“Penunggu” yang Mengamankan UNY Kala Lebaran

 LAPORAN UTAMA

UNY punya penunggu hebat. Keberadaannya menjaga keamanan kampus dari tangan-tangan culas maupun yang usil. Keamanan itu hadir bukan dengan kekuatan mistis. Tapi lewat semangat pengabdian para satpam, yang tetap hadir secara jiwa raga di kala cuti lebaran.

 

——

 

Hendratno, salah satu satpam di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY, masih ingat ketika ia bersua dengan sanak familinya kala hari kemenangan tiba. Silaturahim yang dilakukannya bersama para tetangga dan sanak famili, terkesan terbirit-birit. Sungkem, ngobrol sebentar, lalu hengkang secepat kilat dari Kotagede yang menjadi kampung tempatnya tinggal.

 

Secara rata-rata, Hendratno mengungapkan bahwa ia hanya menghabiskan sepuluh hingga tiga puluh menit di tiap rumah yang disambanginya. Bisa lebih lama, ungkapnya jika dipaksa menyantap hidangan yang telah disajikan sang empu rumah. Tapi semua agenda berkeliling itu, telah berakhir kira-kira kala adzan dhuhur berkumandang.

 

“Tapi kalau tidak disuruh, ngobrol bentar, terus ya ngacir (segera meninggalkan rumah) saja,” kenang Hendratno sambil terkekeh.

 

Tujuan Hendratno kala bergegas waktu lebaran itu, selorohnya bercanda, untuk kembali menjadi penunggu FIP. Ia tak segan dan justru bangga ditugaskan turut serta mengabdi dalam mengamankan UNY kala lebaran. Bersama rekan-rekan pengamanan di FIP, maupun di seluruh UNY sesuai penugasan yang diberikan oleh Subbag Rumah Tangga. Kenyamanan bekerja, dan kuatnya rasa persaudaraan dengan sesama civitas hingga para mahasiswa, membuat pekerjaan begitu nikmat dan ikhlas ditunaikan.

 

Pokoke seneng niku berlanjut penak lan tentreming ati (Intinya, suasana kerja yang menyenangkan berujung pada pekerjaan dapat ditunaikan dengan nyaman dan menentramkan hati). Bahkan hingga dengan Pak Rektor dan Pak Wakil Rektor 3, kami woo jan gojegan iku koyo ketemu koncone lawas (seperti bersenda gurau dengan kawan lama),” ungkap Hendratno yang menyatakan kebanggaannya bersama rekan sejawat, menjadi “penunggu” UNY di kala civitas lain sedang tak bekerja.

 

Direncanakan Jauh-Jauh Hari

 

Untuk mengintesifkan kerja-kerja keamanan tersebut, perencanaan sudah dicetuskan sejak akhir bulan Mei 2018 seiring dengan surat edaran dari Kemristekdikti, peraturan rektor, serta surat edaran Rektor nomor 03/SE/2018 tentang Perubahan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama UNY Tahun 2018. Keputusan Rektor kemudian meresmikan digelarnya panitia bukan hanya untuk pengamanan, namun sekaligus pemantauan dan kebersihan Kampus Universitas Negeri Yogyakarta pada cuti lebaran 1439H.

 

Prof. Edi Purwanta selaku Wakil Rektor II, dalam menerbitkan panduan dan tata kelola pengamanan lebaran, menyatakan pihaknya memiliki tiga tujuan utama dalam menggelar kegiatan tersebut. Yang pertama, adalah menjaga keamanan sarana dan prasarana kampus. Pengamanan yang selama ini telah digelar kampus setiap cuti panjang tiba oleh satpam serta staf-staf tertentu, dipandang mampu melaksanakan tugas pengamanan. Termasuk, menghadirkan tim pemantau sebagai bentuk pengawasan dan evaluasi untuk mengendalikan jalannya pengamanan.

 

“Bahwa dalam rangka menjaga sarana dan prasarana pada hari libur hari raya idul fitri 1439 H tahun 2018 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, perlu dilakukan pengamanan kampus selama 24 jam selama libur hari raya dan cuti bersama yaitu dari shif II tanggal 10 Juni 2018 s.d. shif III tanggal 20 Juni 2018,” ujar Edi.

 

Selain itu, tujuan kedua dari kegiatan pengamanan, pemantauan, dan kebersihan kampus, adalah untuk memastikan proses pengamanan dan kebersihan kampus berjalan dengan baik dan benar. Kampus sebagai aset negara yang peruntukannya vital bagi masyarakat, dalam pandangan Edi penting untuk dijaga kondisinya secara prima.

 

Karena jika rusak, ataupun tidak memenuhi poin tujuan ketiga dari kegiatan ini berupa terjaganya kebersihan Gedung dan lingkungan kampus guna menjamin proses belajar mengajar setelah libur dapat segera berjalan dengan lancar, maka mahasiswa dan masyarakatlah yang akan dirugikan. Padahal, fasilitas kampus hadir karena ada sumbangan masyarakat dan uang pajak mereka.

 

“Bagi kami, kalau ada fasilitas yang rusak, atau tidak prima, diperbaiki atau dicat dan pengadaan lagi, itu kan ragad maneh (mengeluarkan biaya lagi). Jadi sayang uang mahasiswa dan uang masyarakat jika harus dikeluarkan hanya karena fasilitas yang tidak teramankan,” imbuh Ganjar Triyono, Kasubbag Rumah Tangga UNY.

 

Tantangan Berat di Setiap “Medan”

 

Dari perumusan tujuan-tujuan tersebut, tugas pengamanan dilakukan secara intensif lewat membagi zona-zona yang dipimpin oleh Bagian Rumah Tangga atau satuan pengamanan di masing-masing zona. Setiap fakultas misalnya, menjadi zona masing-masing dan diberi otoritas untuk membentuk tim pengamanan secara proporsional. Begitupula dengan zona-zona non fakultas layaknya rektorat, Plaza UNY, Perpustakaan-Digital Library-Museum, Auditorium-Rumah Dinas, LPPM, LPPMP, Puskom, dan LIMUNY.

 

Semua zona tersebut dijadwalkan memiliki penjagaan dengan sistem bekerja tiga shift dalam sehari. Masing-masing berlangsung selama delapan jam, antara pukul 07-15, 15-23, dan 23-7. Pembagian shift ini berlangsung secara rutin bagi petugas keamanan. Namun diungkapkan oleh Winarso, Kasubbag Umum Kepegawaian dan Perlengkapan FIP, khusus pada hari H Idul Fitri pengamanan pada shift pagi diberikan khusus kepada petugas pengamanan yang beragama non-muslim.

“Itu berlangsung secara musyawarah, ada rembugan, menentukan tanggal. Toleransi hadir di FIP, yang muslim diberikan kesempatan untuk tidak shift waktu pagi lebaran guna menunaikan sholat ied,” kenang Winarso.

 

Dalam satu shift tersebut, pada umumnya dijaga setidak-tidaknya dua orang petugas pengamanan. Dengan demikian, pengamanan dapat berlangsung optimal karena masing-masing zona memiliki cakupan luas yang variatif. Petugas kebersihan, tidak terlibat dalam shift ini karena hanya ditugaskan setiap dua hari sekali.

 

“Ada yang sangat kecil, sebut saja auditorium dan rumah dinas, atau perpustakaan dan Museum UNY. Tapi ada juga yang sangat luas, seperti zona rektorat. Karena dari pintu masuk sampai gedung rektorat. Setiap hari, ada monitoring dan pejabat struktural dibagi sampai zona tersebut,” ungkap Ganjar.

 

Walaupun demikian, tantangan dalam keamanan menurut Ganjar tak hanya tergantung dari cakupan luas wilayah suatu zona. Aset yang ada di dalam setiap zona, juga menambah kerumitan tersendiri. Perpustakaan misalnya, walaupun kecil, namun menyimpan ratusan komputer termasuk “kebun apel” yang telah dikisahkan dalam Pewara Dinamika edisi April 2018. Penjebolan laboratorium komputer oleh sindikat kriminal layaknya dikisahkan pemberitaan-pemberitaan di masa lampau, menjadi perhatian tersendiri bagi tim keamanan untuk memastikan bahwa hal serupa tidak terjadi di kampus ini.

 

“Terlepas dari perampokan seperti itu sudah jarang, tapi adanya pengalaman seperti itu tetap harus membuat kita waspada. Seperti kata Bang Napi (tokoh pembawa acara berita kriminal di salah satu stasiun TV swasta), kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan,” ujarnya.

 

Selain itu, lokasi dari setiap zona juga menimbulkan tantangan yang variatif. Fakultas Ilmu Pendidikan, diungkapkan oleh Winarso, memiliki akses tembus ke Program Pascasarjana dan Plaza UNY yang dapat dilalui lewat jalan setapak. Bagi Wahana Yudha dan Heri Herlambang, satpam Rektorat UNY, mengamankan zona rektorat juga tak kalah menantangnya dari zona lain karena terkait dengan keberadaan gedung rektorat sebagai simbol sekaligus lokasi perkantoran yang sifatnya menyerupai VIP.

 

“Kampus Mandala dan UPP UNY di lokasi kampus lain, saya juga pernah jaga. Aman terkendali. Intinya kita sudah terbiasa, lillahi taala karena kita menjaga aset negara dan melayani ketika yang lain berlibur,” ungkap Heri yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, dan tidak dapat menunaikan ritual mudik demi pengabdiannya kepada UNY.

 

Di lain tempat, Fakultas Ekonomi, ungkap Ganjar, menjadi lokasi yang juga cukup menantang karena adanya pagar yang menghadap akses jalan umum. Lalu lalang setiap kendaraan di jalan tersebut, tentu tak bisa sepenuhnya dipantau oleh satpam secara langsung. Sehingga sempat terjadi, adanya vandalisme berupa corat-coret yang dilakukan oleh oknum mahasiswa secara kucing-kucingan. Ketika para satpam baru saja selesai berkeliling, mereka datang menggunakan motor lalu mencoret-coret tembok untuk menyuarakan aspirasinya.

 

“Waktu itu ada aspirasi terkait uang pangkal. Memang ada yang masih berbeda pendapat. Ini seharusnya disampaikan langsung ke jalur yang formal, kepada pihak pimpinan langsung sampaikan. Karena keluarga dewe, paling ya mung kita ingatkan. Padahal orang luar bisa dipidana. Kalau dicoret-coret, lalu di cat lagi, kan biaya lagi,” tutur Ganjar seraya mengungapkan kekecewaannya atas kejadian vandalisme tersebut. Sembari berharap bahwa kedepan, seluruh civitas dapat berkontribusi lewat perannya masing-masing guna mendukung berlangsungnya keamanan dan penjagaan fasilitas kampus.

 

 

No Responses

Comments are closed.