Wawancara Khusus
Gusti Kanjeng Ratu Hemas
Istri Sri Sultan Hamengkubuwono X, Anggota DPD RI
Anugerah yang Sangat Layak
Penyerahan gelar Doktor Honoris Causa dipandang GKR Hemas sangat layak bagi Sri Sultan. Menjadi penghargaan agar Kraton Yogyakarta terus mengembangkan dan mengeksplor kebudayaan.
Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, GKR Hemas menyampaikan sekilas pandangannya atas momen penghargaan tersebut. Sekaligus menjelaskan harapannya bagi pengembangan budaya ke depan.
Bagaimana pandangan Ibu atas agenda penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa?
Gelar yang diberikan UNY ini merupakan gelar Doktor Honoris Causa ke-7 yang diterima oleh Ngarsa Dalem. Pada intinya, keluarga sendiri merasa bersyukur atas pemberian penghargaan yang diberikan kepada Sultan.
Penghargaan ini paling layak dan menjadi ajakan bagi kami dan seluruh warga Jogja untuk berjuang bersama dalam mengembangkan Pendidikan Karakter dan Budaya. Sebuah penghargaan yang mengakui upaya eksplor kebudayaan yang selama ini telah dilaksanaken Yogya dan menjadikannya sebagai bagian dari proses pendidikan. Dan selama ini, semua keluarga selalu mendukung setiap hal yang Sultan lakukan. Kami di keluarga juga dididik demikian.
Contohnya (Pendidikan Karakter Sultan di dalam keluarga)?
Kalau sebagai istri, beliau selalu menempa saya, menempa kami (anggota keluarga) semua. Kedua, selalu berpesan untuk menjaga bagaimana disiplin, menjaga sikap, dan harus bertoleransi sesama. Itu yang selalu beliau tekankan.
Bagaimana pandangan Ibu atas Pendidikan Karakter?
Sebagai orang Jawa, banyak dari kita tidak sadar bahwa sangat sulit nguri-uribudaya Jawa kita yang adiluhungini. Saya merasa prihatin dengan toleransi di Jogja yang mulai menipis. Oleh karena itu, saya secara pribadi mengajak guru dan wali murid agar tidak hanya mengedepankan prestasi akademik, tapi juga mendidik karakter anak. Karena saya yakin, anak-anak ini akan menjadi saka gurukekuatan bangsa
Pendidikan Karakter, seperti tadi telah dijelaskan beliau (Ngarsa Dalem), juga telah nampak betapa pentingnya bagi bangsa. Yogyakarta sudah punya peraturan daerah. Cara-caranya, kita padukan kearifan lokal dengan perkembangan zaman. Dan kita perlu dukungan
masyarakat untuk mengubah mindsetbahwa Pendidikan Karakter ini adalah tanggung jawab bersama
Cara yang efektif untuk melakukan pendidikan karakter di masa kini?
Tadi beliau sudah menyebutkan, kembali ke kearifan lokal yang dipadukan, salah satunya bisa lewat permainan tradisional. Di masa dahulu, orangtua atau guru mengajar berhitung dengan menyanyikan angka-angkanya. Hidup penuh permainan tradisional di kala itu. Tembangnya mudah, indah, dan membentuk ingatan kolektif subjek didik sehingga mengesankan sampai tua.
Sekarang malah sudah ditinggalkan dengan alasan dianggap tidak efisien. Dikurangi karena dianggap membuang-buang waktu, agar anak bisa ikut les untuk berkompetisi.
Apakah tidak bisa permainan-permainan cerdas tradisional itu dikemas kembali untuk membantu proses pembelajaran karakter? Yang penting, nilai-nilai kebudayaan lokal itu dilestarikan, dikembangkan, dan dilahirkan kembali dalam rupa-rupa baru yang kontekstual-lokal?
Tentu bisa. Sudah banyak relawan yang melakukan trauma-healing, menghibur anak-anak dengan mencoba mengenalkan kembali pada alat-alat permainan tradisional, seperti gobak sodor, jamuran, jèk-jèkan, patil lélé, cublak-cublak suwêng dan sebagainya.
Harapan Ibu dengan Pendidikan Karakter?
Lewat Pendidikan Karakter, lewat dolanananak-anak bisa terlibat interaksi sosial dan emosi sehingga mereka bisa berkembang menjadi generasi yang penuh têpâ-sarirâ. Kalau sudah demikian, Insya Allahnasib bangsa ini ke depannya lebih baik.
Karena aspek sosial, emosional, kemampuan bergotong-royong, dan menahan diri, terpenuhi. Perkembangan kejiwaannya juga jadi mumpuni lewat Pendidikan Karakter.
Related Posts
Guru Itu Tugas Mulia, Penyalur dan Investasi Peradaban
Tilik Rancangan Dasar Hukum PTNBH UNY
Ir. Drajat Ruswandono, MT. (Sekretaris Daerah Gunungkidul) Pemkab Gunungkidul Dukung Penuh Kampus UNY!
Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. – Majukan UNY dengan Kecepatan Cahaya
Rudiantara, M.B.A – Program Studi Harus Berubah!
No Responses