Usai sudah proses pemilihan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Selasa lalu (26/01) di Auditorium UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO terpilih sebagai Rektor Periode 2021-2025.
Lima Bakal Calon Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sampaikan visi, misi, dan
program kerja 2021-2025 di Sidang Senat Terbuka. Sidang ini dibuka pada Rabu (21/10) oleh Ketua Senat UNY Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. dan dihadiri Kepala Biro Sumber Daya Manusia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SDM Kemendikbud) Diah Ismayati.
Keputusan itu hasil dari rapat senat tertutup bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili oleh Prof. Arif Junaidi, Ph.D., Direktur Belmawa Dirjen Dikti.
Sumaryanto memperoleh 59 suara, menggeser kedua kandidat lain. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari suara menteri sebesar 35% dan senat 65%. Sumaryanto berlatar belakang profesor bidang Filsafat Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Sebagai
rektor baru, Sumaryanto hendak menyinergikan “kesatuan karakter” dalam pengembangan UNY secara tritunggal antara nilai dasar, visi, dan misi. Nilai-nilai tersebut,
menurutnya, terejawantah menjadi “orientasi jati diri” kampus yang selama ini telah dikenal sebagai perguruan tinggi kependidikan terpandang berkelas dunia. Tentu saja kekhasan itu tak lantas menutup untuk ranah nonkependidikan.
“Pada akhirnya, UNY menjadi universitas yang unggul dalam pengembangan bidang ilmu kependidikan dan nonkependidikan, tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar yang telah dibentuk,” jelas Sumaryanto.
Selain menerapkan nilai ketakwaan, kemandirian, kreativitas, kecendekiaan, dan inovasi,
Sumaryanto berencana membangun UNY sebagai kampus yang kuat jati diri keindonesiaannya. Tekad ini ia sesuaikan dengan posisi UNY di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara kultural sudah mengakar nilai-nilai tradisinya. Keunggulan itulah yang kemudian Sumaryanto dialogkan dengan spirit mengindonesia.
Menurut Sumaryanto, keunggulan itu berarti pengembangan UNY menjadi kampus kependidikan yang mempunyai daya saing global. Berdaya saing mempunyai arti adaptif terhadap segala perubahan tapi tetap berpijak pada kearifan lokal setempat.
“Keunggulan tersebut dalam rangka meningkatkan harkat, martabat, dan peradaban manusia, masyarakat, dan bangsa berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan,” ujarnya.
Membaca peluang di masa depan menjadi kunci Sumaryanto dalam menakhodai UNY. Ia telah menyiapkan enam skenario agar visi-misi besutannya tersasar strategis. Pertama, Sumaryanto menitikberatkan pada penguatan sumber daya manusia sebagai modal elementer untuk menggenjot daya saing perguruan tinggi. Kedua, membentuk atmosfer akademis dalam menyiapkan lulusan kampus yang sesuai kebutuhan zaman. Ia mengutamakan ranah pembentukan pola pikir (mindset) yang sesuai dengan tridarma perguruan tinggi.
selengkapnya baca di majalah pewara edisi januari 2021
No Responses