Laksana minum obat, menulis, apalagi artikel jurnal ilmiah yang kelak diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tak bisa sembarangan dan harus terukur. Pilihan obat memang beragam, bisa kimia atau herbal, maupun resep dokter dan resep shinsei. Tapi semua obat-obatan itu, tetap harus disesuaikan dengan kondisi tubuh, penyakit, serta dikonsumsi dengan takaran yang tepat agar bisa sehat sentosa di esok hari.
Berikut, tips menulis artikel jurnal ilmiah yang Pewara Dinamika rangkum dari beragam narasumber:
- Baca, baca, dan baca!
Prof Dr. Burhan Nurgiyantoro, Kepala Pusat Pengembangan Berkala Ilmiah, menekankan bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang lebih baik pula. Dengan membaca, menurutnya, penulis dapat memahami perspektif yang berbeda antar para peneliti. Pengayaan perspektif itu selain akan menambah pengetahuan peneliti, juga penting untuk refleksi dan inspirasi bagi peneliti dalam membuat artikel ilmiah yang lebih baik kedepannya.
- Ketahui Tren atas Suatu Fenomena
Aktualitas menjadi poin penting dalam menulis. Namun, makna dari aktualitas itu sendiri bukan sekedar mengupas atau mendalami sebuah topik yang menjadi perbincangan masyarakat. Tetapi, bagaimana artikel ilmiah yang ditulis nantinya mampu bermanfaat bagi refleksi pengembangan ilmu pengetahuan kedepan.
Jangan sampai, suatu fenomena yang sudah didalami oleh peneliti lain, diangkat kembali dengan metode penelitian dan kesimpulan yang sama persis hanya karena tidak tahu tren atas artikel jurnal terkini. Harus dikembangkan!
- Tulis topik yang dikuasai secara intens
Penguasaan topik akan membuat proses penulisan dapat makin cepat dan menghasilkan analisis mendalam. Namun, bukan berarti para peneliti yang belum menguasai suatu topik tidak berhak menulis artikel di bidang tersebut. Justru, pilihan itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi sang peneliti untuk mendalami dan mengkaji secara intens. Sehingga selain dapat berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, juga mengembangkan kapasitas diri.
- Ikuti workshop dan seminar
Beragam workshop dan seminar seputar berbagai bidang keilmuan, tersedia di internal UNY maupun di penjuru kampus Yogyakarta. Para peneliti dari luar negeri juga silih berganti menjadi pembicara dan membagikan pengetahuannya. Peneliti yang baik hendaknya memiliki semangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan itu sehingga dapat memperkaya perspektif pribadi.
Sedangkan bagi mereka yang menjadi pemakalah seminar, UNY bahkan menyediakan insentif serta akomodasi bahkan sampai ke luar negeri. Dan jika lolos prosiding terindeks, UNY akan memberikan tambahan insentif bagi sang penulis.
- Ikuti pembinaan dan komunikasi bersama Reviewer
UNY tiap bulannya mengelar batch penulisan jurnal, yang kini sudah sampai pada batch keempat. Reviewer yang berkapasitas keilmuan tinggi juga dihadirkan oleh UNY agar bisa saling berdiskusi dengan penulis jurnal secara tatap muka. Dengan demikian, diharapkan penulisan bisa makin cepat ditengah diskusi yang berjalan cair serta konstruktif.
- Koordinasi dengan Stakeholder UNY
Jika artikel ilmiah sudah selesai dan direvisi bersama reviewer, UNY menyediakan tim penerjemah yang siap mengoreksi struktur grammar dalam Bahasa Inggris, maupun mengalih bahasakan. Tim dari Lembaga Penlitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNY bersama dengan Wakil Rektor I juga telah menyiapkan tim yang akan menentukan ke jurnal mana artikel tersebut akan dikirim, sesuai dengan kualitas dan bidang kompetensinya. Koordinasi dengan stakeholder yang ada tentu akan membuat tugas peneliti semakin termudahkan. (Ilham Dary Athallah)
No Responses