Prof Ainun. Na’im (Sekjen Kemristekdikti)

 Wawancara Khusus

Wawancara Khusus Prof. Ainun Na’im  Sekretaris Jenderal Kemristekdikti 

 

 

Betapapun cinta kepada gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), setiap orang harus rela melepas dan mengakhiri kompetisi ini pada 2 September 2018 yan lalu. Namun semangat untuk berkarya, berinovasi, dan meningkatkan daya saing bangsa, tak boleh berhenti. 

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah,  disela-sela Upacara Penutupan PIMNAS di GOR UNY pada Sabtu (02/09/2018) malam, Prof. Ainun Na’im, Ph.D, M.B.A menyempatkan diri untuk menyampaikan pesannya. Tentang bagaimana PIMNAS, selayaknya dimaknai oleh segenap insan perguruan tinggi.  

Sebagai panggung tertinggi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), ia boleh dianggap akhir untuk sebuah kompetisi. Tapi sebagai proses untuk memajukan negeri, Ainun memandang bahwa PIMNAS ke-31 yang diselenggarakan UNY selayaknya dimaknai sebagai langkah kecil. Awal yang baik, untuk memperjuangkan cita-cita bangsa yang begitu besar. 

Bagaimana pandangan Bapak atas gelaran PIMNAS ke-31 di UNY? 

Dalam pandangan saya, kita semua telah dengan sangat sukses selenggarakan pimnas ke-31. Penghargaan setinggi-tingginya, saya haturkan pada tuan rumah dan panitia dan peserta semuanya.  

Dan untuk itu, perkenankan saya atas nama Kementerian Ristek dan Dikti, mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan besar ini. Secara khusus ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Rektor dan seluruh jajaran Universitas Negeri Yogyakarta atas kesediaannya menjadi tuan rumah dan telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan demi terselenggaranya PIMNAS ke-31 tahun 2018 ini. 

Saya dan kita semua berharap bersama, agar PIMNAS ke-31 semakin bermakna dalam pengembangan kemampuan berkarya bagi anak bangsa yang cerdas inovatif dan berakhlak mulia, para calon pemimpin Indonesia yang berkualitas di masa mendatang. Program-program PIMNAS yang telah disusun sedemikian rupa, saya rasa arahnya kesana. Terlebih dengan karakter-karakter unggul yang sudah termaktub dan diejawantahkan dalam tema dan pelaksanaan PIMNAS. 

Kenapa PIMNAS dapat dijadikan harapan untuk pengembangan karya inovasi? 

Harapannya memang, PIMNAS jadi stimuli utk meningkatkan karya ilmiah kita semua, inovasi, daya saing bangsa. Ditengah tantangan menghadapi era industri 4.0 (era disrupsi teknologi dan inovasi), Indonesia akan semakin dituntut untuk terus menerus memperkuat daya saingnya dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki.  

Salah satunya melalui PIMNAS, kita akan melihat karya-karya inovatif mahasiswa, baik di bidang sains, teknologi, kewirausahaan, gagasan tertulis, maupun bidang-bidang pengembangan kreativitas lainnya. Karena itu, PIMNAS tahun ini kita persembahkan sebagai salah satu bentuk kontribusi dan keunggulan kita semua dalam rangka memperkuat daya saing bangsa Indonesia tercinta. 

Sehingga PIMNAS ini, dapat menjadi acara yang sangat strategis. Sekaligus sangat relevan dalam rangka memupuk serta mengembangkan prestasi mahasiswa pada Program Kreativitas Mahasiswa. Tujuannya, PIMNAS dapat memupuk modal awal pengembangan SDM yang kelak akan menjadikan Indonesia lebih maju dan berdaya saing. 

Karena sebagai panggung tertinggi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bolehlah kita menganggap ini akhir kompetisi. Ada yang keluar sebagai juara, ada yang pulang membawa pengalaman. Tapi sebagai proses memajukan negeri, PIMNAS hanyalah langkah kecil. Langkah untuk menyemai bibit-bibit keinginan untuk berinovasi. Di berbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan daya saing bangsa. 

Peningkatan yang demikian, menurut saya adalah awal yang baik. Untuk memperjuangkan cita-cita bangsa yang begitu besar. 

Caranya? 

PIMNAS itu core kegiatannya adalah penelitian. Penampilan poster dan presentasi, semuanya didasari atas riset mendalam dan substantif yang telah mereka (peserta) lakoni. Dan semangat itulah yang diharapkan dapat terus tersemat dalam diri para mahasiswa. 

Karena penelitian, tidak hanya dapat memecahkan suatu masalah. Tetapi juga akan memberikan manfaat bagi perkembangan keilmuan dan kepakaran para penelitinya. Baik mahasiswa yang melakukan penelitian dalam PIMNAS, dosen bahkan guru besar yang membimbing, serta civitas akademika lain yang terinspirasi.  

Interaksi substantif-akademis yang berkesinambungan antara mahasiswa dan dosennya, juga dapat terwujud. Serta akan memberikan landasan yang kuat bagi para mahasiswa untuk menentukan beragam karir ke depan dan studi lanjut  yang tepat. 

Selain itu, Dengan melakukan penelitianmahasiswa akan memperoleh pemahaman. Akan bagaimana para peneliti bekerja, bagaimana proses riset itu berlangsung, mengembangkan keterampilan untuk menganalisis data (critical thinking skills), kemampuan untuk mengintegrasikan antara teori dan praktek, belajar untuk bekerja secara independen, juga keterampilan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Hal ini amat diperlukan dalam menghadapi tantangan global/era industri 4.0. 

Untuk itu, kita berharap karya dan gagasan dalam PIMNAS itu, tidak berhenti di PIMNAS.  Inovasi harus berlanjut. Inovasi tak boleh berhenti! 

Bagaimana cara Kemristekdikti untuk mendorong agar proses penelitian tidak berhenti dalam kompetisi PIMNAS? 

Di kementerian (Kemristekdikti), selain ada Direktorat Jenderal yg mengurusi pembelajaran (belmawa) dan pada kesempatan kali ini memiliki hajat berupa PIMNAS, juga ada direktorat jenderal lainnya yang senantiasa berkolaborasi. Ada Direktorat Jenderal penelitian dan pengembangan, serta (Ditjen) penguatan inovasi. Dalam kedua Ditjen tersebut, ada program kegiatan untuk fasilitasi pengembangan lebih lanjut dari gagasan dan ide hasil penelitian. Yang kemudian dapat dilanjutkan dan dihilirkan utk pemanfaatan di masyarakat dan industri 

Kita harapkan mahasiswa dan dosen, dapat melanjutkan karya-karya ini. Dikembangkan hingga dipatenkan misalnya. Atau diproduksi secara masa. Sehingga dpt dimanfaatkan masyarakat lebih luas. 

Karena Indonesia ini kan sangat besar. Perguruan tinggi ada ribuan, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai tujuh juta insan. PIMNAS ini telah menyaring karya terbaik dari mahasiswa dan mahasiswi terbaik yang memiliki kemampuan inovasi. Sehingga telah tersaringnya mahasiswa dan mahasiswi yang terbaik, tidak boleh disia-siakan. 

Karya mana saja yang didorong Kemristekdikti untuk dikembangkan lebih lanjut? 

Semuanya (kita dorong). Setiap hasil riset, masing-masing punya karakteristik sendiri. Terkait karya-karya yang akan dihasilkan untuk inovasi dan daya saing kita semua. Mereka yang juara di masing-masing kategori, misalnya penelitian sosio humaniora misalnya, adalah salah satu yang terbaik. Dan kepada para juara, kami haturkan selamat. 

Tapi karya yang lain, yang walaupun belum memperoleh juara, juga tak kalah hebat. Karya-karya mereka memiliki karakteristik dan aplikasinya masing-masing, dan bagi saya semuanya adalah juara. Semuanya adalah karya pilihan, hasil inovasi terbaik dari mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi se-Indonesia.  

Dan semuanya, punya tugas yang sama untuk berjuang lebih lanjut. Mengambil pelajaran dan pengalaman yang ada, untuk sukses di masa depan. Ketika gagasan tersebut tak berhenti di PIMNAS, dan ketika inovasi mengakar kuat di negeri ini, maka disitulah semangat kita untuk berkarya, berinovasi, dan meningkatkan daya saing bangsa, akan menghasilkan kontribusi besar untuk bangsa. 

No Responses

Comments are closed.