yang kemudian mengantarkan Friscilia membuat karya tulis dan prototype detektor pelanggaran zona laut secara otomatis melalui GPS dan citra satelit. Ditelurkan Karya Tulis Ilmiah Nasional dengan Tema “Inovasi Kemaritiman Guna Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Maritim Terkuat” pada Pekan Nasional Kemaritiman 2018.
“Itu lomba yang juga saya ketahui dari Instagram. Lomba esai maritim, yang saya buat prototypenya bersama dengan Mas Yunus, S1 Pendidikan Mekatronika 2014,” ungkapnya.
Inspirasi Senior
Karena banyak mengikuti akun media sosial para senior yang berprestasi, Friscilia juga menyimpan keinginan untuk turut menjadi mahasiswa berprestasi. Akhirnya, Friscilia mengambil kuda-kuda. Setiap ada tugas dan kuliah, ia memprioritaskan hal tersebut lebih dulu.
“Tapi kalau ada yang senggang, harus lomba. Lomba jadi bonus. Tapi tetap harus cumlaude,” ungkap Friscilia yang mengaku bersemangat atas ajakan terus menerus dari Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY lewat media sosial agar para mahasiswa cepat lulus dan meningkatkan IPK.
Hingga saat ini, Friscilia masih mengikuti berbagai macam lomba. Termasuk menjadi Juara 1 Mahasiswa Berprestasi UNY Tingkat Diploma, dan diberi amanah mewakili kampus ini ke tingkat nasional. Sembari menunggu pengumuman finalis, Friscilia terus mengatur usaha, strategi, serta memanjatkan doa kepada Tuhan.
“Itu yang selalu jadi landasan saya. Ada usaha, ada doa, ada strategi. Jangan cuma ambisi tok,” pungkas Friscilia yakin.
No Responses