Setelah ikut UTBK dan memperoleh nilai, calon mahasiswa mendaftarkan diri ke kampus dan jurusan idamannya. Serupa sistem pendaftaran di jenjang sekolah menengah, dimana nilai ujian nasional jadi basis seleksi masuk.
——
Memaparkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 01 Lebak Bulus, Prof. Mohamad Nasir selaku Menristekdikti tak henti-hentinya menyuarakan apa yang selama ini menjadi target kepemimpinannya: meningkatkan angka partisipasi kuliah, dan memperjuangkan agar setiap anak bangsa punya kesempatan mengenyam bangku pendidikan tinggi.
Cara bagi mereka yang berminat menjadi mahasiswa untuk mampu menjadi bagian dari perguruan tinggi, salah satunya adalah SBMPTN. Menggambarkan kepada peserta didik berkebutuhan khusus terkait rangkaian tes ini, sang menteri dalam kesempatan tersebut menganalogikan secara sederhana jalur ujian masuk tersebut. Bahwa SBMPTN secara sistem seleksi, tak jauh berbeda dengan ujian nasional (UN).
“KIP Kuliah akan berlaku 2020, Dalam rapat kabinet, presiden sudah memaparkan (bahwa) dana infrastruktur akan digeser besar-besaran ke peningkatan SDM. Oleh karena itu adik-adik, harus ikut menikmati fasilitas ini dengan cara masuk kuliah. SBMPTN mudah kok, tidak ribet, tidak jauh beda dengan kita ikut UN dan masuk SMA,” terang Nasir pada Rabu (06/03).
Kemiripan UN dan SBMPTN disebutnya terletak pada bagaimana urutan penggunaan masing-masing ujian untuk seleksi di jenjang yang lebih tinggi. Ujian Nasional sebutnya, jika anak lulus SMP dengan nilai tertentu, maka nilai itu akan dipakai untuk daftar SMA. Mereka yang nantinya dinyatakan lolos, adalah anak-anak dengan nilai terbaik.
SBMPTN juga sama. Calon mahasiswa yang ingin ikut jalur ini, harus ikut tes terlebih dahulu. Berjuluk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Selepas ikut ujian, peserta akan dapat nilai sesuai pencapaiannya. Nilai inilah yang digunakan untuk mendaftar kuliah.
“Jadi secara sistem seleksi tak jauh beda. Ujian dulu, dapat nilai, dipakai untuk daftar ke jenjang yang lebih tinggi. Namun bedanya materi SBMPTN adalah tes stokastik dan potensi akademik, serta basisnya adalah High Order Thinking Skill,” pungkasnya disambut riuh siswa SLB.
Dimulai dengan Pendaftaran
Untuk dapat mengikuti rangkaian seleksi SBMPTN, Prof. Ismunandar selaku Dirjen Belmawa Kemristekdikti menyebutkan bahwa calon mahasiswa harus mendaftarkan diri dalam UTBK. Pendaftar harus memenuhi syarat administratif dengan status lulusan tahun 2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan menengah SMA/MA/SMK dan sederajat, ataupun lulusan Paket C tahun 2017, 2018, dan 2019
Pendaftaran dibuka per 1 Maret 2019 dengan biaya 200 ribu rupiah. Khusus untuk pendaftar yang mengajukan bidikmisi dan memenuhi persyaratan administrasi yang menyatakan bahwa dirinya tidak mampu, maka akan digratiskan.
“Langkah pertama: daftar UTBK. Website LTMPT sempat macet dan ditutup sementara pada 2 Maret. Tapi sudah dibuka lagi, dan kini kapasitas entry satu menit bisa melayani 3.000 peserta,” tukas Ismunandar.
Dalam melakukan proses pendaftaran, peserta diharuskan mengisi data di laman ltmpt.ac.id. Pada laman tersebut juga telah dicantumkan persyaratan apa yang harus diunggah, misalnya identitas diri, domisili, ijazah, atau kartu siswa.
Sedangkan biaya UTBK dibayar di bank mitra LTMPT seperti Mandiri, BNI dan BTN dengan virtual account yang muncul di website UTBK. Setiap anak disebut Ismunandar akan memperoleh kode virtual account berbeda. Peserta tes bisa langsung membawa kode beserta uang sejumlah tersebut ke teller bank, atau melalui transfer virtual account di mesin ATM.
“Bahkan bisa internet banking juga, yang penting transfer virtual account. Lebih mudahnya ya lewat teller saja, mbak-mbaknya (teller) yang membereskan,” ungkap Ismunandar.
Setelah semua proses pendaftaran terpenuhi, sistem akan memberikan keterangan detil berupa lokasi serta waktu peserta terkait untuk mengikuti UTBK. Lokasi tersebut akan diacak oleh sistem. Walau demikian, sebisa mungkin peserta mengikuti tes di kota domisili atau yang terdekat.
“Misalnya domisili di Gunungkidul. Terdekat ya ke Kota Jogja, tidak sampai diacak ke Solo,” ungkap Ismunandar.
ALUR UTBK
Boleh ikut Tes Dua Kali
Beberapa tanggal yang jadi jadwal UTBK, disebut oleh Prof. Ali Ghufron selaku Dirjen SDID Kemristekdikti diantarnaya adalah 13 April, 14 April, 27 April, 28 April dan 4 Mei 2019, sebagai gelombang pertama tes.
Sedangkan gelombang kedua digelar pada 11 Mei, 12 Mei, 18 Mei, 25 Mei dan 26 Mei 2019. Sehingga setiap gelombang, akan ada lima hari dengan dua sesi tes setiap harinya.
Selepas jadwal UTBK muncul, maka tugas peserta terkait adalah belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Setya Raharja selaku Kepala Admisi UNY juga mengingatkan bagi peserta ujian untuk jaga stamina dan kesehatan. Serta datang di lokasi tes tepat waktu.
“Kalau bisa, tren di ujian-ujian tahun sebelumnya justru sempatkan meninjau ruang sehari sebelumnya. Pokoknya siap lahir batin,” ungkap Setya.
Hasil UTBK kemudian bisa diperoleh kira-kira satu atau dua minggu setelah tes. Sebelum pendaftaran gelombang kedua ditutup, Ismunandar memastikan nilai UTBK sudah akan dirilis. Publikasi dilakukan melalui laman LTMPT yang mana hanya bisa dilihat dengan login terlebih dahulu.
“Satu login, satu anak, hanya bisa lihat nilainya sendiri. Tidak bisa lihat nilai temannya, untuk hargai privasi. Masalah ingin sharing itu nanti silakan dilakukan sendiri,” tukas Ismunandar.
Bagi mereka yang belum puas dengan nilai UTBK pertama, gelombang kedua bisa jadi sarana untuk menguji kembali kemampuan. Namun untuk mengikutinya Ismunandar menyebut bahwa calon peserta harus mendaftar dan membayar lagi.
“Nilai yang nantinya digunakan daftar SBMPTN tentu yang terbaik. Sesuai judgement peserta saja,” sebut Ismunandar.
Mendaftar SBMPTN
Setelah UTBK tuntas, barulah calon mahasiswa mendaftarkan diri ke program studi dan universitas yang diinginkan melalui website LTMPT. Proses inilah yang disebut sebagai SBMPTN. Peserta nantinya tinggal mengisi data dan syarat-syarat yang diperlukan saja, tanpa perlu membayar lagi.
Diagendakan, pendaftaran SBMPTN akan dibuka pada 10 hingga 24 Juni, dengan hasil seleksi akan diumumkan pada 9 Juli.
“Jadi secara sistem seleksi tak jauh beda. Ujian dulu, dapat nilai, dipakai untuk daftar ke jenjang yang lebih tinggi. Waktu SBMPTN tinggal seperti kita memilih sekolah saja,” ungkap Nasir.
Dalam memilih program studi dan universitas, Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY mengingatkan bahwa nilai UTBK harus jadi pertimbangan penting. Konsultasi dan pertimbangkan, bahwa dengan nilai UTBK yang telah dikantongi peserta apakah akan cukup untuk masuk di jurusan itu.
“Pilih sesuai minat dan bakat. Tidak untuk coba-coba,” pungkas Sutrisna seraya berpesan.
ALUR SBMPTN
JADWAL-JADWAL.
No Responses