KISAH PARA JAWARA: Kumur-Kumur Pakai Daun Kembang Kol
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai daun kembang kol yang terbuang sia-sia saat kembang kol dijual. Biasanya daun kembang kol dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak. Hanya kembang kol lah yang biasanya kita makan. Sebagai gorengan yang biasa dijual di Taman Kuliner Karangmalang seberang FMIPA misalnya, seperti yang diungkapkan Alifia Azis sebagai ketua tim PKM bertajuk “CALM”
Oleh karenanya, Alifia dan kawan-kawan bertekad untuk memanfaatkannya. kembang kol menjadi obat kumur pembersih mulut yang ampuh untuk menghilangkan kuman dan bakteri.
Mereka yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan, Alifia Azis Rahmasari, Intania Betari Miranda, Rahmanisa Laila Fitri, Eka Fiandini Yunita dengan dosen pembimbing Dr. Pujianto, membuat produk Cauliflower Leafís Mouthwash (Calm) dari daun kembang kol sebagai terobosan terbaru dalam dunia kesehatan.
“Kembang kol mengandung flavonoid sebagai antibakteri dan vitamin C sebagai obat sariawan. Tanpa campuran kimia berbahaya, kembang kol dapat menjadi obat kumur menggantikan obat kumur yang da di pasaran,” tutur Alifia.
Herbal dan Praktis
Kesehatan mulut merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Pada orang sehat, bau mulut yang terjadi pada umumnya semata-mata berasal dari dalam mulut yaitu disebabkan pembusukan sisa makanan oleh bakteri yang ada di dalam rongga mulut. Rongga mulut adalah gerbang utama masuknya zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan gigi merupakan salah satu bagian di dalamnya (Ruth Asri Utami, 2005: 28).
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat adalah penyakit gigi keropos dan peradangan gusi. Kedua penyakit tersebut terutama disebabkan oleh kebersihan mulut dan pola makan yang kurang baik (Depkes RI, 2000: 1). Menurut World Oral Health report 2003, karies gigi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di sebagian besar negara industri, mempengaruhi 60-90% dari anak sekolah dan sebagian besar orang dewasa.
Dewasa ini, musim pancaroba di Indonesia sering membuat masyarakat menjadi mudah terserang penyakit, apalagi di musim kemarau yang kering, tetapi anginnya lumayan besar. Biasanya musim seperti ini dapat mengakibatkan kulit menjadi kasar, kering, bibir pecah-pecah, hingga sariawan yang paling sering dirasakan serta dijumpai. Banyaknya keluhan tentang obat sariawan yang kurang berfungsi optimal dan bahan serta efek samping yang berbahaya memunculkan suatu gagasan untuk membuat produk Cauliflower Leaf’s Mouthwash (CALM) terobosan terbaru dalam dunia kesehatan. Pastinya dengan bahan yang aman dan serta alami, selain menegobati sariawan yang ada dari kandungan vitamin C tersebut, obat kumur ini bisa membuat nafas segar dan tak berbau.
Sebagai daerah yang kaya akan bahan alam, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan. Penggunaan obat tradisional cukup menjanjikan karena murah bahan bakunya, mudah diperoleh dan dapat ditanam sendiri serta dapat diramu sendiri.
Bunga kol merupakan salah satu sayuran yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia terutama pada bagian daun bunga kol. Daun bunga kol memiliki kandungan flavonoid sebesar 600 mg/100 g, free sugar, antioksidan yang tinggi, dan vitamin C sebesar 441.7 mg/100 g yaitu untuk jenis Asia white. Sedangkan jenis Asia purple mengandung glukosinolate yang tinggi (Shiva Ram Bhandari and Jung-Ho Kwak, 2015).
Meskipun telah banyak ditawarkan obat kumur di pasaran tetapi obat kumur berbahan dasar daun bunga kol sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu produk herbal yang mencuri peluang penjualan di pasaran. Selain itu bahan dasar tersebut mudah ditemukan di wilayah dataran tinggi di Indonesia, produk ini terjangkau, aman, alami dan cocok untuk digunakan untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia.
Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa FMIPA UNY yang beranggotakan Alifia Azis Rahmasari (Pendidikan Fisika 2016), Intania Betari Miranda (Pendidikan Kimia 2015), Rahmanisa Laila Fitri (Pendidikan Biologi 2016) serta berkolaborasi dengan Eka Fiandini Yunita (Manajemen Pemasaran 2016) dengan dosen pembimbing Dr. Pujianto, membuat terobosan baru yakni CALM ( Cauliflower Leaf’s Mouthwash) obat kumur herbal solusi bau mulut dan sariawan yang didanai Kemristekdikti.
Program Kreativitas Mahasiswa ini merupakan bidang kewirausahaan. Latar belakang pembuatan produk CALM ini adalah melihat banyaknya daun kembang kol yang terbuang sia-sia saat kembang kol dijual. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata daun kembang kol mengandung di antaranya flavonoid sebagai antibakteri dan vitamin C sebagai obat sariawan. Karena produk obat kumur yang selama ini beredar di pasaran mengandung bahan kimia dan menimbulkan efek samping ketika digunakan secara berkelanjutan, sehingga tercipta produk obat kumur CALM ini. Hal yang unik dari produk ini adalah obat kumur dibuat dalam bentuk serbuk siap seduh. Produk serbuk memiliki keunggulan dari segi keawetan. Produk CALM tidak menggunakan bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang.
Sasaran pemasaran yaitu untuk masyarakat umum, mulai dari anak-anak, orang dewasa, mahasiswa, sampai ke public figure. Target pemasaran produk ke toko-toko UMKM, warung terdekat, dan dijual langsung ke pembeli. Strategi pemasaran yang sudah diterapkan adalah menjual langsung ke pembeli.
Cara pembuatan produk CALM cukup mudah yaitu bahan-bahan seperti daun kembang kol dan jahe diblender sampai halus, disaring diambil sarinya lalu dimasak dengan gula dan air sampai menjadi serbuk.
Produk ini tidak hanya herbal tetapi juga praktis dan dapat dibawa kemanapun saat bepergian. Cukup dituangkan dalam air lalu diaduk dan siap dipakai. Penggunaan obat kumur herbal dengan bahan baku daun bunga kol diharapkan dapat menciptakan inovasi obat kumur berupa serbuk melalui bahan alami yang belum termanfaatkan secara optimal. Terdapat 2 varian rasa, yaitu original dan jahe. Adapun harga Mouthwash ini lebih terjangkau yaitu 1.500/pcs (untuk 3 kali pemakaian). CALM siap menjadi sahabat percaya diri Anda.
Ide Terobosan Berbuah Medali
Hasil terobosan tersebut kemudian memperoleh pendanaan Kemristekdikti di awal tahun 2018. Kerja kerras mengantarkannya mendapatkan penghargaan emas poster serta perak presentasi. CALM sendiri yang awalnya dibuat karena sekedar melihat banyaknya daun kembang kol terbuang sia-sia, akhirnya menjadi prestasi yang sangat berharga bagi Alifia dan UNY.
Alifia bersama kawannya selepas memperoleh prestasi PIMNAS tersebut, bertekat untuk mengembangkannnya lebih lanjut. Tujuannya, untuk memperoleh prestasi di bidang pendidikan yang lebih baik lagi, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat.
“Terima kasih pada semua yang sudah bekerja keras, sehingga prestasi ini bisa diraih. Semoga ke depan bisa lebih maju,” pungkas Alifia.
No Responses