Sir Thomas Stamford Bingley Raffles adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkebangsaan Inggris. Ia pendiri kota dan negara Singapura. Ia salah seorang warga negara Inggris yang dikenal sebagai pencipta kerajaan besar di dunia. Selain berkuasa di Penang (Malaysia) dan Singapura, Raffles juga sempat ditunjuk sebagai penguasa di Sumatera juga di Jawa atau di Hindia Belanda pada 1811—1816, lalu Gubernur Jenderal Bengkulu pada 1818 – 1824 Waktu yang relatif tidak lama.
Lahir di Jamaika pada 6 Juli 1781. Tidak banyak yang diketahuitentang orang tua Raffles. Ayahnya, Kapten Benjamin Raffles, terlibat perdagangan budak di Kepulauan Karibia dan meninggal mendadak ketika Thomas masih berusia 15 tahun, sehingga keluarganya terperangkap di dalam hutang. Ia langsung mulai bekerja sebagai seorang juru tulis di London untuk Perusahaan Hindia Timur. Britania, perusahaan dagang setengah-pemerintah yang banyak berperan di dalam penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh Inggris di negara lain.
Pada 1805 ia dikirim ke pulau yang kini dikenal sebagai Penang, di negara Malaysia, yang saat itu masih bernama Pulau Pangeran Wales. Itulah awal mula hubungannya dengan Asia Tenggara. Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811, ketika Kerajaan Inggris mengambil alih jajahan jajahan Kerajaan Belanda dan ia tidak lama kemudian dipromosikan sebagai Gubernur Sumatra, ketika Kerajaan Belanda diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis.
Ia meninggal di London pada 5 Juli 1826 dalam usia 44 tahun. Usia yang relatif muda. Tapi yang menarik adalah kisah kehidupannya dengan istri pertamanya, Olivia. Pada 1814 kala Raffles berusia 33 tahun, istrinya meninggal karena malaria. Di Bogor tapi kemudian dimakamkan di Jakarta. Di Bogor dia membangun monumen untuk istrinya ini. Menarik bagaimana pasangan muda itu akhirnya terpisahkan oleh takdir. Dan tampaknya Raffles sangat menyayangi istrinya itu yang bernama lengkap Olivia Mariamne Devenish yang dinikahinya sejak 1805.
Raffles menduda sekitar tiga tahun sebelum akhirnya menikah lagi dengan Sophia Hull dari 1817 hingga 1826, tahun kematiannya. Aku tidak tau banyak info tentang tokoh ini. Penemuan kembali Candi Borobudur adalah prakarsanya, selain pendirian Kebun Raya Bogor dari pelebaran taman Istana Bogor yang menjadi kediamannya kala itu.
Dia juga seorang penulis. Ada beberapa buku yang telah ditulisnya, tapi yang paling terkenal tentu saja buku yang berjudul History of Java. Konon kita melaju di sisi kiri jalan juga karena kebijakannya. Tidak hanya itu, demi meneliti dokumen – dokumen sejarah Melayu yang mengilhami pencarian Raffles akan Candi Borobudur, ia pun kemudian belajar sendiri Bahasa Melayu. Hasil penelitiannya di pulau Jawa dituliskannya pada sebuah buku berjudul: History of Java, yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa.
Raffles punya lima orang anak dari kedua istrinya itu. Tidak tau masing-masing istrinya punya berapa anak. Tapi monumen yang dibangunnya di Bogor untuk mengenang kematian istri pertamanya, Olivia, sungguh menarik dan mengharukan. Aku tau monumen ini saat menonton acaranya Om Hao di youtube Kisah Tanah Jawa edisi “Kebun Raya Bogor”. Di monumen itu tertulis, “Kau tetap senantiasa ada di hatiku. Jangan pernah kita untuk saling melupakan. Walaupun takdir yang memisahkan kita. Kau jangan melupakanku.”
Oleh Dr. NURHADI, S.Pd., M.Hum.
Dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNYj
No Responses