Tiga prodi baru berbasis teknik murni di Fakultas Teknik resmi menjaring mahasiswa baru pada 2019. Satu prodi lagi, Teknik Sipil, juga telah disahkan dan sedang dalam proses pematangan. Menjadi Inovasi Pendidikan yang dihadirkan UNY untuk Indonesia.
There is nothing new under the sun (Tiada sesuatu yang baru di muka bumi ini). Demikianlah idiom berbahasa Inggris yang sempat dibawakan Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY dalam launching mobil baru Garuda UNY Team (GUT) di halaman rektorat pada Rabu (20/3).
Walau semua hal mungkin telah terjadi dan diciptakan di dunia ini, Sutrisna kemudian menambahkan bahwa tak berarti kita dilarang untuk membuatnya kembali. Termasuk memodifikasi dan mengembangkannya menjadi lebih baik.
Hal inilah yang menjadi landasan dalam melakukan inovasi. Fakultas Teknik lewat Garuda UNY dan karya terbarunya berupa pembukaan program studi baru, secara konsisten telah melakukan inovasi tersebut. Sejalan dengan tema dies natalis UNY tahun ini, yaitu inovasi pendidikan untuk Indonesia.
“Fakultas Teknik dan Garuda UNY, maju terus pantang mundur berjaya di dunia. Jangan pernah lelah dan berhenti berinovasi,” tutur Sutrisna di hadapan tim Fakultas Teknik dan Garuda UNY.
Tanggapi Revolusi Industri
Pada SNMPTN 2019, tiga prodi baru telah bertambah dalam pilihan para peserta yang berminat untuk berkuliah di UNY. Yaitu Teknik Elektro, Teknik Manufaktur, Teknologi Informasi. Tiga prodi baru tersebut seluruhnya berbasis teknik murni.
Satu prodi lagi berbasis Teknik Murni, yakni Teknik Sipil dan Perencanaan, juga telah disahkan dan sedang dalam proses pematangan. Diproyeksikan bisa dibuka dalam Seleksi Mandiri UNY 2019 atau Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di tahun berikutnya.
Dapat ditambahkannya prodi tersebut di laman SNMPTN, disebut Sutrisna sebagai keberhasilan UNY dalam melakukan inovasi pendidikan.
Keberhasilan tersebut juga disebutnya hadir dalam kerangka konsistensi. Artinya, UNY terus berusaha untuk menciptakan inovasi-inovasi baru sesuai dengan bidang dan tantangan yang ada. Yaitu menghadirkan pendidikan dengan materi dan kemampuan abad 21.
“Inovasi tidak bisa hanya sekali. Dan tidak bisa tiba-tiba. Bidang UNY adalah pendidikan, dan tantangannya adalah revolusi industri. Jadi menanggapi revolusi industri, UNY harus ciptakan pendidikan dengan materi dan kemampuan abad 21. Prodi teknik murni ini salah satunya,” ujar Sutrisna.
Upaya menanggapi revolusi industri tersebut, pada mulanya dilaksanakan Fakultas Teknik UNY melalui Program Profesi Insinyur. Perubahan lansekap kerja dan adanya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN, membuat tenaga kerja dengan keahlian teknik makin dibutuhkan. Jika Indonesia tidak mampu menyediakan, maka insinyur dari negara-negara ASEAN lain bisa mengisi posisi yang tersedia di Indonesia.
“Padahal Indonesia paling besar secara sumber daya ekonomi dan kapasitas eknomi. Butuh paling banyak insinyur. Kalau kita tidak didik anak-anak kita sendiri jadi insinyur atau punya keahlian teknik, ya diisi dari negara-negara ASEAN,” sambung Kaprodi Program Profesi Insinyur Muhamad Ali, MT.
Karena reputasi akademik jurusan-jurusan teknik UNY, Ali menyebutkan bahwa kampus ini menjadi salah satu perguruan tinggi yang dipercaya Kemenristekdikti untuk menyelenggarakan program profesi insinyur. Mandat diberikan pada 2016, sebagai kelanjutan dari UU Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
UNY menjadi satu dari 40 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 26 perguruan tinggi negeri dan 14 perguruan tinggi swasta. Dalam perkembangannya, Program Profesi Insinyur UNY jadi yang pertama dimulai di Jogja pada 11 Desember 2017. Karena segala kurikulum dan perangkat pembelajaran telah tuntas disiapkan.
“Rasa syukur dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Program Profesi Insiyur ini resmi dibuka. Hari itu (11 Desember 2017) momen membanggakan karena PPI di kampus Jogja lainnya masih mempersiapkan, kami sudah mulai Rekognisi Pembelajaran Lampau,” ujar Dr. Widarto, Dekan Fakultas Teknik UNY.
Dilanjutkan Prodi Teknik Murni
Dalam semangat serupa untuk menyediakan SDM berkemampuan teknik, pada 2018 UNY mengambil kesempatan untuk mengusulkan prodi teknik murni. Hal ini merupakan terobosan bagi UNY. Karena sejarahnya sebagai IKIP, kampus ini hanya memiliki prodi S1 berbasis Pendidikan Teknik.
“Padahal, sejalan dengan pengamatan kami atas kebutuhan masyarakat dan pasar, ternyata lulusan fakultas ini banyak yang tidak jadi guru. Justru terserap di industri. Dikarenakan secara skill dan bakat, lulusan pedagogik di fakultas ini juga telah menguasai ilmu teknik,” ujar Widarto.
Perbedaan studi teknik murni karena program studi tersebut nantinya tidak memuat materi pedagogik kependidikan. Sehingga program studi ini murni mengajarkan ilmu teknik.
Secara sederhananya, Widarto menggambarkan bahwa peserta didik S1 teknik murni akan memperoleh pengetahuan bagaimana menciptakan sesuatu dengan ilmu teknik. Berbeda dengan program studi kependidikan yang selama ini telah ada di Fakultas Teknik UNY, yang mengajarkan ilmu tersebut lengkap dengan bagaimana kembali mengajarkan ilmu teknik itu ke murid-muridnya di sekolah kejuruan.
“Jadi S1 kependidikan itu belajar teknik untuk ngajari lagi ilmu itu ke orang lain. S1 teknik murni belajar teknik, dapat ilmunya, kamu pakai,” ujar Widarto.
Karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, peminat program studi baru tersebut telah terpenuhi pada SNMPTN. Teknik Elektro misalnya, dipadati 200an pendaftar hanya untuk 12 kursi yang tersedia. Teknik Manufaktur dan Teknologi Informasi, walaupun diminati hanya oleh puluhan pendaftar, namun telah lebih dari cukup untuk mengisi kuota yang tersedia.
“Ke depan dengan kita promosi, program studi ini pasti lebih banyak pendaftar. Karena Prodi Teknik Manufaktur yang paham dan berminat baru anak-anak SMK,” sebut Dr. Eng. Didik Nurhadiyanto, Kaprodi Teknik Manufaktur.
Pertimbangan dalam mengembangkan prodi-prodi tersebut disebut Widarto juga terkait mengoptimalkan sumber daya manusia dan fasilitas laboratorium yang ada. Oleh karenanya prodi teknik murni baru di UNY, pada umumnya mengembangkan dari ilmu yang sudah ada di jurusan-jurusan di Fakultas Teknik UNY dalam prodi yang berbasis Pendidikan.
Selain itu, adanya prodi baru juga membuat peluang mahasiswa lulus dengan gelar double degree. Walaupun masih dalam tahap penjajakan dan wacana, namun adanya prodi teknik murni dan kependidikan di Fakultas Teknik bisa memperoleh gelar ST dan S.Pd. Alasannya, ada SKS yang sama di masing-masing prodi sehingga bisa interchangeable (tidak perlu diambil ulang).
“Sehingga lulusan kami bisa menguasai pendidikan dan teknik murni, dan semakin kompeten di bidang manapun. Jika mereka terjun ke industri, maka mereka benar-benar mumpuni. Dan jika mereka menjadi guru, maka akan menjadi pendidik yang professional,” ungkap Widarto.
Kedepannya, prodi baru akan dipacu untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan jadwal yang disediakan Kemristekdikti. Yaitu sekitar 2020-2021, karena persyaratan dari Ristekdikti adalah setidak-tidaknya dua tahun sejak prodi tersebut berdiri. Akreditasi Baik (B) menjadi targetnya.
Untuk memperoleh poin akreditasi yang tinggi tersebut, hasil penelitian kemudian menjadi kalkulasi penting. Oleh karenanya, Sutrisna mendorong SDM dan pengembangan prodi teknik murni ini makin meluaskan jangkauan riset para civitas Fakultas Teknik UNY. Agar menelurkan lebih banyak karya lagi di artikel jurnal internasional dan berkontribusi untuk menjadikan UNY sebagai universitas berkelas dunia.
“Segera akreditasi dan optimis bisa akreditasi B. Prodi baru akan didorong untuk mewujudkan kampus menjadi WCU lewat penelitian dan menyiapkan alumni terampil di dunia kerja,” pungkas Sutrisna.
No Responses