Bilik kelas tak pernah jadi pembatas bagi UNY untuk mengembangkan kemampuan teknis hadapi revolusi industri 4.0. Bersama BUMN, mahasiswa bisa ikuti program magang bersertifikat.
Tak hanya gerbong kereta yang saling bergandeng di Kantor Pusat PT. KAI Bandung pada Senin (14/02) siang. Tangan Dr. Widarto selaku Dekan Fakultas Teknik UNY juga bergandengan kuat dengan Direktur Sumber Daya Manusia PT. KAI, Ruli Adi, selepas penandatanganan perjanjian kerjasama. Menandakan sinergi antara universitas dengan badan usaha transportasi tersebut untuk sama-sama mengembangkan sumber daya manusia mereka.
Salah satu sinergi yang dicetuskan dalam perjanjian kerjasama tersebut, adalah kesepakatan penyaluran dalam Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB). Forum Human Capital Indonesia BUMN telah menyiapkan 8.000 posisi magang untuk mahasiswa aktif selama tahun 2019. Mereka akan disebar di 142 BUMN.
Mahasiswa UNY diharapkan tak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan cara terlibat sebagai peserta magang. Karena keuntungan program ini bukan untuk kampus sebagai lembaga pendidik atau perusahaan sebagai mitra. Tapi bagi mahasiswa yang bisa mengakumulasi keahlian untuk pengembangan dirinya. Terlebih di era revolusi industri 4.0 yang penuh persaingan ini.
“Revolusi industri 4.0 sendiri mesti dijadikan early warning dalam upaya meningkatkan kualitas SDM. Karena hanya SDM berkualitas lah yang pada akhirnya akan memenangi persaingan di masa depan. Keuntungan program ini nantinya untuk adik-adik sekalian,” tutup Ruli saat mengesahkan perjanjian kerjasama PMMB.
Keuntungan Bagi Mahasiswa
Keuntungan bagi mahasiswa dalam program magang tersebut, kemudian ditambahkan oleh Widarto terletak pada kemampuan mahasiswa belajar langsung dari lapangan. Karena keahlian yang didapat akan sesuai dengan pengembangan pendidikan vokasional berbasis kompetensi apa-apa saja yang dipraktikkan ketika bekerja.
“Sehingga program ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan siap kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan industri,” imbuh Widarto.
Hal tersebut juga yang disebut oleh Ruli dikehendaki PT. KAI beserta BUMN lainnya dalam program Sinergi BUMN untuk Negeri. Sebagai bagian dari alat negara, BUMN terikat dengan amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Magang melalui pemberian sertifikat, pengalaman kerja langsung, dan ilmu serta aplikasi keteknikan di lapangan, diharapkan bisa berkontribusi dalam pengembangan diri para mahasiswa.
Selain itu, Ruli tak menampik bahwa ada take and give bagi BUMN dalam memberikan PMMB. BUMN juga dapat diuntungkan dari program magang seperti ini, karena dapat dijadikan ajang mengidentifikasi tenaga kerja potensial. Misalnya anak-anak cerdas dan cakap di lapangan, nantinya bisa direkrut tanpa memerlukan mekanisme seleksi yang panjang layaknya proses penerimaan pegawai baru pada umumnya.
Walaupun demikian, keuntungan terbesar tetap ada di tangan para mahasiswa yang sedang belajar. Karena bagi perusahaan, mendidik mahasiswa untuk pertama kali di lapangan sama saja mendidik dari dasar. Sehingga menurut Widarto, perusahaan lebih efisien secara tenaga dan biaya untuk merekrut saja pegawai yang sudah ahli di bidangnya untuk membantu pekerjaan alih-alih merekrut mahasiswa magang.
“Mengajari anak magang itu dari nol. Dan tidak mudah, tenaganya. Justru lebih efisien kalau langsung rekrut saja yang sudah jelas kemampuannya. Tapi bagi FHCI BUMN, semangatnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga Ibu Menteri (BUMN, Rini Soemarmo) terus mengarahkan BUMN buka kesempatan obagi mahasiswa,” tukas Agus Komarudin selaku Corporate Secretary PT. KAI.
Ditambahkan oleh Hambara Samal selaku Deputi Infrastuktur Bisnis Kementerian BUMN, program ini sekaligus menjadi langkah nyata link and match kurikulum PTN/PTS dengan kebutuhan industri yang telah lama diinisiasi. Dan diharapkan menjawab gap yang selama ini masih terjadi di lapangan. Sehingga dapat menjadi strategi meningkatkan kualitas lulusan PTN/PTS dengan terjun langsung di industri, untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di lingkungan pendidikan.
“Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang nyata di dunia industri, mendapatkan sertifikat kompetensi, dan atau sertifikat industri, mendapatkan uang saku, serta memiliki kesempatan pertama jika ada program perekrutan di BUMN,” kata Hambra.
Dimulai dari Mahasiswa Teknik
Dalam kesempatan perjanjian kerjasama tersebut, dua latar belakang pendidikan yang diprioritaskan PT. KAI adalah Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Widarto menyebutkan bahwa PT. KAI tidak menspesifikkan kebutuhan mahasiswa magang tersebut dari jenjang pendidikan tertentu. Sehingga mahasiswa D3 Teknik Murni atau S1 Pendidikan Teknik dipersilakan mencoba apabila ingin mendaftar.
“Mereka akan praktik kerja di Unit Pelaksana Teknik Balai Yasa yang ditunjuk PT. KAI selama periode bulan Maret hingga Agustus 2019,” jelas Widarto.
Walaupun demikian, PMMB yang membuka 8000 posisi magang tersebut tak dibatasi hanya untuk mahasiswa teknik saja. Kebetulan disebut oleh Widarto, 8.000 kuota peserta magang tersebut dibagi dalam beberapa angkatan (batch). PT. KAI menjadi salah satu batch yang paling awal, dan pada Maret ini akan menerima mahasiswa dengan jumlah tertentu untuk magang.
“Karena penempatannya Balai Yasa, maka memang skill yang dibutuhkan PT. KAI adalah bidang perawatan sarana perkeretaapian. Masuklah anak teknik mesin dan elektro,” tutur Widarto.
Pendaftaran Magang
Bagi mahasiswa yang berminat, pendaftaran dan informasi dapat diperoleh lewat laman pmmb.fhcibumn.com sejak akhir 2018 lalu. Disebutkan oleh Prof. Margana, UNY juga sudah mengumumkan program magang ini kepada mahasiswa sejak November 2018. Karena walaupun program magang akan dilaksanakan pada tahun 2019, pendaftaran telah dibuka dan UNY telah menjalin kerjasama dengan FHCI BUMN.
“Karena memang seleksinya sudah dibuka, dan UNY secara de facto sudah kerjasama dengan FHCI BUMN. Maka kita umumkan. Informasi lengkap dan pendaftaran silakan langsung ke Website PMMB FHCI BUMN,” ungkap Margana.
Dalam surat edaran yang dipublikasikan, UNY juga telah menyebutkan persyaratan apa saja yang dibutuhkan mahasiswa untuk mendaftar. Diantaranya: 1) Transkrip Hasil Studi dengan IPK minimal 3,00, 2) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), 3) Pakta Integritas yang blangkonya disediakan di FHCI BUMN, 4) Surat Pengantar dari Program Studi yang ditujukan kepada Wakil Rektor I
“Semua surat tersebut diunggah di website sesuai jadwal,” tutur Margana.
Ketika pendaftaran di website FHCI, akan ada pilihan yang tersedia bagi mahasiswa seputar pilihan perusahaan dan pos pekerjaan sesuai dengan bidang studi dan keahlian yang dimilikinya.
Akan tetapi dalam pakta integritas, FHCI mensyaratkan mahasiswa bersedia ditempatkan di BUMN di seluruh Indonesia. Dalam artian, dimanapun pos pekerjaan dan kantor BUMN yang anda pilih tersedia, maka BUMN berhak menempatkan mahasiswa tersebut di tempat tersebut.
“Misalkan Balai Yasa, untuk anak Teknik Mesin tadi, PT. KAI punya unit pelaksana teknis di Yogyakarta (Daerah Operasi 7 Jogja), sampai Balai Yasa di Padang, bisa ditempatkan di mana saja. Harus siap ditempatkan di seluruh Indonesia,” tutur Widarto.
Sejauh ini, UNY belum memiliki data siapa saja mahasiswa yang mendaftar dan diterima dalam program FHCI BUMN. Dikarenakan pendaftaran dan pengumuman dilakukan terpusat oleh masing-masing BUMN. Universitas hanya memfasilitasi proses pendaftaran dengan pengumuman dan penyediaan surat pengantar.
Namun pada umumnya, mahasiswa yang mendaftar tidak bisa menggerombol. Dalam artian akan dipisah unit penempatannya, atau setiap universitas pada umumnya diberi kuota maksimal beberapa orang untuk magang di tempat yang sama.
“Pengalaman kita mengirim ke misal PT. DI (Dirgantara Indonesia), hanya empat orang yang diterima magang di Bandung (kantor pusat PT. DI). Memang dibatasi kuotanya setiap kampus hanya beberapa orang untuk satu kantor atau satu unit tertentu. Harapannya mereka menyebar dan kaya pengalaman,” imbih Siswanto selaku Staf Sekretariat Wakil Rektor 1.
No Responses