Membuka Ruang Enkulturasi dan Akulturasi Akademik

 LAPORAN UTAMA

Membuka Ruang Enkulturasi dan Akulturasi Akademik Iklim akademik adalah nyawa kampus. Di bawah naungan Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO, sang “juru taktik” baru, UNY bakal menguatkan iklim akademik lewat enkulturasi dan akulturasi menyongsong target titel World Class University pada 2025.

Satu warsa lalu, tepatnya pada 2020, UNY menelurkan grand desain menuju universitas
berkelas dunia. Rencana strategis selama lima tahun disusun, mengangkat lima tema berderet sebagai kompas acuan menuju citacita itu.

Secara bertahap, Penguatan dan Pemanfaatan Sumber Daya menjadi tema pada 2020, dilanjutkan Enkulturasi dan Akulturasi Akademik pada 2021, Peningkatan Kreativitas dan Inovasi pada 2022, dengan harapan Memiliki Output dan Jaringan yang Unggul pada
2023, lalu mendapatkan Pengakuan Internasional pada 2024, hingga Membuka Ruang Enkulturasi dan Akulturasi Akademik “Kami ajak keluarga besar UNY, mari saiyeg saeka kapti, golong giling, bersatu padu meningkatkan prestasi yang ditorehkan para pendahulu kita,” imbuhnya.

Sumaryanto baru saja dilantik menjadi Rektor UNY pada 28 Januari 2021. Menduduki puncak kursi kepemimpinan di UNY, mantan Wakil Rektor III dan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan tersebut bakal fokus melakukan enkulturasi dan akulturasi akademik. Secara literal, enkulturasi bisadiartikan sebagai pembudayaan. Bapak antropologi Indonesia Koentjaraningrat menjelaskan bahwa enkulturasi ialah sistem pembelajaran dan penyesuaian nalar dan sikap pada peraturan, norma dan bermuara pada World Class University (WCU) 2025.

“Kami akan berusaha meningkatkan semua capaian yang telah diraih oleh para pemimpin Universitas Negeri Yogyakarta terdahulu, minimal mempertahankan,” tegas Sumaryanto saat diwawancarai di kantornya, Rabu (17/2).

“Kami ajak keluarga besar UNY, mari saiyeg saeka kapti, golong giling, bersatu padu meningkatkan prestasi yang ditorehkan para pendahulu kita,” imbuhnya. Sumaryanto baru saja dilantik menjadi Rektor UNY pada 28 Januari 2021. Menduduki puncak kursi
kepemimpinan di UNY, mantan Wakil Rektor III dan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan tersebut bakal fokus melakukan enkulturasi dan akulturasi akademik. Secara literal, enkulturasi bisa diartikan sebagai pembudayaan. Bapak antropologi Indonesia Koentjaraningrat menjelaskan bahwa enkulturasi ialah sistem pembelajaran dan penyesuaian nalar dan sikap pada peraturan, norma dan adat istiadat yang ada dalam kultur individu.

selengkapnya baca di majalah pewara edisi januari 2021

No Responses

Comments are closed.