Jika dalam gelaran SBMPTN sebelumnya UNY menjadi jujugan paling ramai untuk Ujian Keterampilan di Yogyakarta, tahun ini ujian serupa justru tak digelar. Diganti lewat portofolio dan unjuk kebolehan lewat video yang diunggah ke sistem.
Prof. Jamal Wiwoho, Inspektur Jenderal Kemristekdikti, menyebut dirinya terkesan atas Ujian Keterampilan yang sempat dihadirinya setahun silam di UNY. Saat itu, ia menyempatkan diri membacakan soal ujian kepada peserta tuna rungu. Lalu sehari kemudian menghantarkannya ke Laboratorium Musik dan Tari FBS, untuk menyaksikan siswi tersebut melenggok cantik di hadapan panitia.
“Semangatnya luar biasa,” kenang Jamal atas apa yang ia saksikan pada perio awal Mei 2018 tersebut.
Tahun ini, perubahan sistem dalam SBMPTN membuat ujian keterampilan takkan lagi digelar. Itu berarti takkan ada lagi tarian menginspirasi yang Jamal bisa saksikan di Laboratorium Musik dan Tari.
Namun bukan berarti tarian itu tak diberi kesempatan. Melalui perubahan sistem menjadi daring sepenuhnya, semua orang dari penjuru nusantara bisa merekam video sendiri dan mengunggahnya di laman SBMPTN.
Tidak perlu jauh-jauh ke FBS UNY dengan segala ongkos, tenaga, dan biayanya, untuk mendapat kesempatan lolos ke perguruan tinggi yang mereka idamkan. Sehingga cita-cita untuk membuka kesempatan kuliah bagi setiap anak bangsa, makin dekat terwujud dengan perubahan sistem ini.
“Semuanya akan diganti portofolio. Sertifikat iya jika ada, dan video tarian juga. Tidak perlu jauh-jauh ujian keterampilan,” ungkap Prof. Ravik Karsidi selaku Ketua LTMPT di sela-sela rangkaian pencalonan Rektor UNS pada Senin (15/02), mendampingi Jamal yang saat itu didapuk sebagai calon tunggal hasil musyawarah senat UNS.
Mengunggah Video
Dengan adanya kesempatan unggah portofolio, Setya Raharjo selaku Kepala Kantor Admisi UNY menyebutkan bahwa esensi tes keterampilan sejatinya takkan hilang sama sekali. Setiap video dan sertifikat jadi pertimbangan signifikan bagi universitas untuk memutuskan diterima tidaknya calon mahasiswa tersebut.
“Itu nanti tes uji keterampilan akan diganti dengan portofolio,” kata Setya.
Video sebagai salah satu bentuk portofolio tersebut, diungkapkan Setya akan diarahkan sesuai bidang studi yang akan diambil calon mahasiswa terkait. Misalnya jika calon mahasiswa tersebut akan masuk Pendidikan Seni Tari seperti apa sempat disaksikan Prof. Jamal, maka mahasiswa tersebut bisa upload video dia sedang menari di atas panggung atau bahkan di depan rumahnya.
Begitupula jika calon mahasiswa mendaftar jurusan keolahragaan, maka dia harus membuat video yang memperlihatkan ketangkasan dan keterampilan dia. Lebih baik lagi jika olahraga yang ditampilkan tersebut merupakan keahlian sang calon mahasiswa. Misalnya, atlet basket menampilkan sedang dribbling dan shooting three point.
“Videonya bebas. Yang penting menunjukkan portofolio dia di bidang itu. Pendidikan seni tari, ya upload video menari. Tampilkan yang terbaik dan mencerminkan keahlian anda,” ungkap Setya.
Dalam membuat video, juga tidak ada kewajiban untuk menggunakan dan mencantumkan identitas, atau melakukan editing apapun. Karena pada prinsipnya, video tersebut murni ditujukan untuk melihat kemampuan bakat calon mahasiswa.
“Tidak perlu dibuat vlog. Video, direkam, jadi, lalu upload saja di [website] sistem SBMPTN,” kata Setya.
Portofolio Sertifikat dan Piagam
Unggah portofolio juga bisa dilengkapi dengan sertifikat atau piagam bagi mereka yang pernah mengikuti atau menyabet gelar juara pada kompetisi tertentu. Lagi-lagi karena sifatnya sebagai portofolio, Setya mengarahkan agar sertifikat yang diunggah juga sesuai dengan bidang yang dituju. Sejalan dengan prinsip untuk melihat kemampuan bakat calon mahasiswa.
“Kita menerima segala bentuk piagam. Tapi menurut saya ini common sense, ya kalau mau masuk jalur olahraga maka masukkan piagam olahraga. Karena ini sifatnya portofolio, bukan Seleksi Mandiri Prestasi,” ujar Setya.
Perbedaan portofolio di SBMPTN dengan Seleksi Mandiri (SM) Prestasi, juga digarisbawahi oleh Prof. Margana selaku Wakil Rektor I. Untuk SBMPTN, portofolio murni ditujukan untuk mengetahui apakah calon mahasiswa memang ahli di bidang tersebut. Itulah kenapa piagam portofolio sebaiknya linier.
Sedangkan untuk SM Prestasi yang , walau piagam portofolio yang linier dengan program studi tujuan juga dianjurkan, namun piagam prestasi yang tak linier juga tak masalah untuk dimasukkan. Anak yang berprestasi di bidang olahraga misalnya, bisa saja daftar ekonomi dengan piagam olahraganya. Dan diterima melalui jalur ini.
“Karena memang kalau SM Prestasi, acuannya prestasi. Masuk ke UNY diarahkan kampus untuk mendulang lagi prestasi, apapun prodinya. Kalau SBMPTN, walaupun semua mahasiswa pada prinsipnya juga didorong berprestasi, tapi yang diuji adalah keahliannya. Anda ahli di bidang olahraga, maka upload lah portofolio olahraga,” pungkas Margana.
No Responses