Seonggok tiang di salah satu ujung Changi Expo Center Singapura, menjadi saksi bagaimana sang saka merah putih tererek. Pada Maret 2017, gelar juara 3 dalam kategori Urban Concept di Shell-Eco Marathon membuat lagu Indonesia Raya dapat berkumandang dengan khidmat di sana. Garuda UNY Team kemudian mengharu biru dalam prosesnya. Di tengah sebuah capaian yang membuat setiap insan terkesima, karena baru pertama kali mengikuti ajang kompetisi serupa di venue tersebut.
Garuda UNY Team memang sudah sering juara. Gelar prestasi kerap ia sabet di banyak tempat. Entah itu Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) yang kerap diselenggarakan Kemristekdikti, dimana tim ini mampu menyabet gelar juara kedua. Maupun dalam kompetisi ISCC 2017 di Korea, dimana ia menyabet gelar best of the best.
Tapi menjuarai Shell-Eco Marathon, rasanya sungguh berbeda. Karena, ia menerima pesimisme bahkan dari Liaison Officernya (LO) sendiri. Pada waktu itu, setiap tim disediakan LO dari sebuah perusahaan sponsor. Pada waktu itu, sang LO memang menyuarakan kebenaran. Mustafit juga mengulang data yang diungkapkan seorang juri dari Amerika, bahwa hanya 2% tim yang pertama kali ikut dalam perlombaan tersebut bisa mencapai garis akhir. Sehingga jikapun tidak finish maupun kalah, sang LO meminta tim tersebut untuk bersabar karena gelaran tersebut barulah pengalaman pertamanya.
“Nah karena dia tugasnya melayani kita, dia tiba-tiba bilang sambil menatap kita sinis. Sudahlah, nanti kalau kalian tidak finish jangan heran. Sudah lolos saja itu luar biasa. Namanya juga orang pertama kali ikut, pasti ada senang, maupun kesusahan dan kendala,” ungkap Mustafit Septian, mengulang kata-kata sang LO,”
Namun Garuda UNY Team yang sudah lama memupuk optimisme juga kenekatan, berang dan tak terima dengan pernyataan bernada merendahkan tersebut. Sebuah pernyataan yang akhirnya dibalikkan dengan keberhasilan Garuda UNY naik podium juara ketiga. Mengejutkan semua pihak yang berlaga di Singapura, termasuk LO dan anggota timnya sendiri.
“Jadi walau kita bersyukur alhamdulillah, kita sendiri juga terkagum bahwa ternyata kita bisa capai finish ketiga. Disitulah kita sadar bahwa yang penting bukan judgement, tapi bagaimana usaha kita. Karena hasil itu Allah yang menentukan,” ungkap Mustafit Septian, Koordinator Divisi Team Engine Garuda UNY.
Tantangan yang Berliku
Namun, bukan berarti perlombaan yang dilakoni Garuda UNY berlangsung mulus dan begitu mudahnya meraih pundi-pundi gelar jawara. Ada delapan divisi yang bekerja keras kolaboratif dalam Tim Garuda UNY guna memastikan hal tersebut. Untuk tim teknis, divisi administrasi dan divisi public relations memiliki tugas untuk menjalin hubungan dengan birokrasi, sponsorship maupun masyarakat. Sedangkan untuk divisi teknis, tim ini memiliki divisi team engine, sistem kemudi, suspensi dan rem, elektrik, body design, dan driver.
“Semua anggota tim berasal dari lintas jurusan dan fakultas di UNY. Dan semua harus siap di lapangan ketika perlombaan berlangsung. Ketika race, tim teknis semua harus pegang kunci dan inspeksi bagiannya masing-masing,” ujar Mustafit.
Tantangan pelik yang harus dihadapi tim ini, salah satunya terwujud lomba Student Formula Jepang di Shinjuka pada 2016 lalu. Kala itu mobil UNY harus berhenti di lap ke 14 ketika mobil harus menempuh enam putaran lagi dalam kategori endurance. Kategori tersebut menguji ketahanan mobil dalam pertandingan
Waktu itu, satu socket kabel yang mengubungkan aki dengan mesin lainnya lepas karena getaran di jalan. Hal tersebut karena socket yang digunakan untuk menghubungkan elektrik mudah lepas dan berputar. “Sehingga waktu itu sempat lepas dan mati begitu saja tengah jalan. Nyaris tamatlah kita,” ungkap Teguh Arifin, Kapten Garuda UNY.
Tim Teknis Garuda UNY yang berada di paddock pun tidak bisa melakukan apa-apa. Karena dalam pertandingan tersebut ada aturan bahwa tim hanya boleh memperbaiki mobil ketika mobil tersebut masuk ke garasi. Ketika di tengah sirkuit, apapun kondisinya, tim teknis tak bisa menghampiri.
Namun, tim Garuda UNY waktu itu menurut Teguh luar biasa beruntung. Tiba-tiba saja mobil yang starter kabel akinya terlepas tersebut bisa dinyalakan kembali. Dan mulai jalan perlahan hingga akhirnya finish.
“Dan kita berhasil di posisi 187 dari 555 universitas. Mungkin nyambung lagi dan mungkin juga kekuatan doa. Yang pasti itu pengalaman bagi kami untuk selalu inspeksi lebih detil ketika mobil masuk paddock,” ungkap Teguh bangga. Ia mengingat saat itu ia sampai diusir dari ruangan dynamic karena meloncat-loncat saking girangnya.
Ke depan, tidak menutup kemungkinan bahwa mobil-mobil tersebut akan terus dikembangkan. Rektor UNY Prof Sutrisna Wibawa juga menekankan bahwa dalam lomba yang mengejar inovasi tersebut, kreatifitas kemudian harus dikejar secara kontinu.
“Dan UNY selalu siap optimal dan kerja keras. Kita tawarkan kebaruan, kecepatan, efisiensi energi, dengan tetap menyelipkan kearifan lokal dan kerendahan hati kita,” pungkas Sutrisna.
—————
INFOGRAFIS, Mobil-Mobil UNY
Dibalik kilauan sepak terjang sang Garuda, ada rangkaian dapur pacu mesin yang memacunya ke garis finish. Berikut, jenis-jenis Mobil yang membawa Garuda UNY Team menjadi juara :
- Mobil Hybrid
Mobil ini pernah dipuji Presiden Jokowi ketika beliau menyambangi UNY dalam gelaran Forum Rektor Indonesia (FRI) 2016 . Sesuai tajuk hybrid yang dibawanya, mobil ini bisa digerakkan oleh bensin dan listrik secara bersamaan. Secara rincinya, mobil Hybrid ini menggunakan engine 120 cc, sistem penggerak CVT, dan memiliki 4 penggerak. Pada mobil seri tahun 2016, mobil tersebut memiliki panjang total 2,80 m , tinggi total 1,40 m, lebar total, 1,40 m, dan wheel base berukuran 1,4 m
Jarak Tempuh: 45 km per liter
- Mobil Eco
GARUDA Eco Team menjadi tipe mobil Garuda UNY yang kedua. Mobil inilah yang digunakan untuk berlaga di Shell Eco Maraton, dan berchasis aluminium 105 kg. Ringan dan kokohnya mobil ini membuatnya cocok sebagai Green Car untuk mencegah global warming.
Jarak Tempuh: 220 km per Liter
- Mobil Formula
MOBIL tipe ketiga yang dimiliki Garuda UNY, tidak lain adalah mobil formula. Biasa diturunkan dalam Student Formula Japan (SJF) di Shizouka, Jepang, mobil ini harus bersaing dengan mahasiswa yang tidak terbatas umur dan strata studi dan mengadu kecepatan sebagai ukurannya.
Itulah mengapa Mobil Formula UNY ini berkekuatan 46 Tenaga Kuda. Memiliki mesin 600cc, mobil tersebut memiliki berat keseluruhan 220 kilogram, dengan frame jenis turbular steel space frame, dan diperkuat dengan single cylinder engine 600 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 46 horse power pada 7000 rpm dengan torsi sebesar 42 Nm pada 5200 rpm.
Kekuatan Mesin: 46 Tenaga Kuda
No Responses