Mengendus Hoaks Mahasiswa UNY Terjangkit Covid-19

 LAPORAN UTAMA

“Apa pun musimnya hoaks terus mengemuka. Menghadapi Corona saja sudah tertatih-tatih. Apalagi ketambah hoaks seputar mahasiswa UNY terpapar Covid-19. Kuncinya barangkali sabar ini ujian.”

Grup WhatsApp sering menyuburkan gosip. Belajar dari rumah membuat mahasiswa rajin berselancar di internet. Maka intensitas membuka media sosial, apalagi WhatsApp, meroketpesat. Putri, mahasiswi Fakultas Ekonomi, UNY, termasuk orang yang bergegas membuka notifikasi WhatsApp. Dari kegiatan rapat Ormawa hingga tugas perkuliahan banyak disiarkan dari sana. Suatu ketika ia terbelalak usai menerima pesan pendek di grup kelasnya: Mahasiswa UNY Terpapar Corona. “Benar nggak sih?” responsnya di kolom percakapan.

Japrian itu lekas menular sampai Sutrisna Wibawa. Kabar burung itu langsung ditanggapi, “Sampai Sabtu, Pukul 10.00 WIB, tak ada kasus positif Corona di UNY. Informasi ini tidak benar.” Ia bergegas membuat rilis untuk menanggapi hoaks tersebut. Sutrisna meluruskan kabar simpangsiur yang menimbulkan kecemasan massal warga UNY.

Warga berkebangsaan Jepang yang diduga terkena Covid-19 setelah menjalani tes di RSUP dr. Sardjito itu bukan mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar di UNY. Ia merupakan kolega salah satu dosen UNY. Setya Budi Takarina, Kepala Biro Akademik AKK, menangkis soal hoaks yang beredar. “Justru dosen UNY ini sebagai teman menyarankan mereka melalui biro perjalanan wisata agar memeriksakan diri terlebih dahulu ke Sardjito. Totalnya ada sembilan orang” jelasnya.

Ketika diperiksa satu orang bersuhu badan tinggi. Pihak rumah sakit langsung melakukan observasi. Sisanya, delapan orang, dinyatakan sehat. Tujuh orang telah kembali ke Jepang pada Jumat pagi, 6 Maret. Satu orang didampingi temannya menunggu hasil laboratorium. “Senin tanggal 9 Maret, setelah hasil observasi dinyatakan negatif, sisanya ikut pulang ke Jepang,” ujar Setya.

Kronologinya berawal dari rombongan dari Jepang. Seorang dosen dan delapan mahasiswanya menyelenggarakan program bakti sosial promosi olimpiade 2020 sekaligus berwisata di Kota Gudeg. Rombongan mahasiswa itu tak terdaftar di UNY, baik program pertukaran pelajar maupun SitIn. Kebetulan dosennya adalah kawan baik dosen UNY karena satu almamater saat berkuliah
di Jepang. “Dosen UNY ini diajak membantu kegiatan mereka selama di Yogyakarta,” ucap Setya.

Kegiatan bersama kesembilan warga Jepang dan dosen UNY itu akhirnya talah dibatalkan. Program itu mustahil diteruskan mengingat pandemi makin galak. Sebelumnya, Sutrisna telah mengeluarkan Surat Edaran Rektor No. 02/SE/2020 tanggal 3 Maret 2020 tentang Kewaspadaan terhadap Penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Ia mengimbau agar segala kegiatan akademik maupun nonakademik di kampus yang melibatkan pembicara dan peserta mancanegara— khususnya negara terdampak— dibatalkan.

No Responses

Comments are closed.