Wawancara Khusus Prof. Dr. Sumaryanto, M. Kes.
Dies Natalis UNY ke-54 meneguhkan kehendak teguh kampus ini untuk menuju prestasi dunia. Mahasiswa mempunyai peran sentral dan kewajiban, untuk berkontribusi menggapai asa tersebut.
Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Prof. Sumaryanto selaku Wakil Rektor III UNY memebeberkan bagaimana idealisme tersebut selayaknya ditanamkan kepada setiap diri mahasiswa. Termasuk, kiat-kiat dan strategi untuk menggapai prestasi sesuai kapasitas dan kapabilitas yang tersedia.
Bagaimana asa “Menuju Prestasi Dunia” dalam Dies Natalis selayaknya dimaknai oleh mahasiswa?
Kita harus menilik dan berkilas balik, bahwa kehendak untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional sudah lama menjadi target UNY. Visi misi kita telah mencantumkan target tersebut sejak lama. Bahkan dengan linimasa yang jelas. Tahun ini menjadi PTNBH (Perguruan Tinggi Negara Badan Hukum), lalu tahun 2025 menjadi peringkat 500 dunia.
Itulah idealisme dan keinginan UNY, sejak lama dan dengan konsisten. Sehingga juga harus menjadi idealisme setiap civitas, tak terkecuali mahasiswa. Aktivitas dan kegiatan kemahasiswaan UNY, juga sudah selayaknya berorientasi pada target UNY. Latihan-latihan tekun, lalu bertarung dan merangkak pelan-pelan dari tingkat regional sampai nasional dan internasional.
Pertandingan tingkat nasional, juga selayaknya menjadi prioritas. Kita bisa tilik dari daftar mahasiswa berprestasi kita, baik fakultas ataupun universitas dan mereka yang mewakili kampus ini ke tingkat dunia. Banyak-banyak, prestasinya sudah mencapai regional dan internasional. Itulah mengapa mereka menjadi bukti, bahwa UNY sudah lama memiliki asa menuju prestasi dunia. Dies natalis hendak menegaskan kembali target tersebut.
Apakah ada strategi khusus bagi Kemahasiswaan untuk mencapai prestasi Internasional?
Salah satu yang telah dilakukan kemahasiswaan, adalah prioritas penggunaan dana untuk mereka yang hendak mengikuti kejuaraan regional/internasional. Dananya jelas kami berikan lebih banyak, dibanding mereka yang sekedar ikut tingkat nasional. Apalagi jika menurut data dan pengamatan kami, sosok tersebut potensial untuk memperoleh juara.
Intinya, kita sama-sama memilih dan mengarahkan kepada mahasiswa. Jika anda memiliki bekal kemampuan dan kemauan yang cukup, ikutilah kejuaraan regional dan internasional. Termasuk, jika menggelar kegiatan juga bertaraf internasional.
Mengapa UNY memiliki target untuk menggelar kegiatan internasional sendiri?
Kita berkaca dari gelaran seminar internasional. Mengacu pada komitmen pencapaian UNY ke depan, kerja keras dan kualitas akan terus ditingkatkan terkait kualitas layanan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan layanan kepada masyarakat. Termasuk dalam menggelar seminar internasional. Oleh karenanya, 23 kegiatan dan 28 seminar internasional pada saat dies natalis.
28 seminar internasional itu akan berlangsung sepanjang tahun. Isi dan tujuannya untuk memfasilitasi inovasi bagi dosen, dengan mengindekskannya kepada Scopus sebanyak mungkin. Ini sejalan dengan apa yang digelorakan Bapak Rektor, tahun 2018 ini harus ada inovasi tepat guna, di antaranya menampilkan pagelaran wayang kulit dan tari-tarian seperti ketoprak, pentas seni kolaborasi Ramayana. Segenap civitas akademika UNY menyadari dengan inovasi bisa menaklukkan di era disrupsi,
Itulah mengapa, gelaran kemahasiswaan juga harus tingkat internasional. Misalnya ketika anak-anak FIK menginisiasi lomba panahan, kita apresiasi betul dan mengarahkan adanya perwakilan dari dunia. Ini tantangan sekaligus hajat besar. Karena kita bukan hanya hendak menyelenggarakan kegiatan yang baik untuk diikuti setiap peserta, tapi akan menampilkan wajah UNY pada dunia.
Walaupun, dunia jangan tidak bisa dipandang secara tekstural saja. Misal atlitnya mesti berorientasi seko afrika, australia, amerika. Pemain bulutangkais yang bagus, itu justru asia. Nanti daripada diartikan harus dari afrika, bukan. Yang penting diikuti level dunia. Tidak harus ada yang dari Afrika dan Australia.
Sekarang Asia dengan Eropa, itu sudah salah satu unggulan dan kerap memboyong prestasi-prestasi. Sangat kompetitif. Juara olimpiade, bahkan juara umumnya, tiap tahun ya dari kontinental ini. Amerika Serikat sudah jarang. Termasuk atlit-atlit peringkat dunia itu banyak dari asia.
Apa saja manfaat yang bisa dipetik UNY dari gelaran kemahasiswaan tingkat internasional?
Selama ini, di Jogja dan di Bali sudah digelar (kejuaraan dunia) berulang-ulang. Kejuaraannya pun macam-macam. Mulai dari lari maraton, sepeda, hingga lomba kesenian yang jelas Jogja ini sebagai gudangnya budaya.
Inilah, yang bisa jadikan modal untuk memandang diri sendiri dengan bangga. Kita Indonesia juga mampu bersaing. Jangan pernah mau kalah dan diremehkan dengan negara lain. Termasuk, menunjukkan kepada dunia atas kemampuan negeri ini menjadi tuan rumah yang baik. Seperti yang kita sedang saksikan bersama-sama dalam gelaran Asian Games. Ada 17 atlit UNY disana.
Universitas Negeri Yogyakarta telah lama hendak menginisiasi strategi repurtasi. Salah satu yang menjadi saran Mandy Mok, pimpinan pemeringkatan QS Asia, adalah upaya membentuk merk dan pemasaran. Bahwa UNY punya nilai tersendiri dari namanya.
UNY harus berupaya secara maksimal dalam membentuk merk dagang yang berafiliasi dengan pendidikan. Beliau juga memberikan contoh yang sudah mapan, seperti universitas-universitas di Malaysia yang mulai melalukan ekspansi pemasaran di media-media internasional dan juga maskapai penerbangan. Diharapkan setelah adanya sosialisasi ini seluruh sivitas akademika dapat turut andil dalam mewujudkan visi UNY untuk menjadi universitas kependidikan kelas dunia.
Itulah mengapa, tak boleh ada kata menyerah untuk memperkenalkan UNY kepada dunia. Cara yang bisa ditempuh, adalah merengkuh prestasi di tingkatan yang sama. Itulah yang kita sebut sebagai menuju prestasi dunia.
Lalu, apa pesan-pesan dari Bapak agar mahasiswa berprestasi?
Terus berjuang. Terlebih ditengah momentum kemerdekaan ini (Bulan Agustus), kita harus bersyukur bahwa negeri ini sudah merdeka. Sehingga ada saat dan momentum bagi kita, untuk mengisi waktu bukan dengan mengobarkan fisik. Namun mengobarkan karya.
Itulah mengapa kita tidak selayaknya hanya bersyukur untuk menghargai para pahlawan. Tapi juga harus mewujudkan cita-citanya, dalam posisi apapun. Menjadi mahasiswa yang berprestasi dan baik, dengan berorientasi kepada sifat unggul kreatif inovatif dengan berlandaskan karakter takwa mandiri dan cendekia. Intinya cepat lulus, IPK tinggi, bekerja dan studi lanjut sesuai kompetensinya secara linear, dan masa tunggunya rendah, itu salah satu wujud kita berprestasi.
Tentu seperti jalan menuju Roma, ada banyak jalan lain untuk menjadi berprestasi. Tak hanya dengan cara-cara itu saja. Bagi wisudawan, jalinlah hubungan yang baik dengan almamater dan Ikatan Alumni. Yang berlebih, membantu yang kurang. Yang kurang, meneladani yang berhasil. Senantiasa bersyukur, bertawakal, dan mengupayakan yang terbaik demi kemajuan bangsa.
Itu menurut saya, mahasiswa dapat berprestasi dan manfaat. Tidak hanya ketika ia berstatus sebagai mahasiswa, tapi juga sepanjang hayat.
Related Posts
Guru Itu Tugas Mulia, Penyalur dan Investasi Peradaban
Tilik Rancangan Dasar Hukum PTNBH UNY
Ir. Drajat Ruswandono, MT. (Sekretaris Daerah Gunungkidul) Pemkab Gunungkidul Dukung Penuh Kampus UNY!
Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. – Majukan UNY dengan Kecepatan Cahaya
GKR Hemas – Anugerah yang Sangat Layak
No Responses