Prof Ali Ghufron (Dirjen SDID), Siap SBMPTN Model Baru!

 Wawancara Khusus

Prof. Ali Ghufron Mukti, Direktur Jenderal SDID Kemristekdikti

Ujian tulis masuk PTN kini dikelola lembaga baru berjuluk Lembaga Tes Masuk Peguruan Tinggi (LTMPT). Sepenuhnya berbasis komputer, SBMPTN disebut Ali siap menyaring bibit-bibit terbaik.

 

Kepada Redaktur Pewara Dinamika Ilham Dary Athallah di sela-sela Seminar Nasional Pendidikan dan Politik di Auditorium UNY, Selasa (26/02/2019), Ali selaku Dirjen Belmawa Kemristekdikti menjabarkan tentang Kebijakan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. UTBK lengkap dengan kemampuan skolastik sebagai konten yang diujikan, bisa jadi langkah awal memacu kemampuan terbaik anak-anak Indonesia.

 

Judul materi Bapak dalam Seminar (Semnas di Auditorium UNY) adalah Kebijakan Pendidikan di Era Revolusi 4.0.  Bagaimana dengan SBMPTN model baru?

 

SBMPTN full Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) itu juga sejalan dengan kebijakan Pendidikan Era Revolusi 4.0. Seperti yang mungkin telah diketahui bersama, Kemristekdikti melihat bahwa sudah saatnya kita memperbarui sistem sesuai zaman.

 

Dan di era digital ini, yang diinginkan antara lain transparansi dan kepastian. Memenuhi hal ini bagi memaksimalkan potensi bahwa SBMPTN siap menyaring bibit-bibit terbaik. Berkemampuan stokastik yang baik, intelektual yang baik, dan karakter yang baik.

 

Lihat itu Gojek. Kenapa ojek online laku, karena sebelum dia naik, sudah keluar harganya. Kamu naik dari titik A ke titik B, lewat jalan rutenya ini, macet atau tidak, dan berapa kamu harus bayar. Kalau ojek biasa kan dulunya tidak, bisa digorok asal sebut harga.

 

Itulah mengapa cara yang kita usulkan adalah ujian komputer yang lebih cepat. Hanya butuh beberapa hari untuk memunculkan hasilnya, Anda tahu berapa nilai ujian Anda. Lalu seperti Ujian Nasional zaman SMP, anda bisa pakai nilai itu untuk daftar ke SMA Negeri. Hasil UTBK bisa dipakai untuk daftar PTN.

 

Karena menggunakan nilai, apakah ada Passing Grade nya?

 

Iya, walaupun tidak bisa diartikan ada mekanisme publikasi passing grade atau angka pasti berapa passing grade itu setiap tahun. Coba kembali bayangkan Ujian Nasional. Ya seperti itu, anda daftar sekolah, diambil berapa yang terbaik sesuai peringkat nilai.

 

Misal tahun lalu, nilai UN yang lolos di katakanlah SMA Negeri 1 Yogyakarta adalah 380. Maka tahun depannya, walaupun angka itu bisa berubah, tapi kan Anda bisa kira-kira juga. Kalau mau masuk aman, ya minimal diatasnya 380.Itu (acuan nilai) bisa jadi motivasi diri untuk belajar lebih giat. Atau mengulang lagi UTBK supaya bisa mencapai angka tersebut. (Pada tahun 2019, UTBK bisa diikuti tiap siswa sampai dua kali).

 

Bagaimana persiapan UTBK sejauh ini?

 

LTMPT sudah bekerjasama dengan tiap-tiap kampus. Untuk Yogyakarta, komputer sudah disediakan. UGM misalnya punya 16 lokasi, 53 ruangan, dan 1.720 komputer. UNY, UPN (Veteran), dan UIN (Sunan Kalijogo), saya kira juga ada.

 

Mulai dari 1 Maret, pendaftaran UTBK akan dibuka. Pelaksanaan nanti dimulai 13 April untuk gelombang pertama, Mei untuk gelombang kedua.

 

Terkait dengan konten soal?

 

Sudah digodog tim perumus. Terjaga kredibilitas dan kerahasiannya. Seperti yang telah diketahui bersama juga, ujiannya ada Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Potensi Akademik (TPA). TPA ini nanti yang bisa dipilih apakah sosial (Soshum), atau ilmu alam (Saintek).

 

Apa isi Tes Skolastik?

 

Tes kecerdasan umum saja. Menguji daya nalar logis dan analitis. Tes ini sepertinya dianggap baru karena pertama kali diujikan di SBMPTN, tapi kata orang Dikbud (Kemdikbud), kita sudah punya dari tahun 1990an. Terinspirasi di Amerika yang tes masuk kampus atau tes kelulusannya terkenal dengan nama SAT (Scholastic Aptitude Test).

 

Kalau mengukur logis dan analitis, apakah sifat soal tersebut High Order Thinking Skill (HOTS)?

 

Tentu. Ini (HOTS) akan diberikan penekanan. Jadi skolastik sebagai satu cara untuk menguji, apakah seseorang tidak hanya bisa mengingat. Tapi juga menganalisis, membandingkan, menghitung. Ini kemampuan yang tidak biasa. Dan di TPA juga akan kita ujikan.

 

Misal pertanyaannya begini, HOTS untuk TPA Saintek: Mengapa nyamuk bisa terbang lurus, belok, dan bertahan di udara? Itu tidak bisa hanya dijawab karena punya sayap. Tapi ada penerapan prinsip fisika layaknya torsi dan sentrifugal. Dihitung secara tematis, kombinasikan matematika, fisika, bahkan biologi.

 

Materi-materi tentang Tes Stokastik?

Panitia saja yang mendetilkan. Akan ada kemiripan dengan tes yang sebelumnya, uji nalar. Tapi makin kesini tentu makin baik.

 

Pesan-pesan Prof Ali untuk pelaksanaan SBMPTN?

 

Kemristekdikti memiliki Rencana Strategis yang sudah dirumuskan pada tahun 2015 terkait revitalisasi Tridharma. Harapannya mengembangkan kampus tidak hanya sebagai agent of education, tapi juga agent of knowledge, technology transfer, dan economic development.

 

Ini harapan yang nantinya ada di pundak mahasiswa sekalian. Selepas lulus, atau bahkan sejak bangku mahasiswa, ditunggu kontribusinya untuk mengembangkan ekonomi. Oleh karena itu, kualitas akademiknya harus oke. SDM bermutu dan produktif.

 

Ini dimulai dengan input yang baik, dan caranya menyeleksi ya lewat SBMPTN itu. Sejauh ini, kita telah runut sistematika SBMPTN yang baik lewat menggelar lembaga khusus untuk SBMPTN. Namanya LTMPT. Mereka fokus untuk beri yang terbaik bagi calon mahasiswa.

 

Harapan saya, anak-anak nantinya juga harus bisa beri yang terbaik bagi negara. Belajar yang rajin untuk ujian. Dan belajar yang rajin pula setelah diterima di perguruan tinggi. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

No Responses

Comments are closed.