Juni 2017 menjadi tonggak narasi transformasi Kampus Wates dikenalkan. Ia bukan sekadar merombak gedung maupun menyulap lanskap. Tapi secara meileu pendidikan, kampus Wates akan diubah untuk menjawab tantangan zaman yang membutuhkan tenaga kerja berketerampilan praktis.
Vokasi UNY, adalah wujud dari jawaban itu.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sendiri ingin menjadi bagian solutif dari persoalan ketenagakerjaan. Salah satunya dengan menyiapkan terbentuknya sekolah vokasi UNY. Pendidikan Vokasi adalah medium melahirkan tenaga terampil bergelar diploma maupun sarjana terapan yang selepas lulus langsung bisa bekerja. Mereka tidak hanya terampil bekerja, namun juga disiplin dan memiliki ketahanan diri untuk bersaing.
Selama ini UNY telah memiliki 11 program studi bergelar diploma, tersebar di dua fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Kesebelas Prodi inilah menjadi modal awal UNY untuk menyiapkan berdirinya Sekolah Vokasi.
Namun Sekolah Vokasi UNY tidak berhenti pada 11 Prodi yang telah ada. Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., memastikan bahwa akan dibentuk Prodi baru disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal, nasional, regional, bahkan internasional. Keterlibatan universitas yang dipimpinnya dalam pengembangan Yogyakarta, bagi Sutrisna juga sentral dalam kepentingan UNY.
Karena selain berperan aktif menyukseskan program pemerintah provinsi dalam rangka mengentaskan kemiskinan, upaya ini juga dilakukan sebagai langkah membangun Kulonprogo tanpa meninggalkan nilai luhur khas Yogyakarta. Karakter lokal berbasis filsafat Jawa yang direfleksikan dalam kehidupan perkuliahan di UNY, diiringi dengan pemupukan karakter berbasis ketaqwaan dan cendekia, akan membangun Yogyakarta bukan hanya fisik semata.
“Tapi bagaimana pembangunan Yogya bisa jadi hamemayu hayuning bawana, membangun Yogyakarta lahir dan batin, kita harus turut serta memikul tugas ini. Dan tataran lokal, misalnya, pembangunan bandara internasional di Kulonprogo membutuhkan tenaga terampil di bidang sipil. Ya, UNY harus memperbanyak kuota D3 Teknik Sipil, ‘’ jelas Sutrisna Wibawa dalam Diskusi Pendidikan di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Senin (05/06/2017).
Perhotelan, pariwisata, desain interior, dan beberapa prodi lainnya, kemudian menjadi beberapa yang juga ada di benak Rektor UNY, Prof. Sutrisna Wibawa, akan terbentuk ketika Sekolah Vokasi telah berdiri. Termasuk, kompetensi jurnalistik dengan mengundang dosen dari media massa, sekaligus magang dan jika dimungkinkan kerjasama rekrutmen di media massa, ia mengharapkan program studi ini bisa jadi langkah konkret UNY mendekatkan diri pada dunia industri.
“Jadi kita akan perjuangkan. Termasuk surat keterangan pendamping ijazah bahwa siswa kita yang ada di jurusan itu punya keahlian yang dibutuhkan. Pernah magang dan bisa menulis jurnalistik,” tekan Sutrisna.
Potensi prodi baru dalam mengentaskan kemiskinan, juga terletak dari bagaimana vokasi bisa berperan dalam menyukseskan program pemerintah. Program pembukaan lahan satu juta hektar di Papua misal, akan membutuhkan tenaga kerja di bidang pertanian yang cukup masif. Sehingga vokasi UNY kedepan bagi Sutrisna, harus berperan lewat pengembangan prodi yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut. Terlebih lagi dengan status UNY yang memiliki program kerjasama beasiswa juga dengan Papua, memberikan kampus ini keleluasaan dapat secara langsung memberi putra putri daerah keahlian konkret.
“Seperti misal meneguhkan poros maritim dalam menilik program Nawacita-nya Pak Jokowi, ya pertanian. Karena memang kalau kelautan dan perkapalan di Yogya kok ya kurang cocok,” tekan Sutrisna.
Tahun 2017 merupakan awal lahirnya gagasan Sekolah Vokasi. Saat itu pula UNY langsung tancap gas. Pendataan sumber daya (tenaga pengajar), sarana dan prasarana, serta prospek pembukaan Prodi baru menjadi rangkaian aksi yang telah dilakukan. Pun rencana menjadikan Kampus Wates UNY sebagai lokasi Sekolah Vokasi UNY telah digodok beberapa kali. Hasilnya tepat! Sekolah Vokasi membutuhkan lingkungan tersendiri, yang tak bisa digabung dengan lingkungan pendidikan akademik dan profesional yang telah hadir di Kampus Karangmalang.
Dan ke depan, UNY juga harus menempatkan diri untuk mengidentifikasi sekaligus senantiasa berperan aktif dalam mengembangkan keahlian praktis setiap insannya. Karena sebagai kampus yang mengemban nama “Yogyakarta,” ia punya tugas berat laksana bagaimana Yogyakarta dulu merintis Indonesia sebagai ibukota. Pendidik serta pemikir-pemikir bangsa juga dulunya senantiasa hadir dari kota ini.
“Sehingga UNY sebagai salah satu kampus Yogyakarta, harus menjaga marwah itu. Dari Yogyakarta-lah, Indonesia dulu dibangun. Dan kini dengan vokasi, hal itu harus diulang. Anak-anak bangsa terbaik harus terlahir kembali dari sini,” pungkas Putut Wiryawan, Pemimpin Redaksi Harian Bernas, pada acara yang sama.
—-
INFOGRAFIS: Roadmap Vokasi UNY.
No Responses