Enam rektor perguruan tinggi tersohor Yogyakarta, berkumpul di Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga. Sabtu (01/06), mereka mendeklarasikan kebutuhan Rekonsiliasi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Hari Lahir Pancasila.
Tanggapan Presiden Terpilih Joko Widodo atas usulan tersebut sederhana: “Ya (rekonsiliasi) di manapun bisa, bisa dengan naik kuda, bisa. Bisa di Jogja bisa, bisa naik MRT bisa. Kita ini ya.”
REKTOR UNY BERSAMA PARA REKTOR DARI UGM, UPN, UPN, UNU, DAN UII.
Sejarah mencatatkan, Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta Selatan menjadi momentum pertemuan para tokoh pada Sabtu (13/07). Ia menjadi penghujung dinamika kontestasi para aktor pemilu, yang telah paripurna memperjuangkan kepentingan bangsa melalui caranya masing-masing. Didamaikan dengan inisiasi para rektor.
Berikut pernyataan sikap para rektor, kala menyatakan sikapnya di hadapan insan media pada Sabtu (01/06):
- Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Hukum terbesar Tuhan adalah konsensus. Dari semua yang termahal adalah persatuan yang dibangun oleh konsensus. Pancasila merupakan ijma kesepakatan kenegaraan bangsa Indonesia yang mengikat. Maka demi kemaslahatan, tidak boleh membenturkan ijma yang lebih lemah dengan yang kuat. Terkait dengan perselisihan pemilihan umum, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi yang diharapkan bisa bersikap adil.
- Rektor Universitas Gadjah Mada: berkat Pancasila yang kental dengan nilai-nilai inklusifitas, keragaman menjadi berkah dan identitas nasional. Untuk terus menjaga relevansinya, Pancasila perlu direjuvinasi dan reaktualisasi terutama dalam konteks era milenial.
- Rektor Universitas Negeri Yogyakarta: Bangsa Indonesia dibangun dengan pengorbanan yang luar biasa. Di Yogyakarta, misalnya, keraton Yogya langsung menyatakan bergabung setelah ada proklamasi. Rekonsiliasi tokoh-tokoh nasional perlu dilakukan segera. Pancasila bisa merajut semua. Jangan hanya memandang kepentingan sendiri, tetapi hendaknya kepentingan negara.
- Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta: Tidak ada negara yang kuat tanpa nilai pengikat, dan Pancasila adalah nilai pengikat berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia. Karenanya upaya penguatan, pemahaman, dan internalisasi nilai-nilai pancasila harus terus dilakukan.
- Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta: Mari kita urai Pancasila secara serius. Kita harus melaksanakan Pancasila secara serius. Karena sampai hari ini kesungguhan berpancasila masih dipertanyakan. Pancasila bukan hanya dikatakan tapi harus dilakukan secara serius.
- Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta: Pancasila adalah mitsaqan ghalidha, perjanjian yang sangat kuat, bagi bangsa kita. Pancasila menyatukan kita, tapi bukan menjadi satu. Perbedaan yang ada diikat, bukan dilebur. Kebocoran energi hanya akan menghabiskan energi bangsa untuk hal-hal yang tidak perlu. Rekonsiliasi penting untuk mengurangi kebocoran energi bangsa ini. Rekonsiliasi perlu dilakukan pihak elit politik maupun level Grassroots, rakyat biasa. Ini penting agar persatuan bangsa tetap terjaga.
No Responses