Tim Gitar Klasik Kampus Ungu Berlaga di Negeri Sakura 

 LAPORAN UTAMA

 

“Menggondol predikat Harumi Award di Jepang menunjukkan eksistensi Tim Nocturnal Guitar Quartet UNY diperhitungkan di kancah internasional. Prestasi membanggakan di kompetisi prestisius ini mengharumkan asma Indonesia” 

 

Pertengahan Juni, Tokyo, Jepang, masuk musim panas. Walau panasnya relatif menyengat, suhunya mencapai tak lebih dari 25 derajat. Kondisi itu acap dinantikan penduduk karena bisa leluasa bermain di luar ruangan. Kegiatan yang semula banyak diselenggarakan di dalam gedung, pada medio Juni sontak dialihkan ke halaman. Tempat luas ditengarai orang Jepang sebagai lokasi strategis untuk memanjakan tubuh dan pikiran. 

Bangunan itu tampak megah. Arsitekturnya khas kontemporer. Tapi orang Jepang cerdas untuk tak melupakan corak tradisional. Gedung National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) yang terletak di Minato, Tokyo, mewakili gaya modern dan tradisional. Halaman luas dengan dominasi rumput hijau yang terletak persis di gedung utama menambah pesona arsitektur kekinian negeri sakura itu. 

Tim Nocturnal Guitar Quartet, Gita Puspita A., Robi Handoyo, Vaisal Andrians, dan Adi Suparyogi—semuanya mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS, UNY—senyum sumringah manakala masuk GRIPS yang terletak di jantung Kota Tokyo. Mereka baru saja berhasil menyabet peringkat ketiga pada ajang Japan International Ensemble Guitar Festival (JIEGF) 30th 2018. Tahun ini merupakan pertama kalinya perwakilan dari Indonesia lolos. 

JIEGF menjadi ajang tahunan yang diselenggarakan di bawah komando Japan Guitar Ensemble Association. Jamak ranah acara dibesut, antara lain, festival, lokakarya, dan kompetisi. Karena level dunia, grup gitar klasik dari pelbagai negara diundang. Mereka menunjukkan kebolehan memainkan gitar secara komunal di depan khalayak. Bagi negara-negara di kawasan Asia, perlombaan itu begitu prestisius. JIEGF dianggap menjadi barometer musik klasik yang bergengsi. 

Atas prestasi fantastis tingkat dunia itu mereka mendapat Harumi Award sebagai Excellent Performance of a Modern Guitar Piece. Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, bangga dengan para mahasiswa kampus ungu itu. “Sangat luar biasa. Capaian tingkat internasional yang sangat membanggakan. Secara pribadi dan pimpinan, saya mengucapkan apresiasi serta selamat kepada tim, pembimbing, maupun panitia yang ikut serta menyukseskan kompetisi,” jelasnya. 

Selain tim UNY, empat rombongan gitar klasik dari kota gudeg juga ikut berkontestasi. Di samping Nocturnal Guitar Quartet, terdapat pula Duo Anantara, Duo Rocky, dan Duo Nabita. Yoshua J. D. Cahyo dan T. A. Ajie Batara, Duo Rocky, meraih juara pertama. Tabita Trisanta dan Nabila R. Alfiani, Nabita Guitar Duo, merebut kategori Best Student Award. Prestasi gemilang ini turut melambungkan nama Yogyakarta di level internasional. 

Tatkala tim duduk di GRIPS pada 27 Juni lalu, mereka seakan-akan belum percaya. Harapan yang mereka dambakan itu akhirnya terwujud. Tentu, perjuangan sampai ke tahap final di sana bukan semudah membalikkan telapak tangan. Meraih titik juara harus mereka lewati dengan keuletan beberapa bulan sebelum bertanding. Pagi sampai malam mereka berlatih secara intens. 

Robi Handoyo, salah seorang tim, mengekspresikan kebungahannya setelah sukses berlaga di Jepang. “Mewakili teman-teman, saya berterima kasih kepada doa dan dukungannya. Pihak kampus memberi kesempatan dan dorongan terbaik bagi kami,” ucapnya. Menurut Robi, tahun ini ia juga mendapat hoki. Ia diundang ke Italia. Sebuah negeri yang sangat maju di bidang seni musik klasik sejak masa Romawi. 

Usai perlombaan, di GRIPS, mereka juga menyaksikan gelaran akbar dalam rangka peringatan 60 tahun relasi bilateral Indonesia-Jepang. Peringatan itu diselebrasikan secara estetis dengan menampilkan pusparagam penampilan budaya kedua negara. Konser serupa juga digelorakan di Yogyakarta pada 18 Juli. 

TIm gitar klasik ini sudah terbentuk empat tahun silam pada 17 Feburari. Tahun lalu tim tersebut juga menekuk lutut lawan dengan menggondol rangking pertama di acara Tarrega Malaysia Guitar Festival. Acara yang diadakan di Kuala Lumpur itu menglorifikasikan kedudukan tim UNY di kancah dunia. 

Pada tahun yang sama, kelompok gitar klasik, juga menyabet juara kedua pada Valerio International Guitar Festival. Herwin Yogo Wicaksono, Dosen Pendidikan Seni Musik, menjadi pamong di belakang keberhasilan mereka. 

Author: 

Tim Redaksi. Semua tulisan di laman pewaradinamikauny.com, telah diterbitkan di Majalah Pewara Dinamika, Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk membaca versi lengkap dari setiap artikel dengan gambar ilustrasi dan infografis, baca versi (.pdf) majalah yang bisa diakses dan diunduh melalui bilah menu "Download Majalah".

No Responses

Comments are closed.