Minat memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan. Terutama dalam hal pembelajaran, minat belajar sangat diperlukan. Minat dapat menumbuhkan rasa senang atau kegembiraan dan konsentrasi sehingga mudah dalam mengingat materi yang telah diajarkan. Minat juga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan terhadap materi sehingga dapat menjadi motivasi siswa untuk belajar lebih dalam dan lebih giat lagi. Namun, apa hal yang dapat memunculkan rasa minat itu? Saat ini, minat siswa untuk bermain lebih tinggi daripada minat untuk belajar. Faktanya, bermain lebih menyenangkan dibandingkan belajar. Bermain tentu saja tidak membosankan walaupun berjam-jam lamanya, namun siswa jika sudah dihadapkan dengan buku baru sepuluh menit saja sudah muncul rasa bosan dan mengantuk. Ini yang menjadi masalah bagi para guru tentang bagaimana cara agar menumbuhkan minat belajar siswa.
Minat belajar adalah rasa suka terhadap suatu materi belajar atau materi yang diinginkan untuk dipelajari tanpa adanya dorongan atau paksaan dari orang lain. Minat belajar juga bisa diartikan sebagai ketertarikan terhadap suatu materi tertentu sehingga mendorong seseorang untuk mempelajari materi tersebut lebih dalam lagi. Jarang sekali siswa menyukai semua mata pelajaran yang diajarkan, mungkin hanya dua, tiga, atau empat saja. Hal ini disebabkan karena setiap siswa memiliki kemampuan atau kemahiran, dalam bidangnya masing-masing di setiap mata pelajaran. Guru tidak bisa memaksakan siswa untuk mahir dalam semua bidang atau materi yang telah diajarkan. Minat belajar saja itu sudah cukup bagi guru untuk dilaksanakannya pembelajaran di kelas.
Pada dasarnya, setiap anak memiliki ketertarikan untuk belajar, tetapi ada faktor yang menyebabkan minat belajar itu rendah. Faktor yang pertama adalah korban bullying. Anak yang menjadi korban bullying akan menganggap bahwa dirinya ditindas karena tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan. Pastinya, bullying akan berpengaruh pada prestasi korban. Korban bullying akan merasa kehilangan harga diri sehingga akan malas untuk pergi ke sekolah.
Faktor yang kedua adalah kurang menariknya penjelasan dari guru. Ada guru yang cara mengajarnya hanya duduk saja di kursinya, guru tidak mau berdiri dan tidak mendekatkan diri pada murid-muridnya. Hal ini akan membuat pelajaran terasa membosankan, siswa tentunya akan merasa jenuh dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan.
Faktor yang ketiga adalah sulitnya materi yang diajarkan. Materi yang terlalu sulit yang seharusnya membuat siswa tertarik untuk memecahkannya malah justru membuat siswa malas untuk memahaminya. Mungkin hanya sebagian siswa yang merasa tertantang untuk memecahkan materi itu, tetapi ada juga sebagian siswa yang menyerah karena materi terlampau sulit.
Faktor yang keempat adalah adanya gangguan dari alat elektronik seperti handphone.Zaman ini yang teknologi sedang berkembang dengan begitu pesat tidak ada nada hari tanpa handphone. Scroll tiktok sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari bagi para pengguna handphone. Hal inilah yang berdampak pada rendahnya minat belajar siswa. Jika diberikan opsi, siswa akan lebih memilih melakukan scroll tiktok daripada belajar.
Faktor yang kelima adalah adanya rasa takut melaksanakan ujian dan takut merasa kecewa akan hasilnya. Siswa sudah bekerja keras belajar ketika sebelum ujian dilaksanakan, namun ketika hasil ujian diumumkan, hasilnya tidak sesuai dari apa yang siswa itu harapkan. Sudah pasti siswa akan kecewa pada diri sendiri dan dapat menyebabkan hilangnya minat belajar.
Faktor yang terakhir adalah siswa yang mengalami broken home. Broken home juga menjadi salah satu penyebab rendahnya minat belajar siswa. Misalnya, ada anak yang dituntut oleh orangtua untuk menjadi juara satu di kelasnya. Ketika anak itu sudah mewujudkan harapan orangtuanya, orangtuanya malahan cuek-cuek saja dan tidak memberikan reaksi yang membuat anaknya senang. Anak akan merasa jerih payah belajarnya sia-sia, sehingga anak akan kehilangan motivasi untuk belajar lagi.
Pada dasarnya, setiap anak memiliki ketertarikan untuk belajar, tetapi ada faktor yang menyebabkan minat belajar itu rendah. Faktor yang pertama adalah korban bullying. Anak yang menjadi korban bullying akan menganggap bahwa dirinya ditindas karena tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Guru sebagai tenaga pendidik seharusnya memiliki cara untuk menumbuhkan minat belajar siswanya untuk semua mata pelajaran yang diajarkan. Salah satu cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa adalah dengan adanya pemberian reward kepada siswa atas proses belajarnya. Reward adalah penghargaan yang diberikan kepada siswa karena telah melakukan hal baik dan benar, seperti halnya telah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Contoh kecilnya adalah guru memberi barang kepada siswa yang berani dan benar dalam menjawab soal di papan tulis. Barang itu bisa berupa barang yang disukai oleh siswa tersebut, misalnya coklat.
Dengan pemberian pujian tersebut, siswa akan merasa dihargai oleh gurunya atas keberanian maju di depan kelas dan menjawab soal yang diberikan. Siswa tentunya akan merasa senang dan termotivasi untuk selalu aktif menjawab pertanyaan dan hal itu akan membuat siswa giat belajar. Oleh karena itu, guru wajib memberikan reward pada siswa apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar, serta sesuai dengan tujuan belajar.
Belajar dalam hal ini bukan hanya tentang materi saja, tapi juga belajar dalam berperilaku yang baik. Percuma saja jika siswa itu berprestasi tapi tidak memiliki adab atau moral yang baik. Menurut Marselina Laure, S.Th., seorang guru PAK di SMK Negeri 1 Kefamenanu, mengatakan bahwa pelajar saat ini memiliki moral dan sopan-santun yang sangat rendah. Ketika ada siswa yang bertemu dengan gurunya di jalan, alih-alih menyapa, siswa itu ia malah pura-pura tidak melihat dan terus berjalan. Tugas seorang guru bukan hanya dalam konteks akademik saja, tetapi guru juga bertugas dalam pembentukan karakter di sekolah supaya bisa diterapkan di lingkungan masyarakat. Pemberian reward dalam pembentukan karakter bisa diterapkan dengan memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku baik kepada teman maupun gurunya.
Guru dalam memberikan reward-nya bisa beraneka ragam. Yang pertama adalah bahasa tubuh, seperti senyuman. Contohnya adalah guru memberikan senyuman kepada siswa karena siswa itu membantu teman meminjamkan pensil. Yang kedua adalah perkataan, contohnya seperti guru memuji siswa dengan kata “rajin” karena siswa itu selalu berangkat lebih awal dari temannya. Yang ketiga adalah benda, guru bisa memberikan pena baru kepada siswa karena mendapat nilai sempurna dalam ujiannya. Bentuk-bentuk dari reward tersebut sangatlah mudah untuk dilaksanakan oleh para guru untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Mengembangkan minat belajar memang penting untuk dilakukan, karena dengan adanya minat belajar akan membuat siswa mudah dalam belajar, lebih mudah memahami sehingga tujuan belajar bisa tercapai. Peran guru untuk mengembangkan minat belajar adalah dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga bagi siswa yang mungkin kurang aktif akan menjadi termotivasi untuk giat belajar. Apabila siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar, siswa akan cenderung merasa bosan, malas, atau bahkan siswa bisa memutuskan untuk tidak bersekolah lagi dan lebih memilih untuk bekerja ataupun menganggur dibandingkan belajar.
No Responses