Tahun lalu, teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian membuat riset tentang metode menanam efektif lewat hidroponik. Hasil risetnya langsung digunakan warga Desa Karangrejek, Gunungkidul,” tutur Kristina, Rabu (17/2).
Bersama rekan-rekan mahasiswa, Kristina selaku ketua UKM Penelitian periode 2020 aktif menelurkan riset yang hasilnya bisa ditilik lewat Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa (JIPPM). “Hasil penelitian kami jelas direkomendasikan untuk masyarakat,” imbuh Kristina.Apa yang dilakukan Kristina dan anggota UKM hanya contoh kecil dari sekian banyak riset yang dihasilkan civitas akademika UNY.
Pada 2020, hasil giat akademik penggawa UNY yang terindeks jurnal internasional Scopus mencapai 2.240 dokumen, terdiri atas 1.009 jurnal, 1.206 book chapter, serta 25 konferensi. Selain itu, dari total 76 jurnal milik eksIKIP, 52 di antaranya telah terindeks Science and Technology Index (Sinta) pada 2020.
Menapaki 2021, UNY bersiap untuk menguatkan kualitas riset sekaligus mengalirkan hasilnya ke masyarakat luas. Target ini bukan sekadar jargon, Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sudah bersiap membentuk Komisi Etik Penelitian (KEP) sejak Desember 2020.
Tentang KEP “KEP itu satu unit kerja yang akan kita dorong untuk bertugas membantu tim penjaminan mutu dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian. Tugasnya mereview proposal penelitian yang memerlukan uji konten maupun instrumen selama
proses penelitian, agar tidak menyalahi etika,” tegas Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO, Ketua LPPM UNY saat diwawancarai di kantornya pada Jumat (19/2).
Siswantoyo menjelaskan bahwa KEP mulanya berasal dari inisiatif Kementerian Kesehatan yang membentuk Komisi Etik Penelitian Kesehatan. “Objek penelitian kita kan ada manusia dan hewan, maka dibutuhkan etika dalam melakukan penelitian,” imbuh sang Ketua LPPM.
Permasalahan etika amatlah penting. Dalam sejarah terdapat banyak kasus penelitian yang mengabaikan aspek tersebut. Sebagai contoh, kasus Tuskegee pada 1932-1970 dimana peneliti meriset perjalanan penyakit sifilis pada ras kulit hitam. Dalam riset tersebut, orang-orang yang menjadi objek penelitian tidak diobati, padahal penisilin telah ditemukan dan digunakan sejak 1943.
selengkapnya baca di majalah pewara edisi januari 2021
No Responses