Tahun 2020 memiliki kisahnya sendiri. Ia menjelma simalakama yang harus dicecap dengan perhatian ekstra istimewa. Pelik awal tahun 2020 ditandai sejak isu global Coronavirus disease 2019 (Covid-19) mulai merangsek ke segala aspek hidup. Dunia pendidikan menjadi salah satu “korban” yang sempat kritis. Ragam kebijakan dicanangkan. Praktik pendidikan harus konsisten berproses supaya misi mencerdaskan kehidupan bangsa tetap terselenggara. Secara beriringan, civitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam setahun terakhir terus mengegolkan banyak progres meski dirintangi pandemi.
Awal tahun ini, tepatnya di bulan Januari, UNY resmi menerapkan Rencana Strategi (Renstra) periode 2020-2025. Manifestasi Renstra 2020-2025 mensyaratkan kolaborasi dan sinergi seluruh komponen, baik bidang akademik, keuangan, kemahasiswaan, juga perencanaan dan kerja sama. Termaktub di dalamnya rancangan program kerja untuk membidik visi: menjadi universitas kependidikan tingkat dunia di tahun 2025. Setiap unit kerja, minimal pada tingkat fakultas, PPs, dan lembaga mendapat proporsi implementasi indikator program sesuai jenis kompetensi masing-masing.
Titik pijaknya dimulai dengan naik ke level Perguruan Tinggi Negeri Berstatus Badan Hukum (PTNBH) yang masih menjadi pekerjaan rumah. Terhitung hanya satu tahapan lagi karena proposal sudah sampai di meja Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah lulus menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), UNY punya modal pemeringkatan dan program studi terakreditasi internasional. Berbekal prestasi yang ada, ditambah pemerataan pendidikan lewat pendirian sekolah vokasi di Kulon Progo dan Gunungkidul, kapabilitas menjadi perguruan tinggi mandiri di bidang pendidikan dan pengelolaan sumber daya universitas bukan lagi mimpi.
Tatkala mengawali kebijakan belajar dari rumah, program Kampus Merdeka Merdeka Belajar menjadi jalan strategis untuk menjembatani praktik pendidikan selama pandemi. Namun, karena protokol kesehatan harus bersanding erat dengan skema pendidikan jarak jauh sebagai ujung tombak praktik belajar-mengajar di Indonesia. UNY sebagai rumah pendidikan formal mulai mengosongkan kegiatan per akhir Maret 2020. Efek langkah cepat karantina ini menjangkit akses gerak seluruh civitas akademika. Mahasiswa dari seluruh penjuru negeri dan internasional wajib study from home. Dosen dan tenaga pendidikan membagi waktu work from home dan work from office berselang-seling. Terhitung sampai akhir tahun 2020, sudah sembilan bulan lamanya kegiatan kampus difokuskan via daring.
Sebagai penutup tahun, UNY semarak memilih rektor baru. Pemilihan rektor yang lazim disebut pengangkatan pemimpin baru perguruan tinggi bukanlah hal yang luar biasa di jagat pendidikan tinggi. Setamat dilepas mundur oleh Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., kampus mencari nama kandidat baru untuk mengisi kekosongan tampuk kepemimpinan. Berpegang pada alur Permenristekdikti, di tengah kepungan pandemi UNY siap memilih Rektor Periode 2021-2025.
Kemunculan Covid-19 yang menggegerkan dunia merupakan pengalaman tidak ternilai bagi universitas, sekaligus sarana belajar memahami zaman dan merangkulnya. Dalam kepungan pagebluk, dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan kampus, tendik dan mahasiswa turut berbagi lewat inovasi tanpa henti. Melalui masing-masing disiplin ilmu yang dipelajari mahasiswa, pendidikan hasil duduk di bangku perkuliahan diupayakan tetap terimplementasi secara maksimal guna mencetak pribadi dengan semangat unggul, kreatif, dan inovatif.
No Responses