Link Biru dari Pak Jo

 CERPEN

Suara azan berkumandang membuatku terbangun dari tidur lelapku pagi ini. Aku segera ke kamar mandi agar tidak ketinggalan shalat subuh berjama’ah di masjid kompleks tempat tinggalku. Setelah itu, aku segera turun ke bawah untuk berangkat ke masjid bareng ibu dan ayah. Sesampai aku di bawah ternuata ayah dan ibu sudah menunggu di pintu depan. Dengan senyum manis ku berlari kecil menuju ayah dan ibu. Ibu pun mengusah dan mengecup manja kepalaku.

Kami menelusuri kompleks di pagi hari ditemani semilir angin yang sangat segar. Satu per satu para tetangga pun keluar dari pintu rumahnya dengan tujuan yang sama. Kompleks yang awalnya terlihat sunyu hanya suara jangkrik yang terdengar, sekarang dipenuhi dengan ucapan salam dan saling tegur sapa sesama tentangga. Waktu subuh di kompleksku merupakan waktu yang sangat harmonis. Kenapa tidak, setiap subuh adalah waktu semua tetangga bertemu di masjid sebelum mereka kembali memulai kesibukan masing-masing. Pengurus masjid menyediakan kajian islami kurang lebih 10 menit setiap usai shalat subuh. Inilah yang ditunggu-tunggu para jama’ah subuh selain menunaikan ibadah wajib, jama’ah pulang membawa segenggam ilmu. Sepulang shalat subuh, aku langsung kembali ke kamarku yang berada di lantai dua rumahku untuk mempersiapkan perlengkapan belajar pagi ini. Sedangkan Ibu dan ayah segera menyiapkan sarapan di meja makan. Melihat ayah dan ibu yang selalu kompak di pagi hari, membuat ku makin semangat terlebih lagi hari ini adalah jadwal ku belajar Matematika dengan Pak Jo. Nama guruku ini sebenarnya Pak Johan, namun beliau akrabnya dipanggil Pak Jo saja. Pak Jo adalah salah satu guru favorit di sekolah ku. Pak Jo selalu mengajar siswanya dengan antusias dan selalu saja ada hal baru yang beliau suguhkan kepada siswanya.

“Amel…Amel…turun nak, sarapan dulu dengan ayah dan ibu”. Suara ibu mengisi setiap sudut ruangan rumahku, meskipun rumahku memiliki dua lantai tapi itu tak mempengaruhi volume suara ibu untuk selalu memanggilku dari bawah. Aku yang mula-mula di lantai dua langsung menuruni anak tangga. Aroma masakan ibu perlahan menusuk ke rongga hidungku yang membuatku tanpa sadar mempercepat langkah menuju ruang makan. Aku pun langsung memeluk ayah.

“Ayah, Amel sangat menyayangi ayah.” pelukan ku semakin erat.

“Hmmm… ayah juga sayang Amel satu-satunya anak ayah yang cantik jelita,” sambil mengecup keningku. Ibu yang sedari tadi mengamati aku tak mau kalah “ Wah, ternyata Amel cuma sayang ayah, sama Ibu tidak ya?” dengan wajah yang sedikit cemberut ibu seolah-olah merajuk di depan ku. Aku dan ayah pun tertawa sehingga membuat ruang makan kami yang kecil ini dipenuhi canda tawa saat sarapan pagi.

Seperti biasa, setelah sarapan ayah berangkat ke kantor dan akan kembali ke rumah di sore atau malam harinya. Ayah ku bekerja di perusahaan tekstil ternama di kota ku. Tinggallah aku dan Ibu di rumah. Tanpa terasa jam dinding telah menunjukkan pukul 08.30 WIB, itu artinya sebentar lagi pelajaran dengan Pak Jo dimulai.

Semenjak Pandemi sekolah kami meminta seluruh siswa untuk belajar dari rumah atau istilahnya BDR. Dengan bermodalkan aplikasi Zoom Meeting kami tetap bisa bertemu dengan teman-teman dan tetap merasakan pelajaran seperti di kelas. Bedanya sekarang hanya teman dan guru tidak berada di ruangan yang sama atau dengan sebutan kerennya kelas maya.

Kring…kring…

“Amel, ini grup kelas di WA sudah pada heboh untuk memulai pelajaran pagi ini. Tadi ayah juga pesan, gunakan saja Notebook ayah untuk zoom meetingnya,”Ibu mengingatkan. Aku pun dengan senang hati bergegas mengambil Notebook ayah agar pelajaranku hari ini lebih berkesan. Pak Jo telah membuka pelajaran di grup WA, kemudian beliau memberikan link biru untuk absensi dan zoom meeting nya hari ini.

Setelah mengisi absensi yang disediakan Pak Jo, aku segera bergabung di zoom meeting pada notebook ayah. Ibu membantu aku untuk bisa terhubung di zoom meeting tersebut. Satu per satu wajah-wajah tak asing muncul di layar notebook ku, kami pun saling bertegur sapa sembari menunggu formasi kelas kami lengkap.

Tak lama kemudian, Pak Jo mulai memaparkan materi pelajaran hari ini “Mengenal Fungsi Kuadrat”. Kami pun menyaksikan dengan seksama tanpa sedikit pun ketinggalan penjelasan dari Pak Jo. Pak Jo menampilkan sebuah model grafik fungsi kuadrat yang berbentuk parabola dengan penuh warna-warni pada sumbu koordinat kartesius. Per lahan Pak Jo menggeser-geser grafik dan mengotak atik persamaan fungsinya pada kolom fungsi sambil memberi penjelasan yang sangat mudah dimengerti. “Pak, materi hari ini sungguh menyenangkan. Grafik yang bapak tampilkan sangat mempesona hingga aku juga ingin bisa membuatnya,”celetukku.

“Alhamdulillah,,, jika kalian semua mengerti dan menyukai materi kita hari ini. Semoga ke depannya kalian bisa lebih tertarik lagi pada mata pelajaran matematika ya. Nah, bapak akan beri tahu hal menarik pada kalian semua,”seru Pak Jo.

“Apa itu pak??? Kami penasaran,”tukas Adit teman ku sekaligus ketua kelas 8.

“Baiklah, dengarkan baik-baik ya! Sebenarnya grafik yang bapak suguhkan dilayar tadi bukanlah buatan bapak sendiri. Bapak menggunakan sebuah aplikasi digital yang sangat berguna untuk membuat grafik dalam matematika. Apapun persamaan fungsi grafiknya akan bisa diubah oleh aplikasi ini menjadi grafik yang bagus dan sangat menarik. Naman aplikasinya adalah Z-Grapher. Cara penggunaanya pun sangat gampang anak-anakku sekalian. Kalian tinggal mengentrikan persamaan atau rumus dari fungsi yang akan kalian buatkan grafiknya, dengan otomatis aplikasi ini akan memunculkan gambar grafik yang kalian inginkan. Selain itu, grafik yang telah ditampilkan bisa diubah warnanya sesuai keinginan, dan bisa di geser sesuai skala yang diperlukan. Silahkan nanti dicoba ya, untuk mendownload aplikasi Z-Grapher bapak telah mengirimkan link biru nya di grup kelas kita. Gampangkan anak-anak?” tanya Pak Jo setelah menjelaskan panjang lebar mengenai aplikasi tersebut.

“Asyikkk, ternyata materi matematika Bab 3 kita kali ini tidak susah bahkan sangat menarik. Aku jadi semangat mempelajarinya. Terimakasih Pak, Pak Jo hebat!”Ungkap isi hati Sazkia yang sangat kagum.

Tanpa terasa dua jam berlalu tanpa beban sekalipun padahal biasanya kalau belajar matematika di kelas waktu dua jam itu akan terasa sangat panjang dan membosankan. Ini benar-benar hikmah pandemi covid 19 melanda Indonesia. Dibalik musibah ada hikmah yang dititipkan Tuhan. Pak Jo mengakhiri Pelajaran hari ini. Kemudian untuk mengukur sejauh mana pemahaman materi oleh siswa-siswanya, Pak Jo meminta kami untuk mengklik link biru ke tiga yang diberikan di grup WA.

Ternyata setelah aku klik, sekali lagi aku terpukau dengan materi hari ini. Di layar Notebook tampil “WORDWALL”, “Selamat menjawab Quiz”, “Tetap Semangat”, serta gambar animasi yang menari-nari berikut kolom-kolom pilihan soal Quiz yang disediakan Pak Jo. Tampilan ini mengingatkanku pada acara cerdas cermat di salah satu stasiun televisi ketika aku masih SD. Acara yang dipandu oleh Rafi Ahmad dan Yuki Kato dengan peserta siswa-siswi utusan masing-masing sekolah di Pulau Jawa.

Aku mulai mengklik menu pilihan soal yang ada. Setiap aku menjawabnya, selalu muncul notifikasi “Hore,,, kamu benar. Hore… kamu hebat. Atau Yahhh, kamu salah” beserta animasinya. Benar-benar menarik. Hingga akhirnya aku selesai menjawab semua menu soal yang di sediakan dengan skor 85. Pak Jo benar-benar membuat aku takjub hari ini dengan metode beliau mengajarkan materi matematika. Hal ini membuktikan bahwa tak salah aku memfavoritkan beliau diantara guru-guru yang lain. “Pak Jo is the best,” teriak ku bahagia.

“Sudah selesai, Mel? Hari ini Cuma satu mapel aja kan, Mel?”Ibu menghampiri ku.

“Iya bu, sudah selesai. Dan hari ini cuma satu saja belajar di kelas maya nya bu, kan sekarang hari Jum’at,” papar ku pada ibu. “Bagaimana pelajaran hari ini, apakah kamu mengerti?” selidik ibu pada ku. “Mengerti sekali
bu, Pak Jo sangat hebat.”

Mumpung aku hari ini punya banyak waktu luang dan tugas pelajaran ku juga sudah selesai, aku pun memutuskan untuk bantu-bantu ibu membuat kue pesanan pelanggan. “Lumayan bisa nambah keterampilanku kan,hehe” ujar hatiku. Hari pun cepat berlalu. Ayah pun akhirnya tiba di rumah. Tak selang berapa lama, azan magrib berkumandang menghiasi langit senja. Kami shalat magrib berjama’ah di rumah dan melanjutkan dengan membaca Al Qur’an.

“Ayah, Amel lapar nih, udah dulu yuk ngaji nya,” rengek ku pada ayah.

Ayah dan Ibu pun menuruti permintaanku untuk segera makan malam. Seperti biasa kami makan penuh dengan canda dan tawa sebagai penyempurna hidangan yang disediakan ibu. Aku pun berinisiatif menceritakan semua yang diajarkan Pak Jo tadi pagi pada ayah.

“Ayah, hari ini aku sangat tertarik dengan matematika.” Kalimat pembuka ku di ruang makan.

“Oh yaa, baguslah. Matematika sangat berguna di dalam hidup Amel. Kalau ayah boleh tau, apa yang membuat kamu tertarik?” tanya ayah penasaran.

Aku mulai menceritakan semuanya dari awal. Ibu yang sebenarnya sudah tau ceritanya tetap saja dengan antusias mendengarkan ku meski sekali-sekali berceletuk lucu. “Hmmm, jadi ceritanya kamu itu suka matematika gara-gara link biru yang dikirim Pak Jo ?”, sanggah ayah. “Iya yah, pokoknya aku sangat suka belajar dengan Pak Jo. Dengan adanya Link biru itu, Pak Jo semakin keren dalam mengajarkan matematika. Akupun semakin mengerti dengan materinya,” jelasku.

“Syukurlah, semoga kamu akan terus menyukai matematika ya. Dan selalu hormat pada Pak Jo. Sebenarnya aplikasi Zoom meeting dan Z-Grapher yang kamu gunakan itu sudah lama ayah gunakan di perusahaan. Zoom meeting digunakan untuk rapat dengan klien ayah yang berada di luar Indonesia, sedangkan Z-Grapher digunakan karyawan ayah untuk melihat perkembangan grafik keuntungan dan kemajuan perusahaan ayah, Mel. Kamu sangat beruntung, masih di usia dini kamu telah mengenal aplikasi itu melalui guru mu. Tau nggak, ayah mempelajari aplikasi itu saja baru sepuluh tahun yang lalu.” Ayah menceritakan pengalamannya.

“Berarti lebih hebat Amel ya, Yah”, timpal ibu. Melihat ayah dan ibu yang selalu mendukung aku dalam belajar, aku selalu termotivasi untuk mempelajari hal-hal yang baru. Terutama selama BDR guru-guru ku menyuguhkan materi pelajaran dengan hal-hal yang baru sehingga aku sangat tertarik untuk mempelajarinya. Ternyata link biru Pak Jo sangat hebat dan menarik. Terlebih lagi kata ayah, siswa di luar negeri sana sudah lama menggunakan aplikasi-aplikasi belajar seperti itu, sehingga membuat mereka lebih maju dibandingkan dengan kita yang di Indonesia. Semoga saja aku bisa menyaingi mereka, hingga aku bisa go internasional.

Setelah selesai makan malam kami pun bercengkrama sambil menonton siaran televisi di ruang keluarga rumah ku. Momen menyenangkan untuk dinikmati bersama ayah dan ibu sebelum masuk ke kamar menelusuri alam mimpi ku. Dan aku pun tak sabar menunggu hal baru apa lagi yang akan diberikan guru ku dalam mata pelajarannya.

No Responses

Comments are closed.