Sepuluh Jurus Mengarungi World Class University

 LAPORAN UTAMA

Semangat Inovasi Pendidikan, ditegaskan UNY lewat sepuluh jurus andalan. Jurus ini menjadi bagian dari Rencana Strategis 2015-2019, sekaligus menjadi kompas untuk mengantarkan UNY menjadi World Class University.

 

 

Kesuksesan patutlah disyukuri. Namun Sutrisna menyakini pepatah bijak, bahwa tiada kesuksesan yang datang tiba-tiba. Seluruhnya direncanakan.

Itulah mengapa, Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY menyebut Dies Natalis tahun ini memiliki tema “Inovasi Pendidikan untuk Indonesia”. 55 tahun berlalu, semangat UNY disebutnya tak boleh luput sedikitpun untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan bangsa ini kepada UNY. Yang tercantum dalam statuta sebagai universitas dengan mandat sebagai LPTK, serta tercantum dalam visinya untuk menjadi “Universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan pada tahun 2025”.

“Itu harus kita tunaikan, caranya, lewat strategi dan indikator yang terukur,” ungkap Sutrisna.

Sepuluh jurus andalan kemudian dihadirkan dalam Rencana Strategis UNY 2015-2019. Tahun ini, sebagai tahun terakhir rencana strategis, UNY kembali menggelorakan rencana ini lewat gelaran Dies Natalis.

 

Pendidikan Akademik dan Karakter

UNY melaksanakan setiap pekerjaannya dengan merujuk pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) UNY 2015-2019. Tahun 2019 ini, tujuan inovasi pendidikan untuk Indonesia diejawantahkan melalui sepuluh tujuan sebagai berikut: Pertama, kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan. Kedua, implementasi pendidikan karakter. Ketiga, kualitas kelembagaan. Keempat, relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan. Kelima, relevansi dan produktivitas pengabdian pada masyarakat. Keenam, kapasitas inovatif. Ketujuh, sarana daya pendukung. Kedelapan, relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya manusia. Kesembilan, kinerja dan akuntabilitas keuangan. Kesepuluh, tata kelola, kualitas layanan, dan dukungan yang baik serta maksimal pada semua unit.

Khusus unutuk pendidikan akademik dan karakter, tiga strategi pertama menjadi fokus. Misalnya lewat menghadirkan rasio afirmasi, atau persentase jumlah mahasiswa dari golongan pra sejahtera, yang terus ditingkatkan. Pada tahun ajaran 2018/2019, UNY menargetkan 20% rasio afirmasi.

“Jadi diantara satu dari lima mahasiswa UNY, ada yang berasal dari rasio afirmasi. Misalnya mahasiswa UKT I, UKT II, Bidikmisi, serta kuota khusus untuk mahasiswa Indonesia Timur,” imbuh Prof. Margana selaku Wakil Rektor I.

Sertifikasi kompetensi juga digalakkan oleh UNY. Sehingga kemampuan lulusan tak hanya teruji secara akademis, tapi sesuai dengan standar industri yang diincar. Itulah mengapa di UNY terus digelar Pendidikan Profesi mulai dari Guru sampai Insinyur.

Tahun 2018 capaian presentase lulusan bersertifikat kompetensi mencapai 71,26 % atau melebihi 4% dari target. Capaian tersebut diperkuat dengan kondisi program studi di UNY telah berkerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Sedangkan khusus untuk PPG, UNY telah menyelenggarakan pendidikan profesi untuk total 2.504 peserta. 1.732 diantaranya telah dinyatakan lulus.

“Termasuk pada triwulan I (Januari-April 2019) ini, ada batch baru, 357 orang lulus PPG. UNY termasuk LPTK dengan kuota PPG paling besar,” imbuh Margana.

Untuk menguatkan kompetensi tersebut, Implementasi pendidikan karakter berjati diri Indonesia tak bisa dilepaskan dari bagaimana bangsa ini harus meletakkan pondasi peradabannya. Sutrisna mengungkapkan bahwa secara historis sebagai kampus kependidikan, UNY memiliki Jurusan PKnH dan Pendidikan Sejarah yang telah lama berkutat pada isu-isu ini.

“Sebagai bagian dari Fakultas Ilmu Sosial, jurusan ini juga dengan bangga memiliki sosok kaliber seperti Prof. Ahmad Syafii Maarif dan Prof. Lafran Pane yang baru saja di tahun lalu dinobatkan sebagai pahlawan nasional,” imbuh Prof. Ajat Sudrajat selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, yang membawahi dua jurusan tersebut.

Akan tetapi, UNY memahami bahwa karakter tak bisa digerakkan hanya dari dua bidang studi saja. Sejalan dengan pelaksanaan pendidikan karakter yang mulai berkembang dalam kurikulum sekolah, UNY tak boleh ketinggalan mendidik calon guru yang memiliki kompetensi serupa. Karena karakter yang ditanamkan para guru, lalu termanifestasi dalam keunggulan luhur para siswa yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, mampu menggerakkan pendulum kemana peradaban Indonesia bergerak.

“Akhirnya Pimpinan mengarahkan pembentukan Pusat Studi Pancasila dan Konstitusi (PSPK). Riset-riset tentang Pancasila, termasuk buku praksis pendidikan Pancasila. 76 prodi tercatat telah menerapkan Pancasila dan Pendidikan Karakter diselipkan dalam materi serta pedagogisnya,” ungkap Ajat.

 

Riset dan Peningkatan SDM

Publikasi internasional juga tak bisa dilepaskan sebagai kewajiban universitas. Tridharma menekankan Penelitian sebagai aspeknya yang pertama. Oleh karena itu dalam strategi keempat, produktivitas riset dan pengembangan menjadi fokus. Ia kemudian didampingi dengan pengabdian pada masyarakat sebagai strategi kelima, dan kapasitas inovatif sebagai strategi keenam.

Dengan publikasi, Sutrisna menyebut bahwa UNY tak hanya hendak menghadirkan diri sebagai kampus yang bercokol di peringkat tinggi dalam jajaran kampus-kampus nasional ataupun dunia. Karena kampus ini memiliki aspirasi untuk berkontribusi bagi pengembangan bangsa, sekaligus bidang keilmuan yang menjadi fokus dari masing-masing ilmu yang menjadi topik penelitian.

Sedangkan dengan peningkatan SDM, yang salah satunya dilakukan UNY melalui peningkatan dosen bergelar doktor lewat memberikan izin ataupun tugas belajar seluas-luasanya, diharapkan kapasitas keilmuan dosen meningkat. Hasilnya, kualitas pembelajaran dan riset meningkat pula.

“Dengan demikian, UNY dapat lebih bermanfaat luas,” ungkap Sutrisna.

Atas dasar tersebut, UNY berhasil merilis 369 publikasi internasional terindeks sepanjang tahun 2018. Jurnal-jurnal tersebut menghadirkan inspirasi bagi 93.551 sitasi atas karya-karya scholar lain di penjuru muka bumi, yang memilih untuk mengutip dan mengembangkan  karya-karya dosen UNY.

Jumlah publikasi ini telah mengantarkan UNY melewati angka 300 publikasi internasional terindeks SCOPUS, ambang batas yang dibutuhkan untuk masuk dalam pemeringkatan QS, sehingga mengantarkan UNY untuk pertama kalinya mencatatkan diri bercokol di peringkat 451-500 QS Asia.

“300 is the magic number. Dengan jumlah tersebut UNY masuk ke pemeringkatan QS,” ungkap Basikin, PhD., Sekretaris Eksekutif dan Anggota Tim Asistensi Jurnal Ilmiah UNY.

 

Pendukung

Strategi ketujuh hingga kesepuluh, baik berupa fisik layaknya sarana prasarana hingga secara non-fisik seperti kinerja, akuntabilitas keuangan, hingga kualitas layanan, kemudian berkontribusi sebagai pendukung kemajuan universitas. Karena untuk menghadirkan kualitas pendidikan yang baik, sarana daya pendukung juga tak kalah penting seiring sentralnya peran infrastuktur dalam menguatkan pelaksanaan Tridharma Pendidikan.

“Per tahun 2018, UNY telah memiliki 410 ruang laboratorium dan mampu memenuhi 90% sarana prasarana pendukung yang dibutuhkannya,” sebut Prof. Edi Purwanta selaku Wakil Rektor II UNY.

Penyelenggaraan ruang laboratorium yang makin mapan di kampus ini, tak bisa dilepaskan dari 12 gedung laboratorium hasil pembangunan IsDB yang telah disahkan pada April 2018 lalu. Gedung laboratorium tersebut tersebar di seluruh fakultas kampus Karangmalang. Dengan masing-masing gedung terdiri atas beberapa ruang laboratorium, serta memiliki spesialisasi risetnya tersendiri.

Di Laboratorium Ekonomi dan Bisnis misalnya, UNY memiliki Laboratorium Komputer, Laboratorium Pasar Saham (Stock Exchange), Laboratorium Akuntansi Manual, Laboratorium Audit, Laboratorium Simulasi Perkantoran, Laboratorium Micro Teaching, dan Laboratorium Mesin Perkantoran. Keseluruhan laboratorium tersebut memiliki kapasitas kurang lebih 400 mahasiswa.

“Sangat mendukung proses pembelajaran,” ungkap Dr. Sugiharsono selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang juga menjadi Panitia bergilir Dies Natalis UNY di tahun ini.

Untuk mengoptimalkan laboratorium, sarana pendukung berupa alat-alat laboratorium juga terus dipacu pengadaannya. Per tahun 2018, baru 35% sarana pendukung yang dapat terpenuhi. Sarana pendukung tersebut sangat beragam. Mulai dari pengadaan jaringan fiber optik di gedung IDB UNY guna menghadirkan internet cepat bagi civitas akademika, sampai fixture dan funiture untuk laboratorium teknik sipil. Proses pengadaan alat kedepan akan dilanjutkan secara bertahap melalui lelang di tahun 2019, sesuai tata kelola dan kapasitas keuangan universitas.

Selain itu, pembangunan melalui dana Pendapatan Negara Bukan Pajak, termasuk dari Uang Pangkal Pengembangan Akademik yang dikenakan secara sukarela kepada mahasiswa baru, juga mencatatkan capaian indikator pembangunan di atas target.

Gedung Pascasarjana misalnya, pada Sabtu 4 Mei yang lalu telah diresmikan oleh Wakil Presiden Bapak Dr Muhammad Jusuf Kalla. Dalam peresmiannya, beliau berpesan kepada kita semua untuk menjadikan gedung ini sebagai momentum UNY  terus memiliki paradigma futuristik lewat inovasi pendidikan yang dicetuskannya. Karena pendidikan bukanlah museum yang bertujuan mengenang sesuatu, tapi menyiapkan kompetensi untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dua gedung lain dari dana PNBP yang telah beroperasi, adalah penataan taman depan gedung rektorat dan gedung parkir terpadu. Sedangkan gedung IKA UNY terus mencatatkan progres positif.

“Semua fasilitas tersebut syaa harapkan dapat mendukung dan menegaskan peran kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena UNY punya kewajiban sebagai institusi akademik. Untuk terus menghadirkan inovasi pendidikan bagi Indonesia,” pungkasnya.

No Responses

Comments are closed.