Ghea Indrawari – Idola Centil Indonesia

 SOSOK

 

Kala membawakan lagu Karena Cinta dalam Upacara Dies Natalis UNY ke-54 pada  21 Mei 2018 di Auditorium UNY, hati Ghea bergetar bersama seluruh hadirin. Baginya, lagu tersebut menyimpan pesan tersendiri di tengah lembaran baru yang tengah dibuka almamaternya kala bertambah setahun usia. Selaras dengan Joy Tobing yang tak pernah meragukan rasa cinta sang kekasih kala melantunkan lagu tersebut, Ghea tak pernah ragu atas cinta sang almamater.

 

Ketika ia di panggung berdiri di hadapan segenap civitaspun, lantunan merdu nan centil sang finalis Indonesian Idol 2018 tersebut tak hanya hadir dari kekuatan atau kehebatannya. Tapi sekali lagi layaknya termaktub dalam lagu tersebut, semuanya terhadir karena cinta. Cinta yang senantiasa membuatnya berterima kasih, karena telah dipertemukan oleh Tuhan. Karena pertemuan tersebutlah yang menghadirkan dukungan luar bisa selama perjalanannya menuntut ilmu. Sekaligus, dalam perjalanan mengarungi kontes pencarian bakat Indonesian Idol yang melejitkan namanya.

 

“Sebuah kehormatan untuk Ghea, dan Alhamdulillah bisa diberi kesempatan untuk tampil dalam Upacara Dies Natalis UNY. Ghea merasa berkewajiban untuk berkontribusi di almamaternya Ghea. Walaupun Ghea masih cuti, (kehadiran di panggung) bukan hanya karena kewajiban pengabdian sebagai mahasiswa. Tapi juga karena cinta,” ungkapnya yakin.

 

Karakter Suara dan Centil

 

Lantunan merdu nan centil yang dipandang juri maupun Indonesian Idol khas dari Ghea, boleh jadi matang dan terus berkembang kala sang dara menempuh Pendidikan Seni Musik di UNY sejak tahun 2015. Tapi karakternya, telah terpupuk semenjak terlahir pada 10 Maret 1998 di Singkawang. Tinggal bersama orangtua dan adiknya, Ghea disebut oleh Endang Winarni (51), sang ibu, menjadi anak yang manja dan penyayang karena berjarak usia sepuluh tahun dari sang adik. Walaupun manja, Ghea tetaplah anak yang pengertian serta semangat menuntut ilmu.

 

“Ghea termasuk anak yang pintar, tidak sulit mendidik Ghea dan dia selalu rangking 3 atau dua saat SD. Kalau SMP 5 hingga 10 besar, kalau SMA 5 besar,” ungkap Endang.

 

Bakat kecerdasan tersebutlah yang terus diasah keluarga dengan mengikutkan Ghea dalam les. Sejak kelas 1 SD, ia mengikuti les bahasa Inggris dan berenang. Namun di sela-sela les tersebut, bakat Ghea yang sebenarnya bermunculan. Ghea kerap bersenandung dengan teman-temannya sembari bersenang-senang.

 

Termasuk, ketika bermain dengan tetangganya seperti lompat tali, masak-masakan, hingga kejar-kejaran. Walaupun keluarganya bukanlah seniman ataupun musisi, Ghea tetap menikmati musik layaknya anak dan remaja pada umumnya. Melantunkan lagu-lagu hits di masanya seperti Raisa, Isyana, hingga Giselle. Lantunan artis terakhir dengan tajuk Cara Melupakannya, menjadi lagu pertama yang Ghea nyanyikan dalam cover di kanal Youtube pribadinya.

 

Dedi, seorang guru musik di SMA 3 Singkawang tempat Ghea menuntut ilmu, mengendus bakat terpendam tersebut. Kelihaian Ghea dalam tarik suara terendus ketika kelas tersebut melangsungkan tes menyanyi. Kepada Ghea, sang guru berpesan menyarankan Ghea untuk menekuni bakat tersebut.

 

Bersama beberapa teman, ia akhirnya bergabung dalam band yang dibentuk sang guru. Unjuk kebolehan di beberapa event, cafe, hingga acara pernikahan, menjadi panggung Ghea mengasah kemampuan di depan khalayak umum. Kegiatan tersebut sekaligus mengenalkan nama dan bakatnya, juga mengisi dompet Ghea karena dapat menambah kecil-kecilan uang saku hariannya. Bayaran pertama yang diterima Ghea, adalah 100.000 hasil tarik suara dalam sebuah acara pernikahan.

 

“Termasuk untuk melatih percaya diri di panggung. Mulai di situ memang awal karir, walaupun nggak terlalu pengen serius di nyanyi. Ngalir begitu aja,” kenang Ghea.

 

Selain menyanyi di luar sekolah, kegiatan kompetisi formal di bidang kesenian juga digelutinya. Dalam Festival Band Pelajar dan kategori Band dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Kabupaten Singkawang, Ghea menyabet gelar juara pertama dan vokalis terfavorit. Semua kegiatan bermusik tersebut dilakukannnya dengan menyeimbangkan kesibukan di sekolah.

 

Manajemen waktu yang baik menjadi kunci Ghea bisa menjaga pencapaiannya di sekolah hingga mencapai peringkat lima besar kala lulus dari SMA. Nilai yang bagus sekaligus beberapa prestasi yang digapai pada jenjang sebelumnyalah yang juga menghantarkan Ghea ke bangku kuliah. Jurusan komunikasi menjadi pilihan pertamanya dalam SNMPTN. Namun takdir menyatakannya tidak diterima.

 

Tak putus asa, jalur Seleksi Mandiri Prestasi UNY menjadi jujukan Ghea. Mengingat bakat dan prestasi Ghea yang dominan di bidang musik, jurusan Pendidikan Seni Musik kemudian menjadi pilihannya. Itupun baru mendaftar di hari-hari terakhir, setelah berkonsultasi dengan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Walau hanya persiapan apa adanya, pintu kesempatan untuk mengenyam jenjang pendidikan lebih tinggi berhasil direngkuhnya berkat bekal pengalaman di bidang musik selama ini. Tapi bagi Endang, keharusan sang gadis centil kesayangannya untuk merantau jauh dari Singkawang membuatnya sedikit khawatir.

 

“Alhamdulillah memang Ghea tidak tes macam-macam dan percaya bahwa apapun yang jadi jalan Ghea itu keputusan Allah. Yang pasti terbaik dan ada hikmahnya. Tapi karena sekarang Ghea harus merantau dan manage diri sendiri, mama pasti khawatir. Tapi hanya sedikit, tetap ridho melepaskan,” kenang Ghea menekankan bahwa orang tuanya mendukung penuh Ghea menimba ilmu di Yogyakarta karena sesuai dengan passion.

 

Calon Pendidik Musik

 

Passion bermusik tersebut kemudian diasah berpadu dengan kemampuan pedagogik yang menjadi basis seorang pendidik. Bayangan Ghea yang sesederhana kegembiraan kala bermain musik, harus dituntut untuk belajar dari nol layaknya not balok. Semua instrumen hingga olah vokal dalam wujud seriosa dan klasik juga harus dikuasai sebagai basis menjadi pendidik musik nantinya.

 

Karena sebagai pendidik musik, ia tak hanya harus jago melantunkan musik bagi dirinya sendiri. Tapi juga menyampaikan lantunan merdu tersebut kepada khalayak, sekaligus menyampaikan kemampuan tersebut agar mereka yang menyaksikan bisa tercerdaskan dan terinspirasi. Mata kuliah layaknya Micro Teaching, juga menugaskan Ghea untuk mempraktekkan pengajaran ilmunya di bidang musik secara langsung.

 

Kemampuan inilah yang membuatnya tak demam panggung, kala sempat menjajal kontes pencarian bakat The Rising Star di Semester 3. Walaupun belum berhasil menyabet kesempatan untuk tampil di jenjang panggung yang lebih tinggi, ajang tersebut menjadi fondasi Ghea untuk melejit kala mengikuti Indonesian Idol 2018 setahun kemudian. Pertemuannya dengan komunitas dan dosen-dosen UNY yang dipandang Ghea kece juga menjadi semangat tersendiri baginya untuk terus melebarkan sayap.

 

“Termasuk setelah Rising Star itu, saya mulai menyukai BTS dan nonton-nonton drama korea. Bias (artis Korea favorit) saya Jin. Termasuk outfit, riasan, potong rambut pendek berponi, dan penampilan seperti ini ya karena saya suka korea-korea,” ujar Ghea yang semasa SMA berambut sedikit panjang dan terurai.

 

Dalam pementasan di Indonesian Idol 2018, Ghea yang pada awalnya menginjak semester 5 masih menjalani kuliahnya di UNY. Dalam awal babak pelatihan maupun seleksi bertajuk Specta, Ghea memilih tetap menjalani kuliah dan tak mengambil cuti. Karena, ia belum tahu akan sejauh mana melangkah di ajang pencarian bakat tersebut.

 

“Sayang dengan kuliah dan memang belum tau kan sampai berapa besar. Kalau saya memproyeksikan kemarin keluar di 10 besar, kan masih bisa ikut kuliah, hanya ketinggalan sedikit,” ujar Ghea yang menurut Herwin YW, dosen mata kuliah gitar UNY, memiliki IPK selalu diatas 3.

 

Namun berbeda dengan prediksinya, juri sekaligus pemirsa Indonesian Idol mempercayainya untuk melangkah lebih jauh. Ghealways, kelompok pendukung Ghea, tiba-tiba juga muncul dan

menjadi pendukung yang paling militan bagi sang peserta Indonesian Idol. Dukungan dari teman-teman seangkatannya di Pendidikan Seni Musik juga tak kalah heboh.

 

Mereka membuat Vlog yang sempat muncul di panggung Indonesian Idol kala sang dara menginjak babak lima besar. Kala vlog itu ditampilkan, Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa bersama beberapa pimpinan civitas juga hadir di Jakarta untuk menghaturkan semangat secara langsung bagi salah satu civitasnya tersebut. Sang rektor juga tak segan membuat video dukungan yang dipublikasikan di media sosial UNY, untuk memberi selamat pada Ghea dan mempromosikan kepada khalayak untuk turut mendukungnya melalui pesan singkat berbayar.

 

“Atas dukungan bapak rektor dan segenap teman-teman dan civitas, bersyukur banget dan gak menyangka. Ghea berpikir ini bukan sesuatu yang berhubungan dengan akademik dan mewakili kampus. Tapi UNY selalu support tanpa Ghea minta. Dukungan mereka sangat berarti,” ungkapnya.

 

Kini, Ghea Indrawari telah bergabung dalam Star Media Nusantara yang dibesut Ayu Ting Ting. Ia juga tengah mempersiapkan single perdana untuk debut sebagai seorang penyanyi. Agustus menjadi target single tersebut dibesut. Walau masih enggan membeberkan secara rinci single perdananya, Ghea memberi kode bahwa lagu KPOP menjadi inspirasinya.

 

Kepada segenap civitas maupun Ghealways, sang mahasiswi tersebut hanya meminta semua pihak menunggu. Karena rencananya di tahun ajaran 2018/2019, Ghea tak hanya juga akan kembali di kampus. Merintis skripsi dan menuntaskan SKS yang belum diambil, menjadi targetnya untuk diselesaikan dalam waktu-waktu kedepan.

 

“Ditunggu saja ya, hehe. Intinya Ghea selalu yakin dan bersyukur, Ghea senantiasa mengusahakan yang terbaik. Bagi UNY dan bagi semua masyarakat Indonesia,” pungkasnya yakin.

 

 

 

 

Tempat Tanggal Lahir: Singkawang, 10 Maret 1998

 

Latar Belakang Pendididkan:

SD Pertiwi Kota Pontianak

SMPN 3 Kota Singkawang

SMAN 3 Kota Singkawang

S1 Pendidikan Seni Musik UNY (2015-sekarang)

 

Prestasi:

Juara 1 FLS2N Kabupaten Singkawang

Top 5 Indonesian Idol 2018

 

No Responses

Comments are closed.