Infografis
Prof Lafran Pane
Lahir: Padang Sidempuan, 5 Februari 1922
Putra dari Sutan Pangurabaan Pane (Guru sekolah dan Seniman).
Cucu dari Syekh Badurrahman Pane (Ulama kenamaan di Sumatera Utara)
- Meninggal: 25 Januari 1991
- Diangkat sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 2017
KIPRAH
1937
Merantau ke Batavia demi bersekolah di HIS Muhammadiyah (kala itu setingkat SMP)
Dikenal cerdas walau nakal dan sempat bergabung dengan geng dan harus dituntut di meja hijau.
1940-1942
Bergabung dalam Barisan Pemuda Gerindo dan Indonesia Muda yang dipimpin oleh Muh.Yamin. Aktif menghimpun semangat kemerdekaan Indonesia dalam melawan Belanda.
Berakhir kala Jepang menduduki Indonesia dan Gerindo dibubarkan.
1942
Sempat dituduh memberontak Jepang dan dituntut hukuman mati
Batal karena Lafran pulang dari Jakarta ke kampung halamannya, dilindungi pengaruh nama besar sang ayah dan kakek.
1945
Merantau di Jakarta, bekerja jadi pemimpin umum perusahaan karena kecakapannya bernegosiasi dan berbahasa Jepang
1946
Berkuliah di Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta (kini UII).
Ikut pindah ke Yogyakarta ketika ibukota dipindahkan
5 Februari 1947
Bersama tokoh lain, menggagas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Kala itu masih dalam posisi menjadi mahasiswa tingkat satu.
Dengan tujuan mengikis fanatisme kelompok Islam sekaligus menyokong kemerdekaan Indonesia
April 1948
Pindah ke Akademi Ilmu Politik (kini FISIPOL UGM)
26 Januari 1953
Menjadi angkatan pertama sarjana politik di Indonesia, dengan titel (Drs.)
Diangkat sebagai Direktur Kursus Pendidikan Guru B-1 dan B-2, dan Dosen Universiteit Gadjah Mada
1962
Menjadi doesen di UII dan IAIN Sunan Kalijaga
Mempelopori berdirinya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UGM
21 Mei 1964
FKIP UGM diintegrasikan menjadi IKIP Yogyakarta
Lafran pane sudah aktif sebagai tokoh utama penentang gerakan komunisme
1 Desember 1966
Diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Tata Negara IKIP Yogyakarta
Di IKIP Yogya, menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS)
Sekitar 1974-1978
Dimutasi secara tidak resmi oleh Mendikbud Syarif Thayeb ke UII, karena vokal terhadp pemerintah. Walaupun, hingga akhir karir masih berstatus sebagai dosen IKIP Yogya, dan menerima gaji maupun pensiun dari IKIP Yogya.
KARYA DAN PEMIKIRAN
Berikut ini merupakan judul karya-karya Lafran Pane dengan bentuk artikel bebasnya. Sesuai dengan posisinya sebagai guru besar ilmu tata negara dan latar belakang pendidikan politik, pemikirannya berkisar tentang fondasi bina negara dengan merefleksikan dinamika politik domestik dan yang ada di negara lain.
- Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia
- Wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
- Kedudukan Dekret Presiden
- Kedudukan Presiden
- Kedudukan Luar Biasa Presiden
- Kedudukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
- Tujuan Negara
- Kembali ke Undang-undang Dasar 1945
- Memurnikan Pelaksanaan Undang-undang Dasar 1945
- Memurnikan Pelaksanaan Undang-undang Dasar 1945
- Perubahan Konstitusional
- Menggugat Eksistensi HMI
Sumber: Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane: Jejak Hayat dan Pemikirannya
No Responses